Kesaksian dan Pertobatan

 

Pertobatan Mohan Jhass

Picture
Mohan Jhass terlahir dengan keberuntungan besar dalam sistem kasta India. Keluarganya termasuk dalam kasta Brahmana, dan Mohan adalah anak sulung. Hal ini berarti bahwa dia diijinkan -- dan sangat diharapkan -- untuk menjadi seorang pendeta Hindu.

"Jika Anda lahir dalam suatu sistem keagamaan, dalam sebuah kasta, maka Anda mengerjakan apa yang dilakukan keluarga. Anda tidak dapat memilih profesi atau cara hidup sendiri," kata Mohan. "Meskipun saya berkelimpahan secara finansial, mempunyai rumah besar, keluarga besar, kekayaan orangtua, hak untuk menjadi pendeta Hindu -- saya memiliki semuanya itu. Namun masih ada sesuatu dalam diri saya yang berkata, 'Itu belum cukup.' Ada sesuatu tentang Allah yang lebih dari yang saya ketahui."

Sejak berusia tiga tahun, Mohan telah memulai pelatihan kependetaannya. Dia belajar disiplin yang ekstra ketat dan banyak keahlian. Meskipun dia masih anak-anak, tapi sudah banyak pertanyaan yang mengganggu pikirannya. "Salah satu dari pertanyaan tersebut adalah saya sering bertanya kepada guru saya, 'Guru, kapankah saya akan mendapat kedamaian?' dan para guru akan selalu berkata, 'Saat kamu dewasa nanti.'" Ketika mencapai usia remaja, dia masih juga belum mendapat jawaban. "'Guru, saya masih belum merasakan kedamaian. Kapankah saya akan mendapatkannya?' Saat itu saya berusia sekitar 15 tahun," kata Mohan. "Guru saya pada waktu itu sudah berusia 90 tahun. Pada saat itu dia mengatakan kepada saya bahwa dia pun belum pernah merasakan kedamaian. Mereka sering mengatakan dan menggunakan kata damai, tetapi mereka tidak mengetahui apa artinya."

Meskipun sedang bermasalah, Mohan tetap melanjutkan pelatihannya selama dua tahun. Kemudian seorang misionaris Amerika datang berkunjung ke pura-nya. Nama misionaris itu adalah Herb, dan Mohan ditugaskan untuk menjelaskan tentang ajaran Hindu kepada Herb. "Herb ingin mengetahui banyak hal dan saya dengan sangat bangga menceritakan padanya tentang evolusi ajaran Hindu," kata Mohan, "saya ceritakan dari mana asalnya ajaran ini dan bagaimana saya bisa mempercayainya. Saya ingin selalu bersama Herb untuk melatih kemampuan saya dalam berbahasa Inggris. Saat bersama Herb, saya melihat bahwa dia memiliki sesuatu yang berbeda."

Mohan tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya kepada Herb. "Apa yang sebenarnya kamu miliki?" tanya Mohan. "Ceritakan padaku tentang Allahmu." Herb sangat senang untuk menceritakan tentang Yesus Kristus kepada Mohan. Tak lama sesudah itu, Mohan mengerjakan sesuatu yang tak pernah terlintas dalam pikirannya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Mohan pergi ke gereja.

"Setiap kali pendeta di gereja memandang diri saya, maka saya merasa seolah-olah dia berkata 'Mohan, kamu orang berdosa.' Memang dia tidak memanggil nama Mohan, namun dia berkhotbah bahwa semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Satu-satunya cara untuk mengenal Allah hanyalah dengan datang kepada Allah dalam kuasa darah Yesus yang telah membayar semua dosa," kata Mohan.

"Saya tidak mengetahui bahwa saya adalah orang berdosa. Saya tidak berpikir bahwa saya berdosa, karena saya tidak merokok, tidak minum minuman keras, tidak mengerjakan hal-hal yang tidak berguna. Saya tidak melakukan itu semua. Hati saya penuh dengan kebanggaan tentang siapakah diri saya. Saya berpikir bahwa saya adalah seorang yang berarti. Saya mengetahui seni-seni perang, melakukan yoga, meditasi, dan saya merasa lebih unggul dalam segala hal. Juga latar belakang keluarga saya yang memberikan status. Menjadi seorang pendeta Hindu adalah hal yang luar biasa, namun tetap saja, saya tidak menemukan kedamaian."

Mohan sangat tertarik dengan kebenaran itu, tetapi dia juga takut tentang bagaimana masa depannya. Herb mengetahui hal tersebut ketika mengajak Mohan pulang. Mohan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Sekarang dia harus menghadapi apa yang ditakutkannya. "Lebih baik kamu mati daripada menjadi seseorang yang paling dibenci dalam keluarga," kata Mohan. "Banyak orang yang menjadi pengikut Kristus, dan, bahkan saat ini di India, mereka menghadapi kematian. Dan situasi yang sama juga diperhadapkan pada saya. Jika memilih Kristus, saya akan kehilangan hidup yang pernah saya jalani. Saya diberi waktu satu jam untuk memutuskannya.

"Oleh keluarga, saya diminta untuk memilih antara menyerahkan hidup kepada Kristus atau menjalani hidup saya yang lama," kata Mohan. "Lalu saya berdoa. Saya berkata, 'Tuhan pandulah aku.' Kitab pertama yang saya buka adalah Lukas 9:23: "Kata-Nya kepada mereka semua: 'Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.'""

"Saya berkata, 'Tuhan, saya ingin menyangkal segala sesuatu tentang diri saya, dan saya ingin kamu menjadi Allah dalam hidup saya.' Tindakan selanjutnya yang saya ingat adalah, ada ketukan di pintu. 'Apa keputusanmu?' Dan saya menjawab, 'Saya menjadi pengikut Kristus.' 'Keluar dari rumah ini!' adalah jawaban yang saya terima dari keluarga saya."

Mohan dicampakkan keluarganya dan dia tidak mempunyai tempat tujuan. Akhirnya ia tinggal dan bekerja dalam pelayanan misi bersama Herb. Ia ingin pergi ke Amerika. Dalam enam bulan berikutnya, dia tiba di Longview, Texas, dengan berbekal beberapa baju dalam tasnya.

"Saya bekerja selama 70 jam seminggu dan juga pergi kuliah," kata Mohan. Saya mencuci semua peralatan dapur di Le Tourneau University. Saya membersihkan semua ruangan pada malam hari. Dan saya beruntung bisa tidur selama 2 jam tiap malamnya."

Mohan lulus dari dua disiplin ilmu yang diikutinya -- Alkitab dan teknik mesin. Kemudian dia menikah dengan Susan dan mereka memulai kehidupan berkeluarga. Mohan sekarang menjadi pendeta di sebuah gereja lokal dan melayani sebagai ahli terapi yang berpengalaman, memberitakan tentang Kristus.

Sumber: Situs CBN WorldReach

Kebaikan Tuhan

Shaloom !…Sudah lama sekali Sandy ingin menulis mengenai hal ini. Satu kisah nyata mengenai kebaikan Tuhan kepada keluarga Sandy. Kiranya tulisan ini dapat menjadi satu kesaksian untuk menguatkan iman teman-teman yang terkasih. Dan saya tahu saya menulis ini karena Tuhan dan Roh Kudus menyetujuinya. Saya pernah menganggap diri Saya adalah orang yang paling menyedihkan di dunia, kalau melihat jalan hidup saya sendiri. Semenjak kecil, saya mengikuti orang tua saya, sudah beberapa kali saya mengalami kejatuhan demi kejatuhan, kebangkrutan demi kebangkrutan. Bisa saya hitung dengan tangan saat ini sudah tiga kali kami mengalami kejatuhan tersebut. Keluarga kami tadinya adalah keluarga Budhist, yang terikat dengan banyak kuasa-kuasa kegelapan. Kami sudah pergi kemana-mana, hampir semua paranormal terbaik kami kenal. Kami istilahnya sudah memegang kepercayaan kepada tujuh berhala, tujuh wihara, dan tujuh dukun ! (Pokoke terikat deh !), dan saya sudah tidak dapat menghitung, sudah berapa kali keluarga kami datang ke Gunung Kawi (bahkan menurut cerita mami, dari umur satu tahun saya sudah dibawa ke sana).

Kami mencari mereka seperti mencari dokter yang manjur, dokter yang memberikan berkat ! Kami buta bahwasanya berkat itu datang dari Surga dan dari Tuhan. Nyata-nyatanya berkat mereka itu berhasil baik, ayah saya berhasil dalam pekerjaannya sebagai kontraktor. Kami diberikan proyek ratusan juta rupiah, mobil banyak, kebutuhan sangat mencukupi. Tapi walaupun hidup seperti itu, hidup kami hampa sekali. Gelap tanpa terang. Sesudah kami hidup di puncak, masalah demi masalah mulai menggerogoti, dari keluarga, keuangan, oh, macam-macam. Iblis yang sudah memberikan semuanya itu, datang kembali untuk mengambil semuanya (mereka adalah roh-roh teritorial dan belalang pelahap). Kami jatuh bangkrut ! Hilang semuanya ! Dari itu kita bangkit lagi, cari lagi dukun dan paranormal, tempat ziarah yang lebih top ! Yang lalu kurang berhasil. Eh, dasar Iblis itu pintar, dikasih lagi berkat, lalu habis lagi dengan cara-cara dunia (ingat, kesenangan dunia yang diberikan oleh iblis itu hanya nikmat sesaat, sehabis itu mereka akan menggerogoti pikiran tubuh dan jiwa kita). Saya memang pada waktu itu sudah aktif di gereja (sejak kecil juga ke gereja, tetapi kalo disuruh pegang shio, yach pegang juga). Saya mulai merasakan hal yang sangat aneh dalam rumah dan keluarga. Bencana demi bencana, dan jangan lupa kalau kita berhubungan dengan okultisme, maka ada roh guna-guna yang ingin mengguncang keluarga. Bahkan saya pernah sendiri, ketika berdoa, saya melihat bayangan putih mendekati saya dengan cepatnya, masuk dalam pikiran saya, seorang wanita, dan dia itu setan yang mengganggu saya. Oh, rumah dan toko dulu kami itu ditanami berbagai macam jimat dan kertas-kertas mantera. Sungguh tidak enak, rasa-rasanya banyak kekuatan yang mengganggu diri keluarga kami.

Akhirnya pada tahun 1989, saya mengajak orang tua saya untuk bertobat, akhirnya mereka mau. Mereka di baptiskan. Mereka melepaskan diri dari kuasa-kuasa lamanya. Puji Tuhan deh, akhirnya mereka bertobat juga (tapi saya sendiri waktu itu belum dibaptis). Kami jadi sering ke gereja semenjak itu. Tetapi yang namanya iblis itu nggak senang kalo ada yang bertobat bukan ! Dan tentunya, Bapa kita di Surga juga mau ngetest kesetiaan kita. Lagi-lagi keluarga kami bangkrut ! Dan ini adalah kebangkrutan terbesar dalam sejarah keluarga kami. Tahun 1990, merupakan tahun yang sangat gelap bagi keluarga kami. Saya sendiri kalau mengingatnya suka hancur sendiri. Saya waktu itu masih duduk di kelas dua di SMA Pangudi Luhur. Masa remaja saya tidak-lah menyenangkan, menurut saya. Kalau dirumah saya tertekan sekali, saya hanya senang ketika saya berkumpul dengan rekan-rekan dan teman-teman saya. Pada waktu itu kegoncangan dalam ekonomi keluarga tidak dapat terelakkan lagi, begitupula dalam keluarga. Orang tua saya sudah terpecah, dan mereka siap untuk bercerai. Bahkan Papi saya sudah menyewa pengacara untuk perceraian tersebut. Saya sebagai anak pertama, tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya saya ingin bunuh diri, narkotik atau ekstasi (sayang waktu itu belum ada). Tapi sebagai anak yang takut Tuhan saya hanya bisa mengadu dan berbicara kepada-Nya. Setiap malam saya berdoa dan menangis agar semuanya itu tidak terjadi. "Ya, Tuhan apa dosa kami sehingga kami mendapatkan semuanya ini !". Hal itulah yang saya serukan setiap hari. Sampai pada suatu saat saya berkata kepada Tuhan, "Tuhan saya berikan setengah nyawa saya hanya padaMu, bila saya, Engkau berikan umur sampai enam puluh tahun, biarlah saya hidup tiga puluh tahun saja, sisanya untukMu, asalkan kau satukan lagi keluarga kami". Saya menjual diri saya kepada Tuhan Yesus, setiap malam, saya berdoa, menangis dan meratap (sekarang ketika saya menulis ini, rasanya saya mau nangis lagi (cengeng yach, cowoq kok cengeng !)). Tuhan itu baik, Amien ! Dia dengar doa saya, saya tidak tahu bagaimana caranya Tuhan bergerak, yang tadinya kedua orangtua saya begitu bersikeras untuk bercerai, mereka bersatu lagi. Saya berpikir, biar kami gembel, yang penting keluarga bersatu lagi. Puji Tuhan. ! Yesus adalah Allah yang ajaib. Akhirnya kami pindah rumah, kami sungguh miskin dan tidak punya apa-apa. Bahkan ketika mau kontrak rumah sekalipun, kami tidak memiliki uang sama sekali ! Untunglah masih ada yang membantu kami.
Saya hidup dalam tekanan yang keras setiap hari, karna saya biasa hidup senang, sekarang saya harus merasakan hidup dari awal lagi, dari nol. Saya kasihan melihat papi saya, biasanya kalau ke proyek, papi tinggal pilih mobil yang mana ? Sekarang harus pergi dengan bus ! Saya hanya bilang, saya sungguh miskin ! Saya bagaimanapun harus bertahan hidup, saya selesaikan sekolah saya di PL, melihat teman-teman baik saya, satu demi satu berangkat ke luar negeri. Itu cita-cita saya dari kecil menuntut ilmu di US, tapi semuanya sirna, karna memang saya tidak memiliki uang sedikitpun untuk sekolah di sana. Saya ingin masuk Tarumanagara (karna lulus-nya cepat hanya 3 1/2 tahun), tapi Tuhan membawa saya ke Atma Jaya. Saya menurut beberapa teman saya adalah orang yang periang, saya memang sedikit mudah dalam bergaul, saya cukup gila, tapi mereka tidak melihat hati saya yang hancur. Saya kadang sampai saat ini merasa masih butuh perhatian banyak dari teman-teman saya. Keluarga kami mulai membangun lagi mulai dari nol. Sejak kejatuhan itu kami menjauhi Tuhan lagi, kami jadi murtad. Kristen hanya Kristen KTP. Kami dekat lagi dengan kuasa-kuasa. Tapi Tuhan itu baik, sedikit demi sedikit kami diangkat. Saya sendiri bingung, walaupun papi berkali-kali jatuh, tapi Tuhan selalu saja mengangkat papi cepat sekali, good Lord…good Lord. Akhirnya kita bisa membeli tanah dan membangun rumah kami sendiri. Tapi cobaan terus terjadi tidak henti, karena kami tidak lekat lagi dengan Tuhan. Tahun 1996 merupakan titik bersejarah bagi pertumbuhan iman keluarga kami. Satu saat papa kena stroke, mukanya yang ganteng itu jadi miring, katanya karena gamparan guna-guna dari iblis (gitu kata paranormal). Selama satu tahun papa tidak dapat mencari uang, sakit keras ! Bahkan papi di pegang oleh ahli syaraf terbaik istana, yang menyuruh papi di operasi. Tetapi ketika saya tanya chance-nya, dokter bilang hanya 50%-50%, kalo sukses yach sembuh, kalo nggak yach jadi zombie, mayat hidup. Serem nggak sich ! Yach Tuhan apa lagi cobaan kami kali ini ?

Saya tidak memperbolehkan papi saya dioperasi, bahkan sudah disetujui oleh keluarga saya lainnya untuk di operasi di negri China. Akhirnya papi mengikuti pengobatan akupuntur, dan walaupun sedikit lama, mulai papi saya membaik. Cobaan demi cobaan, sampai pada akhir tahun 1996, kami bertemu salah satu rekan keluarga (seorang paranormal), dia menyarankan untuk kembali ke Tuhan. Karena Tuhan menghendaki keluarga kami kembali.  Semenjak saat itu kami mencoba kembali taat dan kembali ke gereja. Dan setelah itu pula Tuhan Yesus memulihkan keluarga kami secara menyeluruh. Walaupun keuangan keluarga kami sudah membaik sejak tahun 1993, tetapi kehampaan terus mengisi hati kami. Sampai ketika Tuhan sendiri yang mengisi hati kami dengan damai sejahtera dan suka cita. Puji Tuhan, kami merasakan berkat hanya dari pada Nya. Bukan berkat duniawi, bukan berkat iblis, melainkan berkat dari Allah Bapa, Tuhan Allah semesta alam. Amien ! Semenjak itu hidup saya sendiri dipulihkan, saya pernah ceritakan sebelumnya. Tuhan membisikkan saya untuk berpuasa selama empat puluh hari lamanya. Dan tepat pada hari keempat puluh, Tuhan menjawab saya, saya diterima di salah satu perusahaan internet untuk memulai riset skripsi saya, yang sudah terbentur selama satu tahun lebih. Pada tanggal 13 Maret 1997 saya dibaptiskan, dan saya menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya juruselamat. Dilanjutkan adik saya 17 Agustus yang lalu. Kini sekeluarga kami telah diselamatkan. Dan nyata kebaikan Tuhan dan mukzijat demi mukzijat Tuhan dinyatakan dalam hidup kami. Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan, dan untuk itu pada tanggal 30 September yang lalu rumah kami diberkati setelah satu tahun lamanya kami tinggal disini. Kami menyerahkan seluruh harta kami kepada Tuhan pada hari itu. Kini kami tidak memiliki apa-apa, karena segalanya yang ada di bumi ini adalah kepunyaan-Nya. Dan kesaksian ini saya sampaikan kepada seluruh undangan kami, dan kami sungguh bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus. Kami memberikan pujian ini kepada Tuhan (1 Tawarikh 29:11-12).

Ya Tuhan punyaMulah kebesaran dan kejayaan
Ya Tuhan punyaMulah kehormatan - kemasyuran dan keagungan
Segala yang di langit dan yang di bumi, kepunyaan-Mu
Hosana bagi sang raja, Hosana di tempat yang maha tinggi
Hosana-hosana, Hosana-lah bagi Dia !

Sungguh, apa yang ada pada diri kita merupakan titipan saja. Harta dan segala apa yang kita miliki itu seperti angin, datang dan pergi. Karena yang memilikinya adalah Tuhan. Tahukah konglomerat sebesar William Suryadjaya (konglomerat kedua Indonesia), dapat hancur dalam satu hari ! Adakah harta yang abadi ? Harta didunia akan habis dimakan ngengat, tapi harta di Surga akan abadi selamanya. Saya sering terpikir, kadang kita hidup hanya untuk mencari uang, dan kita dibudaki untuk itu. Kita tidak tahu bahwasanya kalau kita serahkan semuanya itu kepada Tuhan, Dia akan sediakan bagi kita. Ayat favorit saya adalah Filipi 4:19

"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulianNya dalam Kristus Yesus". Bahkan sampai dibuatkan lagunya :
Allahku kan memenuhi keperluanku
Menurut kekayaan dan kemulianNya
Allahku kan mencukupi kebutuhanku
Di dalam Yesus Tuhan…..
Tiada yang mustahil bagi Dia
Ajaib s'gala perbuatanNya
S'gala perkara, Kutanggung dalam Dia
Di dalam kekuatan kuasaNya
Di dalam kekuatan kuasaNya…..

Untuk itu kami bersuka cita dan bertahan dalam dunia yang mulai sangat tidak ramah ini, apa yang kita rasakan saat ini, bencana demi bencana, kehancuran dan kegoncangan ekonomi, sudah menggerogoti kita. Oleh karena itu sebagai orang percaya kita haruslah bertahan. Kita harus mengucap syukur, walaupun kita tertekan sekali. Karena Tuhan pasti akan membantu, ingat pujian ini :

Jiwaku merindukanMu
Ya Allah yang hidup
Jiwaku haus kepadaMu
Ya Allah yang hidup

Kubersyukur kepada-Mu
Sumber pengharapanKu
Penolongku dan Allahku
Tiada yang seperti-Mu

Pada saat ini kalau kami dalam kesusahan, terlebih mami saya, dia hanya mengandalkannya kepada Tuhan, dan Tuhan memberikan jawaban yang dahsyat kepada kami. Kami mengingat ketika kami masih lemah dan tidak berdaya, kami menyayikan pujian-pujian :

Dengan hati bersyukur
Pada Allah yang hidup
Syukur karna dib'rikan anakNya, Yesus
Kini yang lemah dikuatkan
Yang miskin diperkaya
Karna kebaikannya pada Kita
Syukur…….

Sampai saat ini keluarga kami hanya mengandalkan Yesus, karena hanya dia yang bisa diandalkan. Tidak ada lagi didunia ini yang bisa diandalkan. Siapakah yang dapat diandalkan waktu kita miskin dan susah ? Saudarakah ? Temankah ? Mereka menjauhi kita kalau kita dalam kesusahan (ini saya alami sendiri loh !), tetapi hanya Tuhan yang mencari kita. Jadi dalam segala hal, yang harus kita cari adalah Tuhan. Karna sebesar apa masalah kita, tidak akan ada yang dapat membantu, kecuali Tuhan. Saya menulis banyak sekali pujian di atas, karena saya sungguh bersyukur dan bersuka cita atas hidup saya. Saya sudah mengalami banyak kejadian dalam hidup saya, tapi yang terindah itu adalah saat saya dekat dengan pencipta saya, Tuhan yang telah menciptkan saya. Saya rindu sekali rekan-rekan juga merasakan hal yang sama. Saya menulis semuanya ini, karena saya tahu saya harus bersaksi atas kebaikan Tuhan dalam hidup saya. Tulisan ini tidaklah baik, tidak ada yang istimewa. Sebagian rekan-rekan akan bilang, Sand elo mulai kehilangan akal budi yach, nulis tentang keluarga elo, mending bagus! Yang saya banggakan dari tulisan saya ini, bukan keluarga saya dengan masa hitamnya, melainkan karena kebaikan Tuhan. Oh sungguh dahsyat, karena setiap kata yang saya tulis ini dalam bimbingan Roh Kudus, dan saya tahu Dia ingin rekan-rekan tahu. Bahwa Dia mengasihi anda semua. Dia ingin rekan-rekan tahu dan sadari waktunya sudah dekat, kita tidak boleh main-main dengan Tuhan. Saya menulis semuanya ini, agar dunia tahu bahwa Allah itu baik, bahkan dalam kegelapan yang tidak terselami sekalipun, sinarNya akan menerangi kita. Terima kasih rekan-rekan sudah mau membaca tulisan ini. Kadang saya merasa saya bodoh, mengapa tidak dari dulu saya mengikuti dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, harus merasakan hidup menderita dan kekurangan. Lalu Dia menjawab, tidak ada orang di dunia yang senang-senang tetapi hidup dalam pertobatan. Saya sudah puas digodain sama iblis dan juga digampar sama Tuhan, selama hidup saya. Itu tidaklah lain karena kasihNya kepada saya dan keluarga saya, dan juga teman-teman sekalian. Karna kegelapan dalam keluarga saya dahulu, telah membawa saya untuk lebih dewasa dalam iman kepadaNya. Dan saya tahu pula, yang menyebabkan kita miskin, sakit dan tidak berdaya,adalah karena dosa. Dan dosa itulah yang ditebus oleh Tuhan Yesus, untuk menyelamatkan kita dan memberikan kita hidup yang kekal. Yang terakhir, saya ingin mengajak rekan-rekan untuk selalu berdoa, dan mengucap syukur. Kegoncangan yang terjadi pada saat ini baru permulaan. Hukuman Tuhan baru dimulai pada dunia ini, waktunya sudah dekat. Percaya atau tidak percaya, kedatanganNya sudah dekat. Saya sendiri bisa merasakannya. Marilah kita saling mendorong dalam iman, dan biar sukacita dan damai sejahtera yang dari pada Nya menyertai kita sampai kedatanganNya yang kedua nanti.

Sungai sukacita Mu mengalir dalamku
Anggur sukacita Mu melimpah dalamku
Ku menari dan bersuka
Puji hu disetiap waktu
S'bab sungai sukacitaMu
Ada dalamku

Mengalir bersamaMu
Bersuka didalamMu
MengikutiMu Tuhan dalam kegerakanMu
MelayaniMu Tuhan di dalam sukacitaMu
Sbab hanya Tuhan yang membuat sukacitaku penuh.
Tuhan memberkati kita semua,

Jakarta, 29 Oktober 1997
Dalam kasih yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus, Sandy Suharjono.

Mantan Peramal dan Ahli Hongsui

Nama asli saya adalah Tjong Khim Long/ Tjuk Lin Tse alias Yusuf. Tjuk Lin Tse adalah nama praktek saya. Saya berasal dari Kalimantan Barat dan sudah menetap di Jakarta selama 21 tahun sebagai seorang Sinshe. Saya juga masuk dalam ikatan Sinshe-sinshe di Indonesia. Sebagai peramal nasib, saya mulai dengan memasang tarip sebesar Rp. 500, untuk setiap pasien. Tarip terakhir sebelum saya bertobat, yaitu tahun 1988 sebesar Rp. 150.000, setiap pasien untuk waktu ½ jam. Pasien saya begitu banyak sampai harus menunggu giliran 2-3 bulan, bahkan 4 bulan untuk diramal nasibnya.
Selama 21 tahun saya tidak pernah memasang iklan, tetapi dapat menjadi begitu terkenal dan saya mempunyai 46 orang murid, baik di dalam maupun di luar negeri, terdiri dari 34 pria dan 12 wanita: Murid yang paling jauh dari Canada,sedangkan yang paling dekat dari Singapore dan Malaysia. Yang dari Indonesia terpencar dari berbagai daerah. Setiap murid harus membayar antara 9-10 juta rupiah pada saat itu. Mereka belajar hal meramal nasib, melihat Hong Sui,membuat Hoe dan Pak Kwa.

1. CARA MERAMAL NASIB
Sekarang saya mau menerangkan bagaimana saya meramal nasib. Sewaktu pasien mendaftar dan tiba gilirannya untuk diramal maka pada saat pasien datang, saya dapat mengetahui persoalan apa yang terjadi yang menyebabkan pasien tersebut mencari saya; baik itu masalah usaha, masalah rumah tangga dan lain-lain. Saya juga dapat mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien tersebut atau penyakitnya mengharuskan dia dioperasi dan barapa kali dia sudah dioperasi saya dapat mengetahuinya. Lebih dari itu, anak-anaknya dengan tanda-tanda yang ada pada tubuhnya laki-laki atau perempuan, janda atau duda dan lain-lain, semuanya dapat saya ketahui.

Sebenarnya itu bukan karena kehebatan saya, sebab cara saya meramal berasal dari ilmu keturunan nenek moyang saya, bukan karena mempelajari buku-buku. Sejak kecil saya sudah dilatih dengan sembahyang, puasa serta membaca mantra-mantra. Pada saat saya menghadapi pasien untuk diramal, sebenarnya roh yang pada pasien itulah yang telah memberitahu kepada roh yang mengikuti saya. Murid saya yang belum sepenuhnya luluspun sudah dapat disertai dengan roh yang dapat memberitahukan segala sesuatu kepadanya. Dengan adanya roh dari pasien yang memberitahukan kepada roh yang mengikuti saya, kemudian mamberikan firasat kepada saya, maka saya berani menyampaikan ramalan nasib pasien saya secara tepat.

Lalu bagaimana saya yang memiliki latar belakang kehidupan yang sedemikian, dapat percaya kepada Tuhan Yesus, padahal sebelumnya saya sama sekali tidak dapat percaya kepada Tuhan Yesus. Menurut pendapat saya sebelumnya, Tuhan Yesus tidak sebangsa dengan saya, bagaimana Dia dapat membawa saya ke Sorga? Mimpipun tidak mungkin, pikir saya. Saya mengatakan, bahwa Alkitab adalah tulisan manusia, bukan secara langsung dijatuhkan dari langit. Namun ternyata saat ini saya dapat menjadi orang yang lebih percaya kepada Tuhan Yesus, lebih daripada sebagian orang-orang Kristen.

Saya menjadi Kristen bukan melalui kesaksian Orang Kristen, bahkan seandainya ada yang menyodorkan 100 juta rupiah sekalipun supaya saya mau menjadi orang Kristen, saya akan menolaknya. Saya dapat percaya kepada Tuhan Yesus melalui satu proses yang panjang dari Tuhan sendiri.

2. KENAPA SAYA DAPAT PERCAYA KEPADA TUHAN YESUS?
Tgl. 01 Pebruari 1988 itulah titik awal di mana saya mulai percaya kepada Tuhan Yesus. Setiap manusia mamiliki cinta kasih dan melalui hal inilah saya dapat mengenal Tuhan Yesus. Cinta kasih yang akan saya paparkan di sini adalah cinta kasih antara suami istri.

Pada tgl.23 Maret 1987 isteri saya telah meninggal dunia karena penyakit tidak nafsu makan. Meskipun saya seorang Sinshe, saya tidak pernah membuka resep untuk isteri saya, melainkan menghubungi Sinshe lain yang terkenal untuk membukakan resep untuk istri saya.

Di rumah saya ada satu kamar yang keadaannya seperti layaknya sebuah kelenteng, 21 tahun yang lalu patung yang saya sembah itu dapat bergerak dan selama isteri saya sakit, saya menyembah kepada berhala-berhala itu. ternyata hasilnya tidak ada, demikian juga usaha-usaha saya yang lain bagi kesembuhan isteri saya.

Terakhir isteri saya masuk rumah sakit, tetapi dokter tidak dapat menemukan penyakit apa yang diderita oleh istri saya. Hasil check up secara menyeluruhpun mengatakan bahwa isteri saya sehat, tidak ada sesuatu penyakit. Saat itu keadaan isteri saya setiap hari hanya dapat makan sebanyak dua (2) sendok, jika ditambah satu(l) sendok lagi dia akan muntah. Setelah menghadapi jalan buntu, isteri saya menyatakan bahwa dia menerima Tuhan Yesus dan percaya kepadaNya. Meskipun saya sama sekali tidak percaya kepada Tuhan Yesus, namun karena rasa cinta kasih saya kepada isteri, saya terpaksa mengijinkannya. Pada saat istri saya percaya kepada Tuhan Yesus, dia tidak didoakan oleh siapa-siapa, hanya seorang putra dan putri saya yang belum Kristen pada saat itu. Setelah didoakan, pada malam itu isteri saya dapat tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya, ketika dia bangun, wajahnva begitu berseri-seri dan sejak itu setiap malam dia dapat tidur dengan tenang. Di lain pihak ternyata hal itu justru membuat saya tidak dapat tidur. Kenapa dapat tajadi hal yang demikian? Bayangkan, isteri saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi di rumah saya masih penuh dengan berhala. Menurut ramalan saya dalam waktu 8-10 hari lagi istri saya akan pulang ke rumah dan situasi rumah yang demikian jelas akan merupakan satu persoalan untuknya. Sebagai orang yang percaya Tuhan Yesus, isteri saya akan mengucapkan "Haleluyah dan Puji Tuhan", sedangkan saya masih harus mengucapkan kata-kata untuk berhala. Perbedaan hidup yang demikian jelas akan mendatangkan suasana yang tidak baik.

3. BERHALA-BERHALA DI RUMAH SAYA DIHANCURKAN
Segera saya mengumpulkan murid-murid saya untuk mengadakan rapat, tetapi mereka juga tidak dapat memberikan satu usul tepat sebagai jalan keluarnya. Namun karena rasa cinta kasih saya, segala macam berhala itu kemudian saya hancurkan, termasuk patung yang dapat bergerak dari zaman dinasti Ming tersebut.

Kira-kira 6 jam sebelum isteri saya meninggal dunia, dokter baru dapat menemukan bahwa isteri saya terkena penyakit kanker usus yang sebelumnya kami mengira hanya wasir saja. Saat isteri saya meninggal dunia saya belum percaya kepada Tuhan Yesus, namun dikarenakan isteri saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, upacara kematiannya diadakan secara Kristen dan kemudian setiap malam hari diadakan kebaktian penghiburan di rumah untuk beberapa waktu saya terpaksa mengikuti berdoa di dalam nama Tuhan Yesus dan mendengarkan tentang perihal Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan memberikan Sorga kepada orang yang percaya kepadaNya. Saya ingin sekali mengetahui di mana isteri saya, di Sorga atau di Neraka. Menurut kata orang-orang Kristen dan pendeta-pendeta, isteri saya ada di Sorga, tetapi bagaimana mereka dapat memberikan bukti kepada saya. Tidak ada orang yang pernah ke Sorga dan kembali serta memberitahukan kepada saya, bahwa isteri saya ada disana.

4. MENGIKUTI SEMINAR PERTUMBUHAN GEREJA DI KOREA SELATAN
Pada bulan Agustus 1987 di Korea Selatan diadakan Seminar Pertumbuhan Gereja bagi orang-orang Asia dan kami sekeluarga yang bejumlah 7 orang ikut mendaftarkan diri. Saya hanya mengikuti acara-acara tersebut, tetapi tidak mengikuti kebaktiannya.

Banyak Gereja-gereja di Asia mengirimkan utusannya ke Korea tapi saya ikut datang ke sana hanya untuk mengetahui tentang Tuhan Yesus saja. Saya mempunyai 4 orang anak, seorang putra dan 3 orang putri. Putri saya yang sulung bisu tuli sama sekali tidak dapat mendengar meski ada bunyi petasan sekalipun. Putri sulung saya yang demikian juga saya ajak ke Korea. Kami juga pergi ke Bukit Doa di mana berduyun-duyun orang yang datang ke sana. Saat itu ada 163 orang dari Indonesia yang pergi ke sana termasuk saya sekeluarga. Di sana ada gua-gua untuk berdoa dan saya hanya sekedar mau tahu saja tentang gua-gua tsb. Saya sudah antri tetapi tidak pernah mendapat giliran.

Disana saya bertemu seorang penatua yang berasal dari Taiwan. Saya melihat dia berdoa untuk menyembuhkan orang-orang sakit tanpa mantera-mantera atau obat, hanya berdoa dalam nama Tuhan Yesus. Ada seseorang yang tangannya selisih panjang pendek, setelah didoakan dalam nama Tuhan Yesus, tangan yang pendek dapat menjulur keluar menjadi sama panjang. Saya juga adalah mantan pemain akrobat dan tukang sulap, tetapi apa yang saya lihat ini bukan sulapan. Kemudian saya meminta kepada penatua tersebut untuk menyembuhkan anak saya yang sulung. Dia menjawab bahwa dirinya tidak dapat menyembuhkan, yang diandalkan hanya kuasa dari Tuhan Yesus. Kesempatan inilah saya pergunakan untuk dapat melihat bagaimana kuasa Tuhan Yesus tersebut. Penatua itu meletakkan kedua jarinya di telinga anak saya lalu berdoa. Dia mengatakan, bahwa di dalam nama Tuhan Yesus anak ini harus dapat mendengar dan dapat berkata-kata Amin. Pada saat penatua itu selesai berdoa, dia memetikkan tangannya di belakang anak saya, anak saya sudah dapat mendengar. Peristiwa itu betul-betul membuat hati saya terharu, sebab 31 tahun putri sulung saya tidak pernah mendengar sesuatu suara apapun. Sekarang dia dapat mendengar hanya melalui doa. Penatua itu mengajarkan putri saya untuk mengucapkan kata-kata "Haleluyah" dan putri saya dapat mengikutinya meskipun dengan ucapan yang belum sepenuhnya tepat. Saat itu saya rasakan diri saya seperti orang udik yang pertama kali datang ke kota. saya merasakan kebesaran Tuhan Yesus.

5. SAYA MULAI MERASAKAN KUASA TUHAN YESUS
YANG HERAN Dari Korea saya kembali ke Indonesia mampir di Taiwan dan Hongkong. Biasanya setiap kali saya berada di Singapore atau Taiwan selalu didatangi banyak orang yang ingin diramal nasibnya, sehingga tidak dapat pergi ke mana-mana. Tetapi seat itu tidak ada yang mengetahui kedatangan saya di Taiwan sehingga saya dapat pergi ke tempat rekreasi Wu Lay. Ketika saya kembali dari tempat rekreasi tersebut, ternyata kaki saya menjadi bengkak, lebih besar dari sepatu saya.

Dikarenakan jadwal penerbangan yang sudah diatur maka dari Taiwan saya mampir ke Hongkong dengan kaki yang bertambah bengkak lagi. Saya sempat berpikir jika demikian jangan-jangan saya harus menenteng sepatu saya sampai ke Indonesia. Oleh karena itu saya memanggil kedua putri saya untuk mendoakan saya. Setelah didoakan dalam nama Tuhan Yesus ternyata belum terlihat hasilnya, didoakan kedua kali juga belum tampak adanya perubahan, sehingga saya katakan biar sajalah, saya mau tidur saja tetapi keesokan harinya ketika saya bangun ternyata kaki saya sudah sembuh. Dengan penuh sukacita saya pulang ke Indonesia bukan dengan menenteng sepatu, tetapi memakai sepatu. Saat itu saya belum mau percaya juga kepada Tuhan Yesus dan sesampai di Indonesia saya teruskan pekejaan saya sebagai peramal nasib.

Saat itu saya juga mengidap penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi kronis. Dengan keadaan tersebut saya ingin dapat mengetahui lebih jauh sampai dimana kuasa dari Tuhan Yesus. Saya sudah tidak mau makan obat lagi melainkan saya memanggil putra dan putri saya untuk mendoakan saya. Setelah berdoa saya pergi ke dokter untuk check up. Dokter menanyakan selama satu bulan saya tidak periksa itu telah berobat ke mana? Dokter terheran dengan hasil check up. Saya jawab, bahwa saya tidak berobat ke mana-mana. Dokter itu tidak percaya, tanpa berobat bagaimana mungkin penyakitnya dapat sembuh dan normal seperti itu, baik kencing manis maupun tekanan darah saya sudah normal kembali. Dulu tekanan darah saya untuk turun menjadi 150 saja sulit, tetapi sekarang dapat menjadi 130 - 85. Hal itu semakin membuat saya tahu bahwa ada kuasa yang besar di balik doa. Saya mau tidak mau harus mengakui kebesaran Tuhan Yesus, tetapi saya belum dapat percaya sepenuhnya kepadaNya, masalahnya adalah terletak pada pekerjaan saya sebagai peramal yang dengan begitu mudah dapat menghasilkan uang. Saat itu dalam sehari saja dapat memperoleh hasil 500-600 ribu rupiah padahal tanpa modal. Jika saya harus percaya kepada Tuhan Yesus, jelas pekerjaan saya tersebut harus saya tinggalkan dan saya tidak dapat mencari uang.

Posisi saya memang terjepit, sehingga saya memilih untuk tetap menjadi peramal nasib. Dan satu hal yang aneh ternyata juga banyak orang Kristen yang mau diramal nasibnya. Hal itu saya ketahui sebab sepulangnya saya dari Korea saya membeli 100 buah Alkitab dan setiap pasien yang datang kepada saya, saya berikan sebuah Alkitab, di antara mereka ada yang menyatakan, bahwa dirinya sudah memiliki Alkitab, berarti mereka adalah orang Kristen, mereka percaya kepada Tuhan Yesus. Ketika saya menanyakan kepadanya apakah Tuhan Yesus tidak menolong? Dia menjawab, bahwa dulu Tuhan Yesus menolong, tetapi sekarang tidak. Saya menasehati mereka, bahwa mereka pasti ada sesuatu kesalahan dan saya anjurkan segera kembali sungguh-sungguh datang kepada Tuhan . Saya bersaksi kepadanva bahwa saya yang paling tidak percaya, ternyata Tuhan Yesus masih mau menolong saya. Saat itu ramalan saya semakin terkenal, banyak juga orang-orang Kristen yang mau tahu, karena ada peramal yang membagikan Alkitab. Mereka menyatakan, bahwa di dunia ini sayalah satu-satunya peramal yang demikian.

6. SEKARANG SAYA BERTOBAT SUNGGUH-SUNGGUH
Untuk mengakhiri kesaksian saya, pada tgl. 01 Pebruari 1988 pukul 01.00 barulah saya percaya kepada Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh. Hari itu saya selesai melihat dua Hong Sui dan yang terakhir di Pondok Indah, suatu tempat yang begitu luas baik tanah dan bangunannya. Ketika tiba di sana, hujan turun dengan lebatnya, sehingga saya kesulitan untuk turun dari mobil. Saya membawa kompas, tetapi dari dalam mobil jarum penunjuk tidak dapat menunjuk dengan tepat,sehingga saya terpaksa turun dengan payung untuk melihat tempat tersebut. Sepulangnya dari sana, kira-kira sudah jam 20.00, setelah makan lalu tidur karena badan terasa sudah kurang enak.

Tengah malam saya terbangun dengan pernafasan yang tidak lancar alias sesak. Sebagai seorang Sinshe saya tahu bahwa ini merupakan gangguan jantung. Rasanya saya sudah tidak tahan, udara yang keluar terasa lebih banyak dari yang saya hirup dan dengan situasi yang demikian, saya sadari dalam waktu 5-10 menit saya akan meninggal dunia. Di saat yang demikian, saya teringat kuasa doa dan mulailah saya berlutut di atas tempat tidur, berdoa kepada Tuhan Yesus supaya melalukan masa kritis tersebut, sehingga saya dapat melihat hari esok. Setelah "Amin" ternyata hasilnya tidak ada, bahkan pernafasan saya terasa bertambah sesak. Saya mengulangi lagi dengan berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus dan Amin lagi, ternyata hasilnya juga tidak ada. Hati saya menjadi sedemikian sesak dan menurut perhitungan, sisa waktu tinggal kira-kira dua menit lagi. Waktu yang pendek itulah yang akan menentukan saya masih dapat hidup atau harus meninggalkan dunia ini.

Dalam keadaan demikian untuk kembali menyembah berhala pada saat seperti itu sudah tidak memungkinkan, sebab semua berhala sudah tidak ada lagi, sehingga satu-satunya jalan adalah saya harus kembali berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus. Situasi sudah sedemikian gawat, saya tidak hanya berdoa supaya disembuhkan, bahkan saya berjanji jika saya disembuhkan saya mau percaya dan menurut kepada Tuhan Yesus, bersaksi dan melayani Tuhan Yesus, meninggalkan segala profesi lama saya. Saat itu saya yakin, bahwa Tuhan Yesus hadir di depan saya. Seperti biasanya saya mengakhiri doa dengan kata "Amin", tetapi heran saya, baru mengucapkan kata "A", belum sampai "MIN", pernapasan saya sudah lancar dan sembuh secara sempurna. Rasanya tubuh saya begitu segar seperti menjadi muda kembali dan saya dapat merasakan sukacita besar yang belum pernah saya alami selama 61 tahun saya hidup di dunia ini. Sejak saat itulah saya betul-betul percaya kepada Tuhan Yesus.

Saya adalah orang yang berpegang teguh kepada janji, sebab itu saya juga menepati janji saya kepada Tuhan Yesus. Tgl. 01 April 1988 saya mengumumkan, bahwa praktek meramal nasib, serta Hong Sui saya tutup meskipun masih banyak orang yang minta diramal, bahkan yang dari Taiwan, Singapore atau Malaysia. Tuhan mengasihi semua manusia, tetapi sayang hanya sedikit yang mau mengasihi Tuhan Yesus. Saya merasa sangat berhutang kepada Tuhan Yesus yang begitu mengasihi saya dan saya ingin dapat membalas kasihNya. Saya himbau  Anda, kenalilah Tuhan Yesus Kristus, Percaya dan terimalah Dia dengan bulat  hati. Percayalah kepadaNya senantiasa dengan 100% jangan 99%, maka hidup Anda diselamatkan, disembuhkan, diPulihkan di Dunia maupun di Sorga.

Kiranya melalui kesaksian ini, ini dapat berguna bagi Anda dalam menguatkan  iman semua saudara seiman. AMIN.

Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal".  

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya:"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.  Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".

Ibrani 2: 3-4 "Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan  keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh  mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan  mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan oleh Roh  Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya".

Ibrani 4:17b "Pada hari ini, iika kamu mendengar suaraNya, janganlah  keraskan hatimu!"

Kisah Para Rasul 4:12 "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Yohanes 1:12 "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberinya kuasa supaya  menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang parcaya dalam NamaNya". Amin.

Gubuk Kecil Di Atas Bukit

Picture
Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa kita harus menyampaikan berita keselamatan kepada semua orang. Berikut ini adalah kesaksian yang dialami seorang pekerja Every Home for Christ [Red: Review tentang organisasi dan situs EHC dapat anda lihat di kolom Profil/ Sumber Misi] saat melakukan tugasnya di India. Pekerja ini telah mengunjungi banyak desa di sebuah wilayah tertentu yang telah ditugaskan baginya. Tugas terakhirnya adalah membagikan traktat dari pintu ke pintu di sebuah desa kecil dan terpencil. Dia merasa telah mengunjungi semua rumah di desa itu dan bersiap-siap dengan sepedanya untuk kembali ke markas EHC yang jaraknya beberapa mil dari desa tersebut. Di markas itu dia akan bergabung dengan para pekerja EHC lainnya dan menghabiskan malam itu bersama-sama untuk istirahat.

Saat bersiap-siap untuk mengayuh sepedanya sekilas matanya melihat sebuah gubuk yang berada di atas bukit. Dia merasa yakin bahwa dia belum mengunjungi gubuk itu. Hatinya ragu-ragu karena dia harus berjalan mendaki bukit untuk mencapai gubuk itu. Tetapi dia segera menyadari menaiki bukit itu sama artinya dia harus bermalam di desa itu atau sama waktunya dengan perjalanan yang akan dia tempuh menuju markas EHC. Dia memilih untuk kembali ke markas karena dia berpikir itu hanyalah sebuah gubuk kecil. Saat dia mengayuh sepedanya sebagai satu-satunya alat transportasi yang dimilikinya, pedal sepeda itu sulit sekali digerakkan. Saat dia turun untuk memeriksa kondisi sepedanya, dia melihat bahwa kedua ban sepedanya gembos karena ia telah menaiki sepeda itu seharian. Beberapa warung di desa itu masih buka dan pekerja itu bergegas untuk meminjam pompa sepeda di salah satu warung itu. Masih ada sedikit udara di ban sepedanya, dipompa sedikit saja maka dia bisa kembali ke markas.

Namun sayang tidak satupun dari warung di desa itu yang memiliki pompa sepeda. Lalu, saat membayangkan akan menuntun sepedanya beberapa mil pada malam itu, dia melihat seorang pemuda berjalan ke arahnya. "Anak muda," tanya pekerja itu, "apakah ada penduduk desa ini yang memiliki pompa sepeda?" "Oh, ada seorang pria tua yang memilikinya. Dia tinggal di dekat desa ini. Saya pernah melihatnya menggunakan pompa sepeda. Jika anda melihat dengan teliti, anda dapat melihat rumahnya di atas bukit." Allah tidak menghendaki seorang pun binasa. Hal itu yang terpikirkan dalam benak pekerja EHC itu saat dia memanggul tasnya yang berisi traktat-traktat Injil dan mendaki ke atas bukit.

Pria tua yang tinggal di sebuah gubuk di atas bukit senang sekali atas kunjungan pekerja EHC. Pria tua itu lebih bersukacita saat si pekerja EHC memberinya traktat untuk dibaca. Tanpa ragu-ragu, pria tua tadi membaca traktat itu. Dia telah belajar membaca beberapa tahun yang lalu namun literatur Kristen seperti itu jarang ditemukan di tempatnya. Pria tua itu juga memiliki sebuah pompa sepeda dan dia dengan senang hati meminjamkannya kepada si pekerja EHC. Keesokan harinya saat si pekerja EHC mendaki ke bukit itu lagi untuk mengembalikan pompa, tampak jelas baginya bahwa Allah mengasihi pria tua di atas bukit itu sampai-sampai si pekerja EHC perlu menempuh perjalanan dua kali dalam sehari untuk menuju gubuk kecil di atas bukit itu. Allah sungguh-sungguh tidak menghendaki seorang pun binasa.

Sumber: FAX OF THE APOSTLES -- Juni 2002

Penginjil Muda Memenangkan Cina

Anak-anak dan para remaja juga dipakai Allah untuk memberitakan injil. Kesaksian berikut ini adalah salah satu gerakan penginjilan yang sedang dipakai Allah di Cina. Para penginjil muda berjalan kaki dari satu desa ke desa lainnya. Selangkah lebih maju dari para petugas keamanan yang dengan putus asa berusaha menekan pertumbuhan gereja bawah tanah yang terus tumbuh menjamur di Cina.

Detail dari gerakan ini diperoleh ketika seorang penginjil dari organisasi "American Healing", melakukan perjalanan ke Cina untuk melihat keadaan di sana. Ketika sedang mengadakan pertemuan rahasia dengan para pemimpin dari salah satu gerakan gereja bawah tanah terbesar, dia mendengar kesaksian dari dua gadis remaja yang merupakan ciri tipikal dari para penginjil muda di Cina. Dua gadis remaja yang berumur 18 dan 16 tahun ini menceritakan tentang bagaimana mereka meninggalkan rumah dua kali setahun untuk melakukan perjalanan penginjilan sebulan penuh. Dengan dana kurang dari US$25 untuk bekal makanan dan ongkos perjalanan, mereka bergerak dari satu kota ke kota yang lain untuk memberitakan injil sampai ada yang bertobat. Biasanya, para petobat baru mengundang dua penginjil muda tersebut untuk tinggal di rumah mereka. Petobat baru itu juga mengundang teman-teman dan sanak kerabatnya untuk mendengarkan pemberitaan tentang Yesus.

Setelah sebuah gereja berdiri di sebuah kota/desa, maka dua penginjil muda ini akan berpindah ke kota/desa yang lain. Seringkali mereka harus berteduh di bawah pohon atau tidur di alam terbuka jika tidak bisa menemukan tempat berteduh. Dalam sebuah perjalanan yang baru saja mereka lakukan, kaki mereka memar-memar dan mengalami pendarahan akibat melakukan perjalanan selama 40 hari menyusuri pinggiran kota. Namun dalam jangka waktu tersebut mereka telah mendirikan 18 gereja dengan anggota kurang lebih 40 orang setiap gereja.

Dua penginjil muda itu sharing kalau mereka telah melihat banyak sekali tanda ajaib dan mujizat ketika mereka berdoa. Salah seorang dari penginjil itu mengatakan bahwa Allah rindu memberitakan Firman- Nya dan Iman untuk menyatakan apa yang Yesus dapat kerjakan dalam diri mereka. kata salah seorang dari mereka. Dalam perjalanan mereka minggu yang lalu di sebuah kota di tepi pantai, mereka memberitakan Injil pada sebuah pertemuan di tempat terbuka dan hasilnya lebih dari 10.000 orang menerima Kristus. Walaupun lelaki dan perempuan dari semua umur terlibat dalam penginjilan, wanita muda lebih banyak yang dikirim. Hal ini dikarenakan para penduduk lebih jarang mencurigai kedatangan mereka daripada jika ada dua orang pria asing yang masuk ke kota/desa mereka. Meskipun laporan tentang terjadinya tanda-tanda ajaib dan mujizat semakin meningkat, tidak ada satupun dari para pemimpin gereja bawah tanah yang meng-klaim keberhasilan itu sebagai usaha mereka sendiri. Para pemimpin gereja itu menyatakan bahwa mereka semua bersaudara dalam Yesus. Salah seorang dari pemimpin gereja itu mengatakan, "Kami yang disebut pemimpin pun hanya mengecap pendidikan sekolah dasar. Pendidikan kami tidak tinggi; bagaimana kami dapat melakukan pekerjaan sebesar ini? Namun saya percaya semua keberhasilan ini adalah pekerjaan Roh Kudus."

Sumber: NEWSBRIEF -- 2002-03-14

Suku Bangsa Gedeo di Ethiopia

Picture
Jauh di pedalaman suatu daerah berbukit di Ethiopia Tengah sebelah selatan, tinggallah beberapa juta orang petani kopi yang -- meskipun terbagi dalam suku-suku bangsa yang sangat berbeda -- mempunyai kepercayaan bersama kepada suatu eksistensi (keberadaan) yang penuh kebaikan bernama Magano -- Pencipta segala yang ada dan yang hadir di mana-mana. Salah satu dari suku-suku bangsa itu disebut dengan Darassa, atau lebih tepat lagi, suku Gedeo. Sekalipun jumlah suku Gedeo ada setengah juta namun hanya sedikit yang benar-benar berdoa kepada Magano. Malahan, seorang pengamat melihat orang-orang Gedeo lebih aktif berusaha menyenangkan hati suatu eksistensi yang jahat yang disebut Sheit'an.
 
Pada suatu hari Albert Brant bertanya kepada sekumpulan orang Gedeo, "Kalian sangat menghormati Magano, tetapi mengapa kalian mempersembahkan kurban kepada Sheit'an itu?" Inilah jawaban yang diterimanya: "Kami mempersembahkan kurban-kurban kepada Sheit'an bukan karena kami mencintainya, tetapi karena hubungan kami dengan Magano tidak begitu akrab, sehingga kami tak berani melepaskan diri dari Sheit'an!"

Namun ada satu orang Gedeo yang berusaha mendapat jawaban pribadi dari Magano. Nama orang itu adalah Warrasa Wange. Ia adalah anggota "keluarga raja" suku bangsa Gedeo yang tinggal di sebuah kota bernama Dilla yang terletak di daerah yang paling ujung dari tanah suku Gedeo. Cara pendekatannya kepada Magano adalah dengan menaikkan doa sederhana supaya Magano berkenan menyatakan diri-Nya kepada suku Gedeo!

Warrasa Wange dengan cepat mendapat jawaban. Penglihatan-penglihatan yang mengejutkan menguasai seluruh pikirannya secara dahsyat. Dilihatnya dua orang asing berkulit putih. (Catatan: Namun ada kaum "Caucasophobes" -- yaitu orang-orang yang membenci atau takut kepada "orang-orang putih" yang biasanya disebut orang Caucasian -- tidak setuju dengan keterangan Warrasa, tapi sejarah pastilah tidak dapat menyangkal kenyataan ini.)

Warrasa melihat kedua orang putih itu mendirikan tempat berlindung yang tipis dan halus di bawah naungan pohon sycamore yang besar dekat Dilla, kampung halaman Warrasa. Tak lama kemudian mereka menegakkan bangunan-bangunan yang lebih permanen dengan atap yang berkilau-kilauan. Akhirnya bangunan-bangunan itu nampak di mana- mana, di seluruh bukit itu! Seumur hidupnya belum pernah si pemimmpi itu melihat bangunan-bangunan yang mirip sedikit pun dengan tempat berlindung yang tipis itu, maupun bangunan permanen yang atapnya berkilauan itu. Semua tempat tinggal di Tanah Gedeo beratapkan rumput. Kemudian Warrasa mendengar suara yang mengatakan, "Orang- orang ini akan menyampaikan kepadamu pesan dari Magano, Allah yang kau cari itu. Tunggulah kedatangan mereka."

Pada bagian terakhir dari penglihatannya itu, Warrasa melihat dirinya mengangkat tiang-tengah dari rumahnya sendiri. Dalam simbolisme Gedeo, tiang-tengah rumah orang berarti hidupnya sendiri. Kemudian dibawanya tiang itu ke luar kota dan ditanamkannya di tanah di samping salah satu bangunan beratap kemilau milik orang-orang asing.

Warrasa mengerti maknanya -- kelak hidupnya harus mempunyai hubungan dengan orang-orang asing itu, dan dengan pesan yang mereka bawa dari Magano. Maka menunggulah Warrasa. Delapan tahun berlalu. Selama delapan tahun itu, banyak ahli nujum di antara suku bangsa Gedeo yang meramalkan bahwa tak lama lagi akan datang orang-orang asing membawa pesan dari Magano.

Pada suatu hari yang sangat panas pada bulan Desember 1948, Albert Brant, seorang Kanada bermata biru, bersama rekannya Glen Cain, tiba- tiba tampak di garis langit, mengendarai sebuah truk yang sudah tua. Tugas mereka -- memulai pelayanan Injil bagi kemuliaan Allah di antara suku Gedeo. Padahal sebenarnya mereka berharap mendapat izin dari pembesar-pembesar Ethiopia untuk memulai misi di pusat wilayah Gedeo, tetapi para pembesar Ethiopia mengatakan kepada mereka bahwa permohonan itu pasti ditolak karena iklim politik saat itu.

"Mintalah saja supaya diizinkan pergi ke Dilla, kota yang paling jauh dari pusat kota," nasihat orang-orang itu sambil mengedipkan mata. "Kota itu jauh sekali dari pusat wilayah suku Gedeo. Tapi bukan hanya itu saja, orang-orang percaya bahwa suku Gedeo yang tinggal jauh terpencil itu juga tidak mungkin bisa dipengaruhi."

"Nah, kita sudah sampai," kata Brant kepada Cain. "Memang, ini tempat yang paling ujung dari wilayah Gedeo, tetapi kita harus puas dengan ini."

Sambil bernafas panjang, dibelokkannya truknya yang tua itu ke arah Dilla. Glen Cain menghapus keringatnya dari dahinya. "Wah, kota ini sungguh panas, Albert," katanya. "Mudah-mudahan kita dapat menemukan tempat yang teduh untuk tenda-tenda kita!"

"Coba, lihat pohon sycamore besar di sana itu!" jawaban Albert. "Tepat seperti yang kuinginkan!"

Brant mulai menjalankan truknya menaiki lereng bukit. Dari kejauhan Warrasa mendengar bunyi mesin mobil yang bising itu. Dia menengok ke arahnya dan tepat pada saat itu truk yang tua tadi berhenti di bawah cabang-cabang pohon sycamore yang terbentang luas. Dengan perlahan- lahan Warrasa berjalan mendekati truk itu, dan hatinya bertanya- tanya...

Tiga puluh tahun kemudian, Warrasa (yang sekarang dengan penuh sukacita sudah menjadi pengikut Yesus Kristus, Putra Magano) bersama dengan Albert Brant dan orang-orang lainnya adalah anggota gereja- gereja yang jumlahnya lebih dari 200 orang masing-masing! Dengan bantuan Warrasa dan penduduk Dilla lainnya, hampir seluruh suku Gedeo telah dijamah oleh Injil -- walaupun Dilla letaknya sangat jauh dan terpencil dan orang-orangnya sulit dipengaruhi, kuasa Tuhan sanggup menjamahnya!

Diambil dan dikutip dari:
Judul Buku : Kerinduan akan Allah yang Sejati
(Eternity in Their Hearts)
Judul Artikel: Suku Gedeo di Ethiopia
Penulis : Don Richardson
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1981
Halaman : 89 - 92

Teman Sejati

Raj (nama samaran) ingin balas dendam. Selama 11 tahun Raj telah mengabdikan hidupnya untuk melakukan tindak kekerasan. Beberapa tahun yang lalu, keluarganya disiksa dan dibunuh oleh sekelompok tentara pemerintah di negaranya, Sri Lanka. Peristiwa pembunuhan orangtuanya itu secara rinci terekam terus dalam pikirannya, karena itu dia bergabung dengan kelompok Tamil Tigers -- kelompok pejuang aliran keras yang memiliki uang untuk membeli persenjataan yang ampuh. Kelompok ini ingin membentuk pemerintahan mandiri dari pemerintahan Sri Lanka sekarang, dan mereka membenci setiap orang yang mencoba menghalangi dan menghentikan rencana- rencana mereka.

Kelompok Tamil Tigers melatih Raj untuk membunuh. Mereka juga mengajarkan semua pemikiran/ide-ide mereka. "Sekarang aku dapat membalas dendam kepada orang-orang yang telah membunuh ayah dan ibuku." Dengan cepat, Raj menjadi seorang pembunuh dan terkenal dengan kekejamannya. Itulah jalan yang ditempuhnya selama 11 tahun.

Meskipun Raj telah membunuh banyak orang, keinginannya untuk membalas dendam tidak pernah hilang dalam hatinya. Terkadang hatinya terasa kosong dan dia merasa kesepian, meskipun dia memiliki banyak teman di kelompok Tamil Tigers.

Suatu hari, Raj sedang bersama dengan kelompoknya ketika seorang pria dari desa terdekat mendekatinya. Pria itu mengatakan perkataan yang aneh namun lemah lembut. Dia menceritakan tentang kasih Allah dan Juruselamat yang bersedia mati untuk menanggung hukuman atas kesalahan dilakukan semua manusia.

Raj sangat marah. Bagaimana pria tersebut dapat mengatakan tentang kematian dan hukuman yang sama sekali belum diketahuinya? Bukankah dia (Raj) tidak melakukan hal yang salah?

Raj mengusir pria itu dan mengatakan akan membunuhnya kalau tidak segera pergi. Namun pria itu tidak menghentikan kesaksiannya tentang kasih Allah. Setiap hari dia selalu datang kembali dan menemui Raj untuk menunjukkan apa yang tertulis dalam Alkitab. Raj pura-pura tidak mendengarkannya, tetapi seringkali pada sore hari, dia memikirkan apa yang dikatakan pria tadi. Semua yang dikatakan pria itu selalu terngiang-ngiang dalam telinganya.

Sesudah beberapa bulan pertemuan dengan pria tersebut, akhirnya Raj meminta Allah untuk mengampuni segala kesalahan yang telah dia perbuat selama hidupnya. Raj ingin menjadi pengikut Kristus, meskipun dia tahu bahwa hal itu berarti dia harus meninggalkan kelompok Tamil Tigers yang pasti akan mencoba membunuhnya karena keputusannya.

Raj melarikan diri dari kelompok Tamil Tigers dan pergi ke ibukota Kolombo. Di kota ini dia bertemu dengan sesama orang Kristen yang menolongnya untuk belajar mengenal Allah dan anak-Nya, Yesus. Pada akhirnya dia memiliki hidup baru dalam Kristus, teman-teman baru dan juga kedamaian baru dalam hidupnya. Dia tahu bahwa Allah mempersiapkan dirinya untuk kembali ke kelompok Tamil Tigers dan menceritakan tentang Yesus serta segala apa yang dapat dikerjakan- Nya untuk menyelamatkan mereka.

Sumber: S O O N ~~ Issue no. 171

Lo Si Petani Sederhana

"Berdirilah dengan tangan terentang, berputarlah secara perlahan membentuk sebuah lingkaran dan berdoalah untuk setiap hal yang kamu lihat melalui jari-jarimu."

Itulah kebiasaan yang dilakukan oleh Lo setiap sore ketika ia sedang berdiri di atas sebuah bendungan air di sekitar ladang padinya. Dengan cangkul di atas salah satu punggungnya, ia merentangkan salah satu lengannya, membuka jari-jarinya dan perlahan-lahan memutar tubuhnya ke semua penjuru.

Lo adalah seorang petani yang sederhana dan setengah buta huruf. Dia mungkin dilihat sedikit aneh oleh tetangga-tetangganya -- berdiri di atas sebuah bendungan air, tanpa alas kaki, mengenakan baju dan celana panjang kotor yang digulung sampai setinggi lutut. Tetangga- tetangganya mengira dia sedang melakukan sejenis latihan tenaga dalam sampai sekelompok anak kecil merangkak mendekatinya dan mereka ternyata mendengar dia berdoa. Dia berdoa untuk setiap hal yang dilihat melalui jari-jari tangannya yang terbuka.

Ketika dia melihat ladang-ladang tetangganya, dia berdoa, "Tuhan, berkatilah tetangga-tetangga saya dan berikan kepada mereka hasil panen yang berlimpah." Ketika dia melihat kerbau temannya, dia berdoa, "Tuhan, tolong pelihara kerbau ini agar tetap sehat dan kuat karena dia sangat penting bagi teman saya." Ketika dari kejauhan, dia melihat asap yang naik dari sebuah tempat penambangan batu, dia berdoa, "Tuhan, lindungilah orang-orang yang bekerja dengan banyak dinamit di tempat penambangan batu tersebut. Biarlah setiap batu yang berasal dari tanah yang Kau ciptakan menjadi bagian dari sebuah rumah." Dia berputar lebih lanjut dan melihat jendela-jendela yang pecah di pabrik kaca: "Tuhan, lindungilah para wanita yang bekerja di pabrik tersebut dan biarlah mereka mengalami penyertaan-Mu selama bekerja." Dia berdoa untuk setiap hal yang dia bisa lihat. Penghuni rumah, pemilik ladang, seekor binatang, pohon-pohon atau bendungan- bendungan. Dia berdoa supaya mereka bisa berkembang dan tetap terpelihara.

Lo adalah satu-satunya orang Kristen di daerah tersebut dan tetangga- tetangganya menganggap doanya itu sesuatu yang aneh. Mereka mengetahui kalau dia itu tidak terlalu pandai, sehingga mereka menyangka Lo setengah gila. Pada usia 51 tahun, Lo meninggal tanpa kehadiran seorang keluarga pun, karena serangan jantung. Sejak kematian Lo, satu persatu kecelakaan dan malapetaka mulai terjadi di daerah itu: empat orang terbunuh akibat terjadinya ledakan di tempat penambangan batu, seorang wanita muda kehilangan sebuah lengannya pada sebuah kecelakaan di pabrik gelas, ada kerbau mengamuk sampai menghancurkan saluran irigrasi yang penting. Akhirnya, para penduduk desa berkumpul dan berkata, "Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini karena Lo sudah tidak ada lagi untuk mendoakan kita. Seperti yang kita ketahui dari anak-anak kita, tidak ada seorangpun terluka dan panen berlimpah ketika Lo mendoakan kita." Mereka berembuk sampai larut malam dan memutuskan untuk mencari tahu kepada Allah yang mana Lo berdoa dan mereka merasa menyesal karena tidak terlalu tertarik kepada kepercayaan Lo ketika dia masih hidup.

Dalam rangka mencari jawaban tersebut, mereka menyalakan hio (sejenis dupa) di sebuah altar di desa mereka. Anehnya, patung pahlawan perang yang ada di atas altar selalu terjatuh setiap malam dengan muka terpuruk di lumpur. Akhirnya mereka mendapatkan sebuah ide: "Dewa selalu jatuh pada arah yang sama." Jatuhnya selalu menunjukkan ke arah bekas rumah Lo. Lalu mereka pergi ke rumah tersebut, yang sekarang ditinggali oleh sebuah keluarga, dan mulailah mereka mencari tahu. Setelah beberapa waktu, seseorang berteriak, "Saya telah menemukan sesuatu!" dan dia menarik sebuah buku kecil dari celah di bawah atap. Mereka membawa buku tersebut ke hadapan patung dewa mereka dan menyalakan lebih banyak hio lagi dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada hari itu, seorang penginjil muda tiba di daerah itu dan mulai menginjili di ladang-ladang: "Saudaraku, ijinkan saya untuk menceritakan tentang Yesus Kristus."

Tetapi, sebelum penginjil muda itu berkata lebih lanjut, sekelompok orang menangkapnya dan mengikat tangan dan kakinya dan berteriak kepadanya, "Apa yang kamu kerjakan? Hendak mengajarkan penyembahan yang lain?" Ketika sedang menyeretnya melewati altar, mereka mendengar suara yang keras dan sebuah teriakan. Mereka melepaskan penginjil tersebut dan berlari ke altar di mana mereka menemukan patung pemujaan mereka terjatuh lagi dan kali ini menimpa kaki seorang wanita muda. Ketika mereka sedang berusaha membebaskan wanita tersebut, penginjil muda tadi bergerak mendekat. Dia mengenali buku Lo yang diletakkan di altar, lalu mengangkatnya dan bertanya, "Ini adalah Alkitab. Di manakah kalian menemukannya?" Penduduk desa memandangnya dan bertanya apakah dia mengetahui tentang buku tersebut. "Tentu saja, ini adalah buku tentang Yesus Kristus, Allah yang terhebat, yang menjawab setiap doa, tidak seperti allah-allah lainnya."

Itu adalah kata-kata yang sudah lama ingin didengar oleh para penduduk desa. "Buku ini milik seorang petani di desa ini," kata mereka. "Semula kami pikir dia itu gila, tetapi kami dapat melihat dan merasakan bahwa doa-doanya sangat manjur. Tolong ceritakan kepada kami tentang Allah yang dia percaya!" Sang pengijil membersihkan debu yang ada di bajunya dan mulai berbicara. Dia memperhatikan bahwa ibu jarinya menunjuk ke sebuah bagian tertentu saat dia mengambil Alkitab yang terbuka tersebut. Ketika dia melihat dan membaca bagian tersebut, dia sangat takjub. Bagian itu adalah ayat dari I Samuel 5, yang menceritakan tentang Dagon, dewa orang Filistin yang jatuh tersungkur di hadapan Tabut Perjanjian. "Saya belum pernah memperoleh ayat yang lebih baik untuk berkotbah" dia berkata sambil tersenyum kecil.

Beberapa waktu berlalu, para penduduk desa itu sekarang telah menjadi Kristen. Mereka berkata, "Panen kami meningkat dan jumlah kecelakaan yang terjadi menurun." Walaupun begitu, hal yang terbaik ialah peninggalan kebiasaan yang Lo kerjakan. Setiap sore, sepuluh sampai lima belas orang berdiri di atas waduk-waduk, merentangkan sebelah tangannya, membuka jari-jarinya dan berputar perlahan di tempat, berdoa di dalam hati untuk setiap hal yang mereka lihat melalui jari-jari mereka.

Sumber: Friday Fax, January 2002

Jeanine Brabon

Picture
Di bulan Pebruari 1991, Jeanine Brabon, seorang misionaris dari OMS International yang juga merupakan seorang profesor Perjanjian Lama di Biblical Seminary di Colombia, telah mendengar terjadinya revival dari para assasin dan teroris di Bellavista National Jail, sebuah penjara yang terkenal di Medellin. Seorang mantan napi dari penjara tersebut, Oscar Osorio, telah diubahkan oleh Yesus Kristus, dan dia mengundang Brabon untuk menyaksikan revival itu dari dekat. Keesokan harinya, Osorio, yang sekarang menjadi pendeta penjara, menjemput Brabon dan mengantarnya ke Bellavista. Dalam perjalanan, Osorio meminta kesediaan Brabon untuk berkhotbah di hadapan para napi. "Siapa saja pendengarnya?" tanya Brabon. Osorio menjawab, "Sicario dan teroris." (Di lingkungan pengedar narkoba di Colombia, sicario adalah istilah untuk pembunuh bayaran.) "Oke," jawab Brabon, "aku bersedia melakukannya."   Ketika keduanya sampai di Bellavista, Brabon menjadi objek kecurigaan dari para pengawal penjara dan sesuai prosedur, mereka memeriksa Brabon dan mengambil sidik jarinya. Sesudah pemeriksaan itu selesai, mereka berdua diijinkan memasuki wilayah yang terkunci, tempat dimana para napi tinggal.

Melawan rasa takut dalam dirinya, Brabon mengkhotbahkan tentang belas kasih Allah di hadapan para napi, dan setelah selesai dia duduk kembali di tempatnya. Saat itu dia melihat, ada 23 napi yang berwajah sangar telah meneteskan air mata. Mereka maju ke depan dan berdoa untuk menerima keselamatan dari Yesus. Semenjak saat itu, Brabon memulai pelayanannya di penjara. Tidak hanya itu, Brabon telah dipakai Allah menjadi alat-Nya untuk menerapkan keahlian akademisnya dengan mendirikan Bellavista Bible Institute, sebuah seminari di balik dinding penjara.

Sumber : A WOMAN'S PLACE IN MISSIONS By Stan Guthrie
World Pulse, September 15, 2000

Go To The Goal!

Picture
Berikut ini adalah empat dari kesaksian-kesaksian pemain sepak bola yang bertanding dalam pertandingan Piala Dunia 2002 yang dimuat dalam situs http://www.gothegoal.com/english/
 
* JOSE ROBERTO JUNIOR DA SILVA - ZE ROBERTO
Club : Bayer Leverkusen (Germany)
Negara: Brazil
Posisi: Midfield
 Allah mengijinkan banyak hal terjadi dalam hidup kita, terkadang untuk menguji kita dan untuk memperkuat iman kita. Kita harus dipersiapkan untuk menghadapi masa-masa sulit. Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari Firman yang keluar dari mulut Allah. Hidup tidak hanya dipenuhi dengan kegembiraan saja, tetapi ada juga tantangan. Saya berasal dari keluarga miskin yang tidak pernah memiliki sesuatu. Terkadang kami harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang kami butuhkan, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari kami sangat kekurangan. Sekarang saya dapat melihat perubahan dalam hidup saya -- saat dimana saya tidak memiliki sesuatu, dan saat ini saya dapat memiliki segalanya. Segala sesuatu yang saya maksudkan di sini bukanlah uang ataupun kepopuleran, tetapi sukacita atas hidup yang saya miliki. Hal ini berawal saat ibu saya menerima Yesus secara pribadi dan setia dalam doa-doanya. Dia tidak pernah memaksa kami -- saya dan kakak-kakak laki saya -- untuk pergi ke gereja. Namun, suatu hari Roh Kudus menjamah hati saya dan saya menyerahkan diri kepada Yesus sama seperti yang dilakukan ibu saya. Semenjak saat itu, Yesus mengubah hidup saya.     

* DANIEL ZAFIRIS
Clubs : Petrolul Ploiesti, National University Team (Romania)
Negara: Romania
Posisi: Forward
Saya menyaksikan film "Jesus of Nazareth" dan film ini sungguh menarik perhatian saya. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa hidup tanpa Allah sama seperti bermain sepak bola tanpa sebuah bola. Karena itu, jika tidak ada bola, maka tidak seorang pun dapat bermain sepak bola. Tahun 1991, saya memahami bahwa apapun tujuan hidup saya (sebagai pemain sepak bola), berapa pun kesuksesan yang saya raih, namun jika saya tidak memiliki Yesus sebagai Allah yang hidup, maka semua kesuksesan yang saya raih cepat atau lambat akan segera hilang. Apa gunanya bagi setiap orang di dunia, khususnya para atlet, jika dia dapat meraih dunia tetapi kemudian dia kehilangan jiwanya? Saya telah mendapatkan tujuan baru dalam hidup saya. Sekarang saya tahu mengapa saya hidup. Sebelum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, saya adalah orang yang mengutamakan diri sendiri. Saya hanya memikirkan kebutuhan diri saya dan apa yang menjadi minat saya. Banyak kali saya tidak mengetahui kemana saya harus pergi dan kepada siapa menceritakan pergumulan saya. Namun sekarang, saya tahu bahwa saya dapat mengandalkan Kristus karena Dia memahami diri saya dan menguatkan saya untuk menghadapi situasi-situasi sulit baik dalam pertandingan, dalam kehidupan keluarga saya maupun dalam kehidupan pribadi saya.

* LUIS VIDIGAL
Club : Napoli (Italy)
Negara: Portugal
Posisi: Midfield
Hidup dengan ketenaran adalah sesuatu yang dapat menyulitkan. Tetapi Yesus mengajarkan bahwa saya tidak dapat meninggalkan dunia ini; saya harus bisa menghadapinya. Saya yakin bahwa saya dapat mengerjakan segala sesuatu. Saya percaya dengan kemampuan saya untuk mencapai semua tujuan baik yang berhubungan dengan keluarga, sosial, maupun profesional. Namun pada kenyataanya, saya gagal untuk melakukan hal itu semua. Di Portugal ada sebuah persekutuan yang bernama Atletas de Cristo; dalam sebuah persekutuan yang saya ikuti, saya bertemu dengan orang-orang yang menolong saya untuk meraih tujuan-tujuan penting dalam hidup saya. Sejak saat itu, saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Semenjak saat itu tujuan hidup saya menjadi jelas. Saya juga belajar bagaimana caranya mengampuni, menerima diri saya sendiri, termasuk dalam membangun karir saya.

* BERT KONTERMAN
Club : Glasgow Rangers (Scotland)
Negara : Netherlands
Position: Defender
Saya berasal dari sebuah desa Kristen di Belanda. Setiap hari Minggu kami sekeluarga pergi ke gereja. Di sekolah, kami selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan saat menjelang sekolah usai. Kehidupan itu yang saya jalani di desa. Saya selalu berhubungan dengan kekristenan. Di kelas terakhir di Sekolah Menengah saya bertemu dengan seorang guru. Dia setiap pagi mengadakan pemahaman Alkitab dimana dia menjelaskan pasal-pasal Alkitab dan menggunakan kehidupan sehari-harinya sebagai contoh. Waktu-waktu itu sungguh memberikan pengaruh bagi saya karena sejak saat itu saya mulai memikirkan tentang Allah. Saya pikir saat itu merupakan titik balik yang mengubah pandangan saya terhadap Alkitab dan kekristenan. Kristus telah mengubah cara pandang saya tentang hidup. Semua orang di bumi pasti mengalami kesedihan dan permasalahan sekaligus juga mengalami hal-hal yang menyenangkan. Namun jika kita memiliki Allah sebagai tempat bersandar maka kita dapat menghargai segala sesuatu yang kita hadapi. Saya dapat menjalani kehidupan saya dan berjuang menghadapi permasalahan saya dengan bantuan dari Allah.


Mendengar Injil Melalui Radio (Bolivia)

Picture
Sebuah syair lagu Kristen mengatakan "Go tell it on the mountain, over the hills and everywhere; Go tell it on the mountain, that Jesus Christ is born ..." ["Pergilah dan ceritakanlah ke seluruh gunung, bukit dan dimanapun; Pergilah dan ceritakanlah ke seluruh gunung, bahwa Yesus telah lahir. ] Inilah yang dilakukan oleh Radio Mosoj Chaski yang siarannya ditujukan terutama untuk orang-orang Quechua yang berdiam di daerah pegunungan Andes dan dataran rendah di Bolivia. Orang-orang Quechua jarang mendapat perhatian dan mereka sangat tidak tertarik akan berita Injil. 70% dari kelompok suku ini berada di lokasi-lokasi yang sangat sulit dijangkau.


Namun Tuhan telah memberi jalan bagi orang-orang Quechua untuk mendengar Kabar Baik melalui gelombang radio. Sebelum radio Mosoj Chaski mulai mengudara untuk pertama kalinya, persiapan telah dilakukan tiga tahun sebelumnya. Mereka merekam lebih dari 1.400 program yang ditujukan khusus untuk membahas masalah sehari-hari yang dihadapi orang Quechua, dalam hal jasmani maupun rohani. Acara-acara yang disiapkan mencakup: pelajaran Alkitab, kehidupan keluarga, dan masalah wanita, kesehatan, pendidikan dan pengembangan masyarakat, serta perawatan hewan dan ketrampilan bercocok tanam, juga penerapan teknologi dan masalah hukum.

Radio Mosoj Chaski mendapat sambutan sangat baik dari masyarakat setelah sembilan bulan mengudara. Hampir setiap hari staff mereka menerima kesaksian dari para pendengar yang hidupnya telah diubahkan melalui siaran-siaran dari radio Mosoj Chaski. Berikut ini adalah contoh beberapa kesaksian yang diterima:

* Orang-orang dari daerah yang terpencil menyatakan kerinduan mereka untuk mengenal lebih jauh ajaran Kekristenan.
* Orang-orang Kristen di empat daerah yang berbeda mengabarkan bahwa pengunjung gereja meningkat setelah radio Mosoj Chaski mulai mengudara.
* Beberapa orang Kristen yang telah undur mendapat dorongan kembali untuk kembali kepada Tuhan dan gerejanya.
* Wakil pemerintah dari empat daerah yang berbeda datang ke stasiun radio untuk menyatakan rasa terima kasih mereka atas peranan radio dalam membina masyarakat.
* Misionaris-misionaris menceritakan bagaimana orang-orang Quechua menyambut baik berita Injil yang disampaikan karena mereka telah mendengar sebelumnya melalui radio.
* Staff Radio Mosoj Chaski mendapati dalam kunjungan mereka ke daerah dataran rendah bahwa beberapa bar di sana memasang siaran radio ini karena siaran ini adalah yang terbaik di seluruh negri.

Radio Mosoj Chaski sedang mempersiapkan program-program baru untuk disiarkan dan terutama sedang mengerjakan "follow-up" untuk ajaran Kristen dan penginjilan yang dilakukan bersama dengan gereja-gereja lokal di sana. Ini semua adalah tugas yang sangat berat dan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mohon dukungan doa-doa saudara sekalian dalam mengerjakan tugas yang menggembirakan ini: memberitakan kabar Injil "over the hills and everywhere" kepada orang-orang Quechua di Bolivia.

Sumber: SIMNOW Edisi 91 (kiriman dan terjemahan dari Rudy Kurniadi)

Pandita Ramabai Mukti Mission di India

Picture
Berikut ini adalah sekilas cerita tentang Pandita Ramabai -- seorang wanita yang menjadi pendiri Pandita Ramabai Mukti Mission di India.

Pandita Ramabai mulai mempelajari bahwa Yesus adalah jawaban yang dibutuhkan oleh para wanita India. Tahun 1882, Ramabai mendirikan Arya Mahila Samaj yang memberikan pendidikan bagi kaum wanita di India. Keberadaan organisasi tersebut menuntun Ramabai untuk mendirikan Sharada Sadan pada tahun 1889 -- sebuah sekolah yang akhirnya berkembang menjadi sebuah organisasi besar. Saat ini organisasi tersebut dikenal dengan nama Pandita Ramabai Mukti Mission. Pandita Ramabai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Marathi dengan menggunakan Alkitab bahasa Yunani dan Ibrani sebagai acuannya. Tahun 1896, saat terjadi bencana kelaparan yang hebat di India, Ramabai mengunjungi desa-desa di wilayah Maharashtra dengan mengendarai kereta yang ditarik sapi. Wanita ini menyelamatkan ribuan anak dari kasta yang terabaikan, para janda, yatim piatu, dan para wanita miskin. Ramabai membawa mereka ke tempat penampungan Mukti dan Sharada Sadan. Segera sesudah peristiwa itu, Ramabai mendirikan Pandita Ramabai Mukti Mission -- sebuah tempat dimana sampai saat ini masih melayani dengan baik para wanita yang membutuhkan dan berasal dari kasta rendah. Masih dengan misi yang sama, pada tahun 1904, Pandita Ramabai bekerjasama dengan beberapa wanita mulai mendoakan secara teratur daftar orang-orang yang rindu memiliki pengalaman bersama Yesus. Roh Kudus pun tercurah sehingga banyak orang yang didoakan bersedia mengakui dosa mereka dan bertobat.    Pelayanan yang dilakukan oleh Pandita Ramabai Mukti Mission terus berlanjut sampai saat ini sebagai penghormatan atas keberanian dan kegigihannya. Organisasi Pandita Ramabai Mukti Mission saat ini bergerak dalam hal pelayanan bagi anak-anak cacat, pendidikan sekolah, pelayanan kesehatan, rumah bagi mereka yang terabaikan, dan juga gereja. Naikkan syukur kepada Tuhan atas pelayanan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Pandita Ramabai yang meninggal dunia di tahun 1922. Berdoa juga agar banyak wanita di India yang mengikuti jejak pelayanannya di abad ke-21 ini.

Sumber: Global Prayer Digest, May 3, 2002

Perpaduan Antara Misi Dengan Musik

Picture
[Sebuah contoh dari perpaduan antara musik dan misi dengan cara yang kreatif terlihat dalam kehidupan dan pelayanan John Benham, yang memiliki hasrat untuk menghubungkan antara musik dan misi.]

Menjangkau berbagai budaya dengan musik untuk menghubungkan hati manusia dengan hati Tuhan: The Music In World Cultures Training Center (Musik dalam Pusat Pelatihan Kebudayaan Dunia). "Didirikan tahun 1989, The Music in World Cultures (MIWC) adalah realisasi dari dua hasrat saya semenjak kecil: panggilan untuk melayani Tuhan dalam misi dan kecintaan saya akan musik. Pergumulan saya menggabungkan dua hasrat ini memakan waktu puluhan tahun. Dua katalis yang mewujudkan terjadinya hasrat saya, yaitu mengembangkan kelas 'Perspektif Alkitabiah tentang Pujian -- Sebuah seminar tentang Pujian dan Budaya,' dan membawakan seminar tersebut di sebuah gereja baru di pulau Taliabo di Indonesia. Misionaris Steve dan Mary Lonetti, yang sedang kembali untuk cuti, ikut serta dalam kelas ini. Undangan dari mereka untuk datang dan mengajar di gereja Taliabo bagi saya jauh dari yang dibayangkan sebelumnya, bahkan oleh mereka sendiri.
Ada sebuah kebudayaan animisme, yang sangat melibatkan roh-roh yang sangat trampil dalam membunuh orang. Tapi telah terjadi perubahan yang sangat ajaib! Empat suku yang dulunya saling bersaing sekarang hidup bersama dalam damai. Mereka telah 'memberikan hati mereka' -- sekarang mereka hanya memiliki hati Tuhan yang mereka 'bagi bersama.'

Saat itu bulan Juni, 1989. Sebuah pesawat mendarat di landasan terbang sementara dan saya disambut dengan lagu-lagu pujian baru bagi Tuhan. Ini bukanlah sebuah lagu penyambutan tradisional, tetapi sebuah deklarasi dari iman mereka yang baru di dalam Tuhan. Mereka telah "membuat" lebih dari 75 lagu baru. Lagu-lagu tersebut adalah ekspresi ucapan syukur atas kebebasan dari roh-roh dan sebuah ringkasan dari pengajaran-pengajaran tentang keselamatan dan hidup kekal. Kala, seorang mantan dukun suku, dia sendiri telah menggubah hampir seluruh kitab Efesus ke dalam musik.

Sebuah alat perekam kecil Sony sangat membantu proses perekaman. Kaset demi kaset telah diisi dengan puji-pujian baru. Lagu-lagu ini akan terdengar dari beranda sejak pk. 6.00 pagi. Nyanyi -- rekam -- tulis -- nyanyi bersama; dan kemudian prosesnya dimulai dari awal lagi. Kami melakukannya seharian penuh sampai malam hari, setiap hari, setiap malam. Hal ini sangat melelahkan, tapi mudah menular. Pengalaman-pengalaman dalam seluruh hidup saya terpusat pada peristiwa tersebut. Dua hasrat saya telah terpadu.

Perjalanan pertama itu diakhiri dengan undangan untuk melayani delapan suku lainnya dan ini merupakan kesempatan untuk menghabiskan sisa hidup saya di Indonesia. Tetapi sungguh tidak realistis jika berpikir bahwa permintaan-permintaan yang tidak terlalu banyak itu hanya dapat dilakukan oleh satu orang saja. Orang lain harus diperlengkapi juga. Inilah jawabannya: sebuah Pusat Etnomusikologi (Ethnomusicology Center -- ilmu yang mempelajari musik dalam suatu bangsa) dengan misinya untuk "memperlengkapi para pemusik, misionaris, dan pemimpin gereja dengan budaya musik etnik, sehingga seluruh bangsa dapat memuji Tuhan dalam roh dan kebenaran dengan menggunakan bahasa musik mereka sendiri."

Dengan pimpinan Tuhan dan kepemimpinan visionaris di Crown College (St. Bonafacius, Minnesota), sebuah kerja sama dibangun untuk menyelenggarakan sebuah program Master of Art dalam bidang Etnomusikologi. Kurikulum dan bahan-bahannya dikembangkan, termasuk sebuah laboratorium komputer musik dan sebuah pusat sumber daya. Selama 10 tahun di Crown College, pusat sumber daya MIWC telah mengembangkan lebih dari 1500 buku versi cetak, 500 kaset audio dan kaset video yang berisi kebudayaan-kebudayaan musik dari berbagai negara.

Segera setelah itu MIWC mengerjakan proyek-proyek khusus yang menggabungkan musik dengan pelayanan misi. Di tahun 1996 sebuah undangan datang guna menjajagi kemungkinan kerja sama dengan Gabungan Gereja Baptis di Ukraina untuk memulai sebuah proyek bersama dengan para pemusik dari gereja-gereja di Ukraina. Stephen Benham (putra dari John Benham) kemudian memegang tanggung jawab atas proyek ini yang menjadi bagian dari program penelitian S3 (doktor)-nya di bidang musik.

Visi MIWC:

* Menyelenggarakan Orkestra Kristen Nasional dan Paduan Suara Ukraina.
* Memperlengkapi pemimpin-pemimpin pujian gereja dengan Seminar "Perspektif Alkitab tentang Pujian."
* Mengembangkan sebuah kurikulum pendidikan musik instrumental untuk melatih para anggota orkestra dan paduan suara menjadi guru musik.
* Menyelenggarakan sekolah-sekolah musik di gereja-gereja untuk tujuan penginjilan.

Hasil MIWC:

* Menyediakan musik bagi beberapa pelayanan penginjilan termasuk Badan Penginjilan Billy Graham.
* Membawa tur penginjilan di aula-aula konser di seluruh Ukraina, dengan lebih dari 650 orang menerima Kristus dan bergabung dengan gereja lokal untuk pemuridan.
* Menghasilkan sebuah CD dan kaset rekaman dari orkestra dan paduan suara.
* Mendirikan 13 sekolah musik dengan 1/3 dari pendaftar datang dari keluarga yang sebelumnya tidak pergi ke gereja.

Sumber: Global-Worship Vol. 2, #14 June, 2001

Harapan Seorang Pemabuk

Berikut ini adalah kesaksian dari salah seorang misionaris (pendeta dari Korea) yang melakukan pelayanannya di Afrika Selatan.

Ladang misiku adalah suatu wilayah di Naral, yang ada di bagian timur Afrika Selatan. Saat ini, aku bekerja di dua tempat yaitu di suatu daerah perkotaan bernama Kwamashu dan daerah pertanian bernama Ruganda. Sehubungan dengan kebijaksanaan apartheid yang diberlakukan di Afrika Selatan, banyak daerah perkotaan -- terdiri atas kota- kota mono-ethnis yang didiami orang-orang "campuran" (keturunan dari pasangan yang berbeda ras), orang-orang Indian dan orang-orang berkulit hitam -- berkembang pesat di daerah-daerah pinggiran kota- kota, tempat di mana penduduk asli Afrika (keturunan Eropa) tinggal. Kota Kwamashu terkenal dengan tindak-tindak kekerasan yang terjadi hampir setiap hari sebelum dilangsungkannya pemilihan bersejarah di negara Afrika yang melibatkan setiap ras yang ada di negara tersebut, tepatnya pada tanggal 28 April 1994. Menyadari resiko yang harus dihadapi karena situasi kekerasan yang ada di Kwamashu, beberapa peristiwa tertentu terus menguatkanku untuk meneruskan pelayanan misi di kota tersebut.

Salah satu dari peristiwa-peristiwa tersebut terjadi ketika aku sedang melakukan penginjilan dari rumah ke rumah di sebuah desa di Kwamashu. Pada sebuah rumah yang aku kunjungi, aku menjumpai dua orang pria sedang minum bersama. Kami mulai berbincang-bincang dan aku memperkenalkan diri kepada mereka sebagai pendeta Korea. Nampaknya mereka tertarik dengan pembicaraan tentang gereja dan mereka mulai melontarkan banyak pertanyaan yang berkaitan dengan kekristenan. Untuk menanggapi rasa ingin tahu mereka, aku mulai mensharingkan Injil -- berita keselamatan yang diberikan kepada mereka melalui pengorbanan Yesus Kristus. Selain itu aku juga mensharingkan tentang pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan bergereja untuk menguatkan dan menumbuhkan ke kedewasaan mereka dalam iman. Meskipun kedua pria tersebut dalam keadaan benar-benar mabuk, mereka mengundangku untuk datang lagi, sebagai ungkapan kerinduan mereka untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang Injil.

Setelah menyelesaikan kunjungan di desa tersebut, aku kembali ke gereja untuk mengadakan PA bersama-sama anggota-anggota gereja lainnya. Begitu aku bersiap-siap hendak pulang setelah PA, salah satu dari dua orang pria peminum yang aku kunjungi tadi datang menghampiriku. "Misionaris Kim," katanya memanggilku, "Apakah anda memiliki waktu luang malam ini?" "Saya ingin anda menceritakan lebih banyak lagi tentang Injil kepada saya dan tunangan saya," lanjutnya menjelaskan. Salah satu anggota gereja yang kebetulan ikut mendengarnya sangat terkejut. Demikian pula aku yang merasa ragu karena Kwamashu bukanlah kota yang aman. Namun demikian, aku terima juga undangan tersebut. Matahari telah terbenam dan hembusan angin mengantarkan kami memasuki Wilayah "J" di kota Kwamashu -- wilayah yang paling berbahaya di kota Kwamashu. Setelah kami tiba di rumah pria pemabuk itu, dia mulai memperkenalkan anggota keluarganya yaitu ibu, adik, kakak, dan juga tunangannya. "Ini tunangan saya," katanya kepada saya, "Dulu ia biasa pergi ke gereja yang dipimpin oleh misionaris dari Barat. Bahkan waktu dia kecil, dia juga pernah mengikuti Sekolah Minggu. Tetapi sekarang ia tidak mau melakukannya lagi. Tolong sharingkan Injil kepadanya dan bantulah dia untuk memulai kehidupan kristennya lagi." Begitu mendengar permintaan tersebut, sebuah doa terucap dalam hatiku,

"Oh Tuhan, Engkau sungguh Allah yang Mahakuasa."

Aku benar-benar heran saat melihat bagaimana Allah membuat diriku memiliki keberanian untuk memasuki daerah berbahaya tersebut, sehingga seorang pemabuk dan tunangannya dapat mendengar berita Injil. Aku berdoa memuji Tuhan yang telah mengatur dunia dengan kuasa-Nya.

Bahan diambil dan diterjemahkan dari:
Judul Majalah: Living Life, Volume 3, Number 12
Judul Artikel: The Drunkard's Wish
Penerbit : Tyrannus International Ministry, 1994
Halaman : 110

Penginjilan Tetap Jalan Meskipun Serangan Menghadang

Berikut ini adalah kisah seorang Penginjil yang melakukan pelayanan di Bangladesh, di antara saudara-saudara sepupu:

Suatu pagi, saya pergi mengunjungi beberapa petobat baru dan orang- orang non-Kristen yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Yesus. Untuk mengunjungi mereka, saya menyewa rickshaw (sejenis becak yang ditarik dari depan oleh manusia) dan sesudah makan siang saya mendapat kesempatan untuk bersaksi pada si penarik rickshaw yang telah seharian mengantar saya dari satu rumah ke rumah lainnya.

Sore harinya, ada dorongan kuat dalam hati saya untuk mengunjungi Azim, seorang petobat baru, dan memberikan dukungan rohani kepadanya. Azim sejak kecil telah menerima pengajaran iman Islam dari ayahnya, seorang profesor Islam dan pemimpin fundamentalis yang radikal. Namun Azim sekarang telah meninggalkan kepercayaannya yang lama dan menerima Tuhan Yesus sebagai Allah dan Juruselamatnya pribadi. Biasanya, saya mengajak seorang teman untuk melakukan kunjungan seperti ini. Tetapi kali ini, demi keselamatan Azim, saya pergi sendirian. Saya menuju rumahnya sesudah hari gelap untuk menghindari perhatian orang dan saya berbicara dengan Azim selama satu jam. Setelah itu, saya pulang dengan naik rickshaw dan dengan sengaja saya meminta penarik rickshaw itu untuk melalui jalan lain dari biasanya.

Kami melewati suatu daerah pertanian yang tidak ada satu rumah pun. Tiba-tiba 12 orang laki-laki melompat dari semak-semak. Mereka menangkap dan menarik saya keluar dari rickshaw. Tak sepatah kata pun mereka ucapkan ketika memukul kepala, muka, pundak, punggung dan kaki saya dengan tongkat besi. Karena ketakutan, si penarik rickshaw meninggalkan tempat itu secepat mungkin. Kelompok ini terus memukul saya sampai saya tidak sadarkan diri. Lalu mereka melempar saya ke selokan karena mengira bahwa saya sudah mati. Saya tidak tahu berapa lama saya terbenam di dalam lumpur.

Sungguh merupakan anugerah Allah, penarik rickshaw, yang mengantar dan sempat saya layani di siang hari itu, ternyata melewati tempat di mana saya berada. Tuhan pasti telah mengarahkan perhatiannya agar dapat melihat tubuh saya yang terbenam di dalam selokan. Dia turun, lalu membalikkan tubuh saya dan mengenali saya sebagai orang yang menyewanya siang hari tadi. Dia mengangkat saya dan menaruh saya di dalam rickshawnya, dan mengantar ke hotel tempat saya menginap. Lalu dia mencari dokter dan mengajaknya ke kamar saya. Setelah dua jam tidak sadar di kamar hotel, saya bangun dan merasakan sakit di sekujur tubuh saya. Paginya dalam keadaan masih lemah, saya merasa perlu segera meninggalkan hotel supaya para penyerang itu tidak menemukan saya. Azim, orang yang saya kunjungi mendengar mengenai penyerangan itu dan segera menemui saya. Ternyata, penyerang itu adalah para mahasiswa yang disewa ayahnya untuk membunuh saya segera setelah saya meninggalkan rumah Azim. Tapi puji Tuhan saya masih diberikan hidup dan dari peristiwa penyerangan itu justru telah mendorong Azim untuk semakin sungguh-sungguh memberitakan Kabar Baik setiap hari dari rumah ke rumah.

Sumber: NEWSBRIEF--2000-11-03

Castella: Gadis Muda Pecinta Monster

Di antara teman-temannya sewaktu kecil, Castella memang yang terkecil, jadi jika di sekolah pun selalu ditempatkan di depan. Dan teman-temannya selalu menganggap dirinya adalah anak bawang. Ia suka dijahilin, oleh teman-temannya rambutnya suka ditarik-tarik. Oleh karena perlakuan teman-temannya itu, Castella merasa tidak enak. Ia merasa dirinya tidak ada harganya. Ia hanya bisa terdiam, karena ia merasa takut kepada teman-temannya yang jauh lebih besar dari dirinya. Ketika pulang ke rumah, ia hanya bisa masuk kamar dan menangis.

Sikap teman-temannya terhadapnya sering menimbulkan pertanyaan atas dirinya. “Mengapa saya berbeda dengan orang lain? Orang lain itu bisa main dengan banyak teman, sedangkan saya sulit untuk masuk bergaul dengan orang lain. Pikir saya dahulu, karena apa saya jelek, atau karena kecil… Atau karena hal lain…?”

Terkadang ia bingung, tetapi Castella berpikir mungkin ia memang seperti itu, maka itu ia sendirian saja. Ia suka bermain sendiri saja.

“Saya lebih suka menghabiskan waktu di kamar sendirian, main dengan apa yang ada di kamar saya. Saya bisa mengontrol apa yang saya inginkan sendiri,” kisah Castella mengenai kesendiriannya dari semasa kecilnya.

Ibunda Castella yakni Berta berkisah, “Semakin hari semakin besar kekuatiran saya karena Castella semakin hari semakin besar juga dan semakin parah juga. Saya tidak mau Castella seperti anak yang terbelakang, saya mau dia maju dan berkembang.”

Ibunya pun kerap memuji dirinya untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri Castella. “Tetapi di pikiran saya, apa yang mereka katakan mengenai diri saya itu tidak benar. Karena saya lebih dengar apa kata orang itu bahwa saya anak yang aneh, anak yang berbeda, anak yang tidak layak untuk main-main bareng dengan mereka.”

Akibat Kenangan Buruk Masa Lalu
Semuanya berawal ketika Castella masih kecil, ada peristiwa memilukan yang dialami Castella.
“Saking kesalnya saya… Saking jengkelnya saya… Saya pernah membawa Castella ke kamar mandi, dan menaruh dia di dalam bak mandi. Karena saat itu Castella menangis, menjerit-jerit tidak mau berhenti seperti anak yang kerasukan. Tanpa sebab yang jelas. Akhirnya saya lakukan itu karena saya bingung dan kesal,” kisah ibunda Castella.

Castella sendiri mengisahkan respon dia dari pengalaman masa kecilnya, “Semenjak itu membuat saya males lagi untuk respek kepada orang tua. Apalagi untuk bercerita kepada orang-tua saya… Saya sudah tidak mau lagi.”

Castella membuat benteng dalam hidupnya, menarik diri dari lingkungannya dan masuk kepada setiap gambar-gambar yang dibuatnya. “Pasti sosok gambar-gambar yang saya buat selalu monster-monster yang seram-seram, tidak suka yang cantik-cantik. Yang indah-indah itu kayaknya saya tidak pernah gambar seperti itu. Menurut saya yang indah itu, ya, monster.”

Selama 15 tahun Castella menutup dirinya, berbagai usaha sudah dilakukan ibunya, namun Castella malah lebih menutup rapat-rapat dirinya.

Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang mendekati dirinya dan mencoba dekat dengan Castella. “Waktu kelas 2 SMA ketemu dengan orang-orang yang saya merasa diterima oleh mereka. Jadi waktu itu saya dibujukin untuk pergi main bareng. Awalnya tidak mau, tapi akhirnya saya coba untuk pergi. Tetapi lama-lama saya merasa diterima dan merasa nyaman juga akhirnya,” kisah Castella.

Kisah Teman-teman Castella
“Anak ini tuh dulunya tidak bisa nyambung jika diajak ngobrol. Menakutkan buat banyak orang karena ia selalu jalan dengan kepala tertunduk dan rambut ke depan,” kisah Syani, pembimbing rohani Castella.

Suatu ketika Castella diajak untuk mengikuti sebuah acara anak muda dan lewat acara tersebut Castella mulai terbuka terhadap lingkungannya. “Di situ dikasih tahu bahwa kita itu berharga. Seharusnya itu kita bisa menjadi orang-orang yang Tuhan telah tetapkan tujuan dalam hidupnya. Dari situ mulai terbuka bahwa ternyata yang selama ini saya pikirkan tentang diri saya itu salah. Kalaupun orang-orang tidak menghargai saya, tetapi Tuhan sudah sangat menghargai saya.”

Selama 15 tahun Castella menjadi anak yang anti sosial, namun setelah memutuskan untuk berubah, kini kehidupan Castella semakin berwarna. Ibunya berkisah, “Castella mulai punya teman. Kepercayaan dirinya mulai pulih. Bisa berkomunikasi dengan orang-orang lain.” “Kalau sekarang ia ada di beberapa majalah, ia suka difoto sebagai model,” cerita David. Castella berterima kasih, “Doa mereka yang membuat saya akhirnya bisa berubah juga.” Gambar-gambar yang dahulu melukiskan kesendirian Castella pun sekarang telah berganti menjadi gambar-gambar yang penuh dengan keceriaan. “Ketika saya membuat karya, saya tahu sekali bahwa Tuhan semenjak lahir sudah memikirkan saya jauh sekali. Pasti luar biasa sekali,” tutur Castella.

Ibunya pun menanggapi, “Buat saya pribadi saya belajar dari kehidupan Castella yang sekarang. Dia anak yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Anak yang menomor-satukan Tuhan.”

“Peran Tuhan itu menjadi peran yang utama dalam kehidupan saya. Ketika saya mau maju saya tahu saya bersama Tuhan. Jadi jika saya bisa sampai saat ini seperti sekarang, saya tahu dan saya yakin sekali bahwa saya bisa karena Tuhan,” kisah Castella. (Kesaksian ini ditayangkan 16 November 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel)

Sumber kesaksian:
Castella Natalia (jawaban.com)

Pengkhianatan, Mengukir Indah Masa Depanku

Picture
Sebuah pengkhianatan oleh orang yang sangat dipercayai oleh keluarganya, membuatnya harus memulai usaha dari nol sama sekali. Itulah yang dialami oleh seorang anak muda bernama Hendra Gunawan. Kenyataan pahit itu bermula sewaktu ayah Hendra harus melakukan operasi jantung di Sydney, Australia. Tetapi ketika mereka kembali ke Indonesia, kondisi sang ayah tak juga kunjung membaik. Sang ibu yang dengan setia selalu mendampingi dan merawat suaminya, sempat merasa putus asa bahkan pernah terbersit keinginan untuk bunuh diri karena merasa kalut dan sedih melihat kondisi suaminya.

Sebelumnya, sang ayah merupakan tulang punggung keluarga dan ia mampu mengelola bisnis yang mereka miliki seorang sendiri. Tetapi setelah jatuh sakit, ayah Hendra tidak bisa lagi melakukan aktivitas akibat kesehatannya yang sangat menurun. Usia Hendra yang masih sangat muda dan sang ibu yang fokus merawat sang ayah menyebabkan bisnis keluarga mereka diserahkan kepada saudara ayahnya yang merupakan orang kepercayaan keluarga mereka dan telah sangat dipercaya. Tetapi tahun demi tahun berlalu, perusahaan yang dikendalikan oleh orang kepercayaan ayahnya itu tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
“Pada dasarnya, ayah saya mempercayai seratus persen saudaranya itu,” demikian tutur Hendra.

Hingga suatu saat Hendra kembali dari Australia dan memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan ayahnya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, Hendra menemukan banyak keganjilan di sana.

“Saya menemukan ketimpangan-ketimpangan dan hal-hal yang tidak lazim sebagaimana mestinya sebuah perusahaan berjalan. Hal itu menimbulkan banyak pertanyaan tentang apa saja yang dilakukan oleh orang kepercayaan ayah saya itu.”

hendra-a2Namun saat Hendra menanyakan berbagai hal yang tidak lazim tersebut kepada orang kepercayaan ayahnya, berbagai penolakan dan tentangan harus dihadapinya. Tetapi rasa ingin tahu yang muncul dalam hatinya membuat Hendra tidak dapat berdiam diri, hingga sebuah tabir rahasia terungkap dan membuatnya harus merasakan sakitnya dikhianati oleh orang yang sangat dipercayai keluarganya tersebut.

“Merek yang sudah dicetuskan oleh ayah saya, ternyata sudah dipatenkan oleh orang kepercayaan ayah saya sewaktu beliau dioperasi di Australia.”

Seluruh keluarga merasa sangat terkejut, marah, sakit hati, bahkan nyaris putus asa. Namun nasi telah menjadi bubur, perusahaan ayahnya telah jatuh ke tangan orang tersebut. Kebenaran yang Tuhan ijinkan terungkap tersebut membuat mereka benar-benar merasa terpukul. Banyak pilihan yang bisa diambil oleh Hendra dan keluarganya waktu itu, namun langkah pertama yang mereka buat adalah membawa masalah tersebut kepada Tuhan.

“Waktu itu kami sekeluarga berdoa kepada Tuhan, namun Tuhan tidak menggerakkan kami untuk melawan balik atau melakukan proses hukum terhadap orang tersebut, sekalipun kami sangat berhak melakukan hal tersebut.”

Sebuah pilihan yang berani dibuat oleh Hendra. Dia tidak melakukan pembalasan terhadap orang yang telah mengkhianati keluarganya, tetapi Hendra melepaskan pengampunan dan memisahkan diri dari perusahaan yang telah dikuasai oleh orang tersebut, serta memulai usaha ayahnya kembali dari nol.

Perjuangan yang cukup berat harus dihadapi oleh Hendra dan istrinya dalam memulai usahanya. Namun dengan ketekunan dan ketergantungan mereka kepada Tuhan membuat mereka berhasil melewati semua rintangan itu. Dengan memunculkan sebuah merek dagang yang baru, Hendra dan istrinya berhasil membangun usahanya dalam bidang snack dan kerupuk.

“Jika saya melihat apa yang telah kami raih saat ini, semua itu adalah hasil campuran dari kerja keras, iman dan perkenanan Tuhan. Tuhan mempertemukan kami dengan orang-orang yang tepat, orang-orang yang akan menjadi klien kami, atau orang yang akan menolong kami. Jadi Tuhan selalu menuntun kami untuk berada di tempat yang tepat,” ungkap istri Hendra dengan penuh haru.

Hendra memulai usahanya dengan kondisi minus, tapi kini dia dan istrinya telah berhasil membuka beberapa cabang outlet. Hanya dalam waktu beberapa tahun, peningkatan yang mereka alami benar-benar di luar perkiraan mereka. Menjadi kerinduan mereka bahwa mereka bisa menjadi berkat melalui bisnis yang mereka jalankan dan pengalaman pahit yang pernah mereka rasakan.

“Hal terpenting yang saya pegang adalah bahwa Tuhan sangat baik, mempercayakan dan mengijinkan saya dan keluarga mengalami semua ini. Sehingga akhirnya saya menemukan visi, bahwa suatu bisnis juga merupakan sebuah pelayanan. Dan di market place ini, Tuhan menggerakkan saya dan istri untuk menjadi pebisnis yang menerapkan kebenaran firman Tuhan. Sehingga melalui apa yang kami lakukan, kami dapat memuliakan Tuhan,” ujar Hendra menutup kesaksiannya. (Kisah ini sudah ditayangkan 30  Juni 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Madu dan Racun Untuk Keluargaku – Kesaksian Ronny Patinasarani

Picture
Semula keluarga Ronny Patinasarani begitu harmonis. Namun ketika anak-anak mereka beranjak dewasa, ada sesuatu yang berubah….

Yerry Patinasarani (anak kedua): Pertama kali ada seorang tukang penjual minuman di sekolah saya nawarin saya obat-obatan, nipam waktu itu. Sampai kemudian saya mulai kenal ekstasi, shabu, dan yang terakhir yang menghancurkan hidup saya, putaw. Akhirnya saya juga bisa mempengaruhi kakak saya.

Benny Patinasarani (anak pertama): Pertama kali aku pakai putaw, sejak hari itu aku nggak bisa lepas lagi sama sekali.

Yerry: Akibat saya menggunakan narkoba, hubungan saya dengan papa mama tidak baik karena saya mulai berbohong, saya mulai mencuri. Situasi waktu itu sangat-sangat menyedihkan.

Keterikatan pada putaw membuat Benny dan Yerry sering mencuri barang-barang berharga dan uang yang ada dirumah mereka. Bahkan barang-barang milik tamu yang datang berkunjung pun mereka curi.
Benny: Sempat satu hari, papa mama lagi pergi, saya bikin di rumah sudah seperti open house. Jadi aku buka pintu, aku undang orang-orang.. “ayo masuk masuk silahkan.. apa ada yang mau beli atau ambil, ambil saja…”. Ada yang ambil baju, alat rumah tangga, dll.. sudah sampai seperti itu.

Yerry: Saya pengen banget sembuh, cuma nggak bisa. Orang udah pikir saya nggak bisa sembuh. Keluarga, masyarakat…. Akhirnya saya berpikir mungkin kalau saya nggak ada itu lebih baik buat papa mama, tetangga, om tante. Dan saya berkeputusan mungkin lebih baik saya mati daripada saya hidup menyusahkan banyak orang. Akhirnya saya ambil keputusan waktu itu “ah, saya bunuh diri aja deh”. Saya ambil satu gelas obat serangga, terus saya ambil satu kertas sama bolpen, saya tulis surat buat orang tua saya. Saya bilang sama papa mama, “Papa mama, jangan salah-salahan satu sama lain kalau Yerry meninggal”. Saya tulis surat buat opa oma. “Opa oma jangan salahin papa mama karena mereka nggak bisa didik Yerry hingga berhasil dan kalau akhrinya Yerry meninggal”. Besok paginya saya bangun, dan saya rasakan itu mujizat Tuhan. Saya kaget, “Lho, saya masih hidup!”. Nggak ada yang tahu karena kamar saya kunci, gelas baygon masih ada, surat-surat, kertas-kertas semua, mulut saya ini bau baygon.

Kejadian itu ternyata tidak membuat Yerry sadar. Ia tetap saja terikat dengan narkoba.

Benny: Tiap hari dosis makin nambah. Setiap hari keadaan semakin nggak bertambah baik. Aku juga udah pikir, udah perkiraan. “Paling kalau terus seperti ini, paling 2-3 bulan lagi gue bakal mati overdosis”.

Stella Patinasarani (ibu): Pertamanya saya tidak percaya, sebab mereka (Yerry dan Benny) badannya sehat, gemuk, dan nggak keliatan kuyu gitu. Suatu malam, Ronny Patinasarani mendapati anaknya, Yerry, begitu kesakitan di tangga rumahnya.

Ronny: Pada saat Yerry datang ke saya, malam, dia bilang “Pa, Yerry nggak tahan lagi. Yerry pake”. Saya cuma bisa kaget. “Lha, kok bisa begini ya? Kapan Yerry mulai pake?”. Kalau begitu, kita ke dokter.

Disisi lain, Ronny dan istri berusaha sabar dan tenang dalam menghadapi masalah itu.

Ronny: Saya minta sama istri saya bahwa kita jangan malu. Bahwa ini bukan aib. Ini musibah. Ini masalah sampai anak-anak kita pake. Ini bukan salah anak-anak kita sebenarnya, tapi salah kita, orang tua. Setiap pagi doa saya cuma dua yang saya minta sama Tuhan. Pertama adalah kesehatan, yang kedua kesabaran. Yang paling utama adalah bahwa kita orang tua jangan sama sekali punya usaha untuk menyembuhkan anak kita. Tapi yang kita usaha adalah bagaimana anak kita mau sembuh.

Yerry: Semua teman saya nggak mau main sama saya. Saya pernah dipukulin sama-sama karena saya memang mencuri. Saya dipukulin satu angkatan, kira-kira 30 orang.

Ronny: Besoknya kita orang tua dipanggil ke Lab School. Saya sama Yerry masuk ke Lab School pas istirahat. Satu sekolah berteriak “MALING MALING!!”. Saya peluk Yerry. “Yer, jangan pusing kamu. Yerry bukan maling, Yerry anak papa. Jangan ladeni!”. Saya jalan sama dia.

Yerry: Itu peristiwa yang membuat saya tahu bahwa papa saya sangat mengasihi saya waktu itu. Dia rela sambil diteriakin orang “Maling!”. Saya tahu itu nggak gampang buat dia. Ada satu peristiwa juga yang buat hati saya hancur. Pada suatu ketika, mama nangis dihadapan saya terus mama bilang “Apa mama perlu make juga Yer, supaya kamu berhenti?”. Disitu saya tau betapa saya menyakiti hati mama saya.

Hampir setiap malam dalam keadaan lelah sepulang dari kerja, Ronny dan anak bungsunya Chita, harus mencari dan menunggu Yerry dan Benny di perempatan jalan, atau di rumah bandar sampai subuh.

Ronny: Kenapa saya bisa langsung ke tempat mereka, supaya mereka tahu bahwa saya tahu mereka. Jangan sampai anak-anak saya dibuat macam-macam. Salah satu yang saya bicara mengenai kasih, adalah bagaimana saya, berkelahi sama bandar untuk merebut kasih sayang anak saya. Ini kuncinya. Sehingga walaupun dia pergi kemana-mana, mereka akan kembali kerumah tentunya. Karena itu tadi, di rumah ada kasih. Kadang-kadang kalau malam ,jam 2 misalnya, Yerry suka bangunkan saya dalam keadaan gelisah karena tidak tahan, sakau. Saya kemudian jalan kaki sama dia, kadang-kadang, pergi beli narkoba.

Yerry: Saya tahu ini bertentangan dengan hati nurani dia. Nggak gampang buat seorang ayah, jalan kerumah bandar, membelikan narkoba. Saya tahu dia akan tentang seluruh dunia karena keputusan yang dia ambil. Tapi papa nggak pernah ragu. Saya masuk ke rumah bandar, papa tunggu diluar. Kalau kita ketangkep sama-sama, selesai sudah keluarga saya.

Ronny: Dalam hati kecil saya, itulah pertama dalam hidup saya, rasa satu pergumulan yang luar biasa. Bahwa anak yang saya sayangi ini saya kasih dia madu sekaligus saya kasih dia racun….

Kini, Yerry maupun Benny telah sumbuh total dari narkoba dan berada dalam keadaan yang sehat. Kesaksian mereka didapat langsung oleh tim solusi ketika keduanya plus adik mereka Chita, diundang tim solusi ke studio:

Host: Chita, kamu melihat kedua kakak kamu yang seharusnya menjadi teladan dan bisa melindungi adiknya yang paling kecil. Kamu lihat mereka kecanduan gitu gimana rasanya?

Chita: Lebih banyak kasihan sih, soalnya mereka kan banyak masalah. Sedih lihat mereka, kasihan. Berantem terus juga, jadi kasian. Ada sebel juga karena saya harus jadi kakak, jagain mereka.

Host: Benny, tadi Yerry bilang dia yang pertama kali nawarin kamu. Kamu kan kakak, pertama apa kamu tahu kalau barang itu bahaya dan kok kamu mau?

Benny: Sebenarnya kejadiannya begini. Sebelum dikasih sama Yerry, aku juga sempet nyoba dikasih sama teman-teman. Tapi waktu itu cuma coba-coba aja. Kejadiannya waktu itu aku lagi ada masalah, terus ketemu sama Yerry. Dan waktu itu aku pikir mungkin ini bisa ngebantu menyelesaikan masalah. Tapi ternyata itu membuat keadaan makin parah, ancur, dan nggak bisa ditolong.

Host: Jujur saja, saya nggak habis pikir, kok kesannya papa malah semakin menjerumuskan kalian kedalam narkoba? Dan Yerry, kamu tahu kalau itu nggak sesuai sama hati nurani papa. Terus kenapa kamu lanjutin make?

Yerry: Saya nggak punya pilihan. Jadi saya bingung mau kemana. Jadi papa nggak tega lihat saya. Saya tahu itu salah besar. Saya nyakitin hati papa dan saya manfaatin papa. Saya kepengen bisa lepas, malam itu saja. Cuma saya nggak tahan karena sangat sakit badan saya.

Host: Terus akhirnya yang membuat kalian lepas dari narkoba itu, apa?

Yerry: Untuk coba berhenti, sudah banyak hal yang saya coba. Saya pergi ke beberapa dokter di Jakarta, saya pernah diungsikan ke Banjarmasin, Cirebon. Jadi beberapa bulan saya disekolahi di Banjarmasin, beberapa bulan di Cirebon, beberapa bulan di Losari Tegal, saya frustasi untuk berhenti. Sampai saya kenal Tuhan secara pribadi, disitu saya mengerti bahwa Tuhan mengasihi saya, dan disitu saya melihat bahwa didalam Tuhan masih ada harapan untuk orang yang seperti saya ini. Dari situ mulai ada pemulihan-pemulihan yang terjadi didalam hidup saya.

Host: Ada pesan untuk orang lain agar mereka yang mencandu bisa juga lepas?

Yerry: Ada banyak orang berkata “one way ticket”. Artinya, sekali make, ga bisa sembuh lagi. Saya mau sampaikan kepada pemirsa yang ada bahwa didalam Tuhan tetap masih ada pengharapan. Jadi tetap kita masih bisa sembuh dan tetap masih ada masa depan yang penuh harapan.

Host: Ada pesan untuk orang tua?
Benny: Kita mau berterimakasih sama mama papa yang nggak pernah nyerah dan percaya bahwa kita masih bisa sembuh.

Yeremia 17:14 Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku!

Anakku Adalah Anugerah Tuhan

Picture
Rini Wirawan adalah seorang yang diberkati Tuhan. Bagaimana tidak, Rini mempunyai keluarga yang harmonis, bahkan segala keinginannya diberikan Tuhan kepadanya. Mulai dari diterimanya dia di univesitas terkenal, bisa bekerja di perusahaan yang terkenal, hingga memiliki suami yang sangat baik. Menurutnya, apa yang dia inginkan, pasti dapat. Hingga pada suatu ketika datanglah sebuah ujian di dalam kehidupan keluarganya. Rendi, anak pertama dari Rini dan suaminya yang pada awalnya lahir normal menderita autis. Mengetahui hal ini, Rini merasa seperti disambar petir di siang bolong.

“Memang yang pertama kali terpikir berarti anak saya tidak normal. Jadi apa yang harus saya lakukan karena saya tidak tahu harus melakukan apa? Perasaan saya pada saat itu sangatlah sedih.” ungkap Rini. Namun, Rini tetap berusaha memperlakukan Rendi sebagai anak yang normal dan memasukkannya ke sekolah umum, meski harus menanggung resiko, yakni malu. Menurut Rini, kelakuan Rendi di sekolah waktu kecil memang berbeda dari anak-anak normal lainnya. Ketika anak-anak lain bernyanyi, Rendi malah naik ke meja. Bosan naik ke meja, dia lantas turun ke bawah (lantai), dia melentangkan badannya ke lantai dan menggerak-gerakkan badannya seperti mengepel. Lebih parahnya lagi, Rendi sering menjerit bila dipegang oleh gurunya agar membuatnya tenang.

Sudah cukup dipusingkan dengan perilaku Rendi, Rini menghadapi kenyataan adanya perubahan yang cukup signifikan antara dia dan suaminya. Suami Rini yang terkesan lebih santai, sedangkan dia adalah begitu panik membuat keduanya seringkali berselisih paham. Hingga diakui oleh Rini, pada masa itu, hubungannya dengan suami agak renggang. Rini tidak mau menyerah pada kenyataan, segala usaha tetap diupayakan demi kesembuhan Rendi. Telah banyak waktu dan biaya yang dihabiskan, namun belum juga ada perubahan yang berarti. “Pada saat berusia 5 tahun, dia belum berbicara juga. Awal kan saya lakukan dengan terapi, terapi, terapi” kata Rini menjelaskan perkembangan anaknya pada waktu itu. Rini mulai putus asa, namun saat tampak tidak ada pengharapan lagi. Sebuah seminar mempertemukannya dengan seseorang yang membukakan pola pikir yang baru baginya. Rini berbicara dengan orang tersebut mengenai apa yang dialaminya. Saat dia mulai memperlihatkan keputusasannya, orang tersebut malah memberikan kata-kata penguatan bagi Rini. Orang tersebut mengatakan bahwa dia seharusnya bersyukur karena Tuhan memberikan kepercayaan dari Tuhan merawat anaknya dan tidak banyak orang yang dipercayakan seperti itu oleh Tuhan. Mendengar hal itu, keyakinan Rini kepada Tuhan kembali tumbuh.

Keyakinan Rini kepada Tuhan yang semakin kuat membuat dirinya tidak berhenti berdoa kepada Tuhan bagi anaknya. Rini berkata kepada Tuhan, agar memberikan panjang umur supaya dia bisa menjaga anaknya dan melihatnya hidup mandiri. Dan mukjizat pun terjadi. Perkembangan Rendi semakin lama semakin luar biasa padahal menurut medis, dia tidak akan mengalami perubahan (stagnan). Rendi yang sekarang ini duduk di kelas 5 SD, menurut Rini merupakan anak yang cerdas. Terbukti dari nilai pelajaran yang diterimanya di sekolah, Rendi merupakan siswa dengan nilai kedua terbesar di kelas. Rini percaya hal itu dapat terjadi karena dia berserah kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya setiap hari.

Rini mengakui kehadiran Rendi membuatnya menjadi orang yang berusaha hidup dalam jalan-jalan Tuhan. Dia merasa apa yang akan diambilnya, ia harus mempertimbangkan dengan matang, apakah dia berada di jalan Tuhan atau bukan. “Rendi sayang sama papa dan mama. Rendi sayang mama karena mama suka membantu saya belajar. Rendi sayang sama Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus sudah memberkati kita.” ujar Rendi. “Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah memberkati kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami telah berdoa. Amin. ” doa yang dinaikkan Rendi kepada Tuhan dengan sedikit terbata-bata. “Saya sangat berterima kasih sekali bahwa Tuhan memberikan kepada saya dan mempercayakan kepada Rendi kepada saya. Saya merasa terpilih sama Tuhan dan memberikan kesempatan saya untuk bisa menunjukkan bahwa saya mampu” kata Rini mengakhiri kesaksiannya.

(Kisah ini ditayangkan 10 Agustus 2009 dalam acara Solusi life di O’Channel)


Kenji Michitakasago: Bocah Penuh Penderitaan

Picture
Awalnya Kenji Michitakasago cukup bangga memiliki seorang papa yang asli Jepang. Setahun dua tahun, ia bersama keluarganya merasakan kebahagiaan, kasih sayang dari orang tua, dan bahagia sekali. Tapi sejak kehadiran orang ketiga, sikap papa Kenji menjadi berbeda sekali. Bahkan penyiksaan-penyiksaan yang tidak mereka sangka, itu bisa terjadi. Bujuk rayu dari wanita selingkuhan itu membutakan hati ayah Kenji. Ia tega melakukan perbuatan yang kejam kepada Kenji dan Akira, adik Kenji. Pernah ketika Kenji dan Akira mengganggu ayah Kenji bersama wanita selingkuhannya, ayah Kenji mengikat Kenji dan Akira lalu menggelindingkan mereka dengan tangga dari lantai atas ke bawah. “Waktu itu saya berpikir hidup saya hanya sampai disini. Sepanjang saya ditendang bergelinding saya hanya bisa menangis,” kisah Kenji.

Kenji tak menduga bahwa perlakuan sadis papanya belum berakhir. Hingga satu malam peristiwa tak terduga mengejutkannya. Ketika ia beserta adiknya dan mamanya sedang tidur, papanya melemparkan kaleng susu yang terbuka yang berisikan kelabang-kelabang. “Saya terbangun ketika ibu saya berteriak minta tolong. Ayah saya melemparkan kaleng berisi kelabang itu bermaksud seandainya saja kami bisa dibunuh, jadi orang akan mengira kami mati karena ini. Tapi ternyata sewaktu itu saya merasakan bahwa Tuhan itu menjaga kami. Dan papa dengan santainya mengambil baju lalu pergi tidak terjadi apa-apa. Jadi kami seperti dianggap seakan-akan kami palingan akan mati. Ia tidak merasakan apa-apa jika istri dan anak-anaknya mati. Ia tidak meninggalkan uang atau apa-apa, setelah itu ia hanya mengangkut baju lalu pergi,” kisah Kenji.

Tinggal bersama papa tiri
Dikarenakan tak sanggup menanggung beban yang menindih hidupnya, Kenji bersama mama dan adiknya merantau ke Jakarta dan mencoba hidup yang baru. Di Jakarta Kenji dikenalkan dengan seorang pria yang akan menjadi ayah tirinya. Kenji berkisah, “Hubungan papa tiri dengan saya dari awal sudah tidak baik semenjak bertemu. Suatu ketika ketika subuh saya dibangunkan untuk menyiapkan makanan untuk dia, dan saya tidak bangun. Kemudian dia tendang saya, dia menyeret saya keluar dari kamar dan saya diikat. Mama saya tidak bisa menolong, dan hanya bisa diam saja. Dan ia hanya bisa menangis. Saya cuma merasa ketakutan sekali. Saya memikirkan ayah saya dan berpikir, ‘Kalau boleh papa saya tuh mati.’

Perihnya pukulan dan aniaya dari ayah tirinya membuat Kenji memutuskan untuk meninggalkan rumahnya. “Waktu saya di jalan, saya tidurnya di kolong jembatan, di stasiun rel kereta api, di pinggir jalan… Itu menjadi tempat tidur saya,” kisah Kenji. Kenji ingin bekerja dengan keringatnya, dengan halal, meskipun ia harus menyemir sepatu di jalan. “Dan waktu itu saya tidak berpikiran dengan uang yang berkelimpahan. Saya hanya berpikir saya mau merasakan tidak ada lagi orang yang menyiksa saya. Dan saya juga bisa bermain game, di tempat mainan ding-dong, dengan uang mainan saya sendiri tanpa penyiksaan dari ayah tiri saya. Itu yang saya cari di jalan.”

Di jalanan saya mulai berani menawarkan diri untuk menyemir sepatu orang. Itu yang Kenji lakukan hari demi hari. Hingga suatu ketika Kenji bertemu dengan seorang pelanggan dimana ketika ia membayar tetapi Kenji tidak memiliki kembalian karena orang itu adalah pelanggan pertamanya di hari itu. Lagi-lagi Kenji menemukan siksaan. Pelanggan itu menganggap Kenji berbohong lalu mengusir Kenji dengan menendangnya.

“Akhirnya saya jalan tanpa hasil uang yang seharusnya saya dapat. Selagi jalan saya merenungi nasib saya – “Kenapa kok penyiksaan ini datang lagi?” Di sepanjang jalan saya menangis. Saya bilang hidup saya itu seperti tidak ada artinya,” kisah Kenji. Penderitaan yang dialami Kenji seakan tak akan pernah berakhir. Ditinggalkan oleh ayah kandungnya. Disiksa oleh ayah tirinya. Hingga membuatnya memilih tinggal di jalan. Kenji merasakan bahwa hidupnya seakan tidak ada artinya lagi. “Ketika berjalan di pinggir jalan tuh ingin bunuh diri. Saya merasa kaki saya berat sekali untuk melangkah ke tengah jalan itu. Saya tidak tahu kenapa…” kisah Kenji tentang percobaan bunuh dirinya yang ia ingin lakukan ketika berusia 9 tahun.

Tinggal bersama tante, apakah kehidupanku akan berubah?
Selepas dari percobaan bunuh diri itu, Kenji diajak tinggal bersama dengan tantenya. Namun ia tak pernah menyangka akan apa yang harus ia hadapi di sana. “Waktu itu kebetulan tante saya pergi ke luar kota selama 3 hari. Dan waktu itu, anak-anak tante saya itu menyiksa saya. Mereka menyuruh saya menyeterika seragam sekolah mereka. Jika saya tidak lakukan apa yang mereka suruh, mereka akan menyeterika tangan saya. Setelah saya diseterika, mereka memperlakukan saya seperti binatang juga. Saya dimasukin di kandang anjing herder dan saya disuruh tidur disana bersama dengan adik saya. Disitu saya merasakan seperti binatang. Saya dijadikan satu dengan anjing, tidur disana, makannya disana, dan buang air juga disana,” kisah Kenji menceritakan bagaimana ia mendapati siksaan juga di tempat tinggalnya yang baru.

Saudara-saudaranya melakukan itu semua dikarenakan sirik dengan perlakuan tantenya. Jadi saudaranya melakukan itu agar Kenji dan adiknya tidak betah di rumah. Terus siksaan itu Kenji alami dan mereka juga mengancam Kenji agar tidak menceritakan hal tersebut kepada mami mereka atau tante dari Kenji.

Terkatung-katung menjadi anak jalanan
“Suatu ketika akhirnya saya tidak tahan dan saya ngomong ama tante. Akhirnya tante emosi dan menghajar anak-anaknya. Setelah tante itu menghajar anak-anaknya, saya kabur, dan kembali lagi ke jalan,” kisah Kenji. Saat kembali ke jalanan, Akira, adik Kenji, memutuskan untuk berpisah dengan Kenji. Kenji tak bisa berbuat apa-apa. “Saya sempat sedih juga… Kenapa saya harus berpisah dengan adik saya padahal saya sudah berpisah dengan papa. Kenapa Tuhan itu jahat? Kenapa Tuhan itu tidak ada ketika saya mengalami penyiksaan begitu luar biasa, Tuhan itu tidak menolong saya… Hanya diam. Kenapa Tuhan seperti itu? Tidak ada Tuhan. Saya tidak bisa merasakan yang namanya Tuhan.”

Hingga suatu hari Kenji belum makan selama dua hari karena belum mendapatkan pelanggan. Ia berdiri di depan rumah makan cepat saji dan memandangi sebuah keluarga yang begitu harmonis memakan makanan bersama. Kenji merasakan kerinduan menginginkan keluarga seperti yang ia lihat. Kenji hanya termenung saja dan terdiam. Setelah keluarga keluar sehabis makan, Kenji masuk dan memunguti tulang-tulang sisa makanan mereka. Ketika Kenji mengambil sisa makanan itu, ia dikejar sekuriti.

“Waktu saya dikejar sekuriti saya lari dan berpikir saya mungkin akan ditangkap dan dipukuli lagi. Saya coba terus lari dan membawa tulang ayam yang saya dapatkan. Sampai di tempat yang aman, saya melanjutkan memakan makanan itu. Di situ saya merasa hancur. Kenapa penderitaan ini rasanya terus terjadi lagi tak habis-habis. Saya harus memakan makanan sisa orang. Saya hanya bingung dan saya menikmati makanan tulang ayam itu selayaknya orang makan,” Kenji berkisah sambil menitikkan air mata. Kehidupan di jalanan yang keras harus ia jalani selama bertahun-tahun. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya. Seorang pria bernama Aon Santoso yang sedang dalam perjalanan menuju pelayanan. Ia melihat Kenji dan hanya berpikir mungkin Kenji hanya seorang anak nakal yang ingin bermain di jalan sampai malam dan belum pulang.

“Setelah satu minggu saya telusuri dia, dia bercerita. Dua hari… satu malam… anak sembilan tahun untuk mengisi perut dengan tulang-tulang ayam bekas orang. Sebagai pelayan Tuhan saya bergumul dan akhirnya saya putuskan untuk membawa dia pulang,” kisah Aon Santoso mengenai terbebannya hatinya melihat keadaan Kenji.

Perubahan hidup mengenal Tuhan
Kenji pun berkisah mengenai perubahan hidupnya semenjak mengenal Ko Aon, “Perlahan-lahan kehidupan baik luka batin saya dan segala sesuatu yang saya alami semenjak masa kecil saya… Itu dipulihkan. Saya sepenuhnya mengampuni mama saya, papa tiri saya bahkan papa kandung begitu juga dengan saudara-saudara yang pernah menyiksa saya. Mulailah saya mengenal Tuhan yang sesungguhnya, bahwa Tuhan itu ada. Dan Tuhan itu tidak pernah meninggalkan saya dalam keadaan apapun.” Suatu ketika Kenji memainkan kibord di rumah ko Aon dan ternyata Kenji memiliki bakat untuk bermain kibord. “Sewaktu itu Kenji tidak mempunyai kepercayaan diri,” kata Aon. Tetapi karena Kenji ingin untuk belajar memainkan kibord, meskipun biaya belajar alat musik kibord cukup mahal… Kenji akhirnya pun giat belajar memainkan kibord. Dengan talenta yang dimilikinya, Kenji mengalami kemajuan pesat. Kasih karunia Tuhan menyertai Kenji hingga ia dapat menyelesaikan album pertamanya.

“Saya berjumpa dengan Tuhan, saya bisa berubah drastis, karena saya diberikan kedamaian di hati. Suatu sukacita. Saya juga bisa melayani orang-orang yang membutuhkan kasih sayang. Di situ saya merasakan bahwa hidup saya berarti dan saya bisa menjadi berkat buat orang,” kisah Kenji mengenai perubahan hidupnya yang drastis setelah mengenal Tuhan. Kehidupan Kenji pun diubahkan saat ia menemukan kasih sejati dari Tuhan Yesus. “Perbedaan hidup saya dahulu itu… gelap dan kelam. Tetapi setelah saya mengenal Tuhan dan mencari jalan keselamatan, hidup saya itu cerah… ceria… dan senang sekali.” (Kisah ini ditayangkan 12 Juni 2009 dalam acara Solusi Life di O Channel)

Sumber kesaksian:
Kenji Michitakasago (jawaban.com)

Tumor Meleleh Karena Kuasa Doa

Picture
Tahun 1997 suami Sid, Tom Renfro adalah seorang yang menduduki posisi terhormat di Virginia Utara. Namun Tom didiagnosa menderita kanker limfoma yang sudah mencapai stadium 4. Sid tidak diberikan sedikitpun harapan bahwa suaminya akan sembuh. Sid Renfro mengisahkan keadaan suaminya waktu itu. Dunia seperti berhenti. Dunia dimana anda hidup seperti tidak ada lagi. Tidak lagi sama. Kami berharap mereka dapat melakukan sesuatu. Tetapi mereka mengatakan bahwa tidak ada radiasi, tidak ada kemoterapi. Dokter mengatakan pada saya : “Kami tidak akan mencoba apapun. Kami tidak akan menyentuh suami anda. Pulanglah!”. Hal-hal berubah dengan cepat. Dari yang buruk ke yang paling buruk. Bila kanker itu menyerang organ-organ penting maka ia akan bertahan hanya 3 bulan saja. Dan tidak lama kemudian ginjalnya terserang.

Tim dokterpun pesimis dengan keadaan Tom.  
Kalau anda terserang penyakit yang sudah mencapai tingkat tinggi maka kecil kemungkinan anda untuk sembuh. Saya melihat dr.Tom Renfro semakin parah. Kanker telah menggerogoti hidup dan kesehatannya dan kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup. Terlihat jelas di video Tom yang sedang membawakan renungan dengan kekuatan yang semakin lemah di gerejanya di Virginia utara. Kesehatan tubuh Tom semakin turun drastis. Kesehatannya memburuk hari demi hari. Dia mulai membutuhkan banyak darah dan ketika itu terjadi. Waktu terasa begitu berharga.

Secara mental keadaan sayapun semakin lemah karena keadaan secara fisik saya begitu lemah. Dan pada posisi itu saya tidak berpikir bahwa saya akan bertahan hidup. Penyakit ini sudah menyerang tubuh saya selama satu tahun. Tapi saya mau mengatakan bahwa ini saatnya anda mengambil waktu untuk mengucap syukur kepada Tuhan untuk berkat atas hidup anda. Bila anda seperti saya mungkin anda tidak sanggup menanggungnya.

Namun hal yang paling menyedihkan adalah tumor yang tumbuh begitu cepat diseluruh tubuhnya. Orang hampir bisa melihat tumor diseluruh tubuhnya berkembang. Orang bisa melihat sebagaimana tumor yang mulai dari seukuran kecil kemudian sebesar bola golf dan sebesar apel di lehernya. Tom hanya membutuhkan kasih karunia karena dia benar-benar tidak berdaya. Dokter hanya memberikan kesempatan bagi Tom untuk hidup dalam beberapa minggu ke depan.   Sid Renfro bertahan pada satu sumber yang membuatnya bertahan dari semua yang dihadapinya. Imannya kepada Yesus Kristus. Walaupun ia ingin agar Tuhan menyembuhkan Tom, ia merasa Tuhan mengijinkan dirinya untuk mengalami perasaan kehilangan orang yang sangat dikasihinya. Dan Sid mengetahui bahwa inilah saat bagi Tom. Namun ada satu pertanyaan di dalam diri Sid. Tuhan dimanakah Engkau ? FirmanMu adalah “Ya!” Namun melihatnya menemui kematian hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan. Maka anda akan berkata “Tuhan dimanakah Engkau ?”

Jawaban dari pertanyaan Sid adalah Tuhan berada tepat disana.
Kami hendak menunjukkan satu sisi dari perjalanan Tom menuju kematian. Dan sisi kehidupan didalamnya adalah sekelompok kecil orang-orang Virginia yang tidak pernah menyerah berdoa bagi Tom. Mereka berdoa 40 hari 40 malam. Mereka ambil 2 hari libur untuk akhir minggu dan melanjutkan doa lagi sampai 40 hari. Ini yang menguatkan Sid Renfro berharap untuk kesembuhan suaminya, Tom. Saya akan menelpon mereka dan akan memberitahukan mereka kondisi terakhir Tom dan mereka akan berdoa bersama-sama saya. Dan kami bersama-sama berdiri diatas iman.

Sid menyaksikan doa syafaat paling berkuasa yang pernah dilihatnya. Terdapat beberapa ribu pendoa dan mereka semua berdoa bersama. Hal ini menjadi terkenal di komunitas kami. Dan kami menghubungi kelompok pelayanan rohani seperti 700 club. Dan kami tahu banyak orang diseluruh dunia berdoa bagi kami. Dan itu adalah kekuatan kami disaat kekuatan kami sendiri melemah. Akhirnya Tom menjalani kemoterapi dalam beberapa minggu kedepan hanya supaya ia dapat bertahan sampai Natal. Namun mukjizat terjadi. Tumor yang ada di dalam diri Tom meleleh hilang. Tidak ada lagi kanker!.

Apakah saudara orang percaya atau bukan dan memilih (dengan keleluasaan) untuk membaca The Da Vinci Code atau menonton filmnya, tetap merupakan hal yang penting untuk mengiinformasikan ke seluruh aspek mengenai penyerangan terhadap Firman Allah ini – apapun bentuknya—dan “siap sedia untuk memberikan jawaban” (1 Petrus 3:15) dengan lemah lembut dan hormat dalam mengatasi berbagai tentangan terhadap injil Yesus Kristus.

Dokter mengakui bahwa ini sesuatu yang ajaib.
Secara kasus kami tidak mempunyai penjelasan untuk hal ini. Kami langsung menangani kemoterapinya. Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Ini merupakan sebuah pengalaman yang dramatis. Setelah 2 minggu, Tom berdiri di depan jemaat yang mendoakannya. Saya ingin anda mengerti bahwa hal ini benar-benar sebuah mukjizat dan inilah hasil doa anda semuanya. Saya tidak dapat berkata apa-apa tentang isi hati saya dan apa yang telah Tuhan lakukan pada diri saya. Anda sedang melihat sebuah mukjizat dari Tuhan yang benar-benar nyata.

Teman-teman Tom menyaksikan mukjizat yang dialaminya. Tidak ada yang lebih tahu apa yang terjadi selain mereka yang datang ke tahta Tuhan melalui doa bagi Tom. Beberapa bulan kemudian Tom pergi Israel dan memberi diri dibaptis disana. Tuhan telah memulihkan Tom Renfro secara total. Saat Tuhan menyembuhkan saya, semua orang, keluarga, isteri, teman-teman, bersukacita sampai mereka tersungkur. Mereka bersukacita melihat mukjizat yang Tuhan kerjakan dalam hidup saya.

FirmanNya menjadikan dunia ini sebelum anda ada. Doa yang sampai ke telinga dan tahtaNya itulah yang menggerakkan hatiNya. Dan kuasa doa itulah yang mendorong Tuhan bekerja. Dan itulah sebabnyaIa menunggu kita untuk datang kepadaNya untuk berseru kepadaNya. Bukan hanya untuk menyampaikan permohonan kita dan ucapan syukur. Untuk mengatakan kepada Tuhan bahwa Dialah Tuhan. Yang kami percaya dan kami kasihi.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16)


Hell is real, I went there!

Picture
Nama saya Jennifer Perez, berumur 15 tahun. berat untuk orang muda seperti saya yang datang dan mengenal kesalahan saya. Tetapi dengan bantuan, Roh Kudus, akan membantu saya, dan memberi kekuatan yang saya perlu. Pertama saya mau sampaikan bahwa semua ini untuk Hormat dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.saya tidak mau katakan suatu doktrin atau buat doktrin apapun yang baru, saya hanya mau ceritakan apa yang telah saya lihat, dengar dan telah rasakan. Saya mau ceritakan sedikit tentang keluarga saya. Orang tua saya orang Kristen, mereka selalu ajarkan saya contoh yang baik, dan jalan Tuhan. Saya menjadi seorang Kristen 3 tahun yang lalu, ketika saya terimah Yesus dengan seorang saudara Nicky Cruze.

2 Tahun saya dijalan Tuhan. Tetapi ketika saya mulai Sekolah Tinggi, saya meninggalkan jalan Tuhan. Saya menentang orang tua saya dan terjerumus kedalam narkoba. Teman-teman sayalah yang mengajarkannya.Saya berpikir saya telah menjadi Kristen,dan agar supaya teman-teman meneladani dan menjadi Kristen.Ternyata, merekalah yang membawah saya keluar .Saya menentang orang tua saya, dan mereka mengira itu hanya kebiasaan anak yang beranjak dewasa. Tetapi sebetulnya, Narkobalah pelakunya .iblis masuk kedalam saya. Pada saat saya menentang mereka. Mereka sangat ketat terhadap saya, tidak pernah dibiarkan pergi kemanapun, bahkan tidak membolehkan saya tidur di rumah teman. secara diam-diam saya akan melakukan sesuatu. Saya bolos sekolah. Saya bahkan tidak pergi kesekolah, Saya sedang berada diambang kehancuran, tetapi Tuhan mengangkat saya keluar dari semuanya itu. Seperti yang saya katakan, Saya telah menjad seorang Kristen. Kesaksian saya mulai pada 2 May 1997.   Saya punya teman dan teman-teman biasa, tidak lebih. Saya berpikir saya mengenalnya, Tetapi kenyataannya, Tidak. Malam itu, dia menelepon saya dan mengajak keluar . Orang tua saya tidak berada dirumah. Mereka berada diperkumpulan doa, seperti setiap Jumat. Saya katakan pada mereka bahwa saya sakit. Saya marah karena mereka tidak mengijinkan saya keluar walaupun saya katakan saya pergi dengan teman lain. Sewaktu mereka pergi, teman saya menelepon. Dia katakan, “Kenapa kau tidak keluar seperti yang lainnya?" Saya berpikir sebentar, "saya tidak mau melawan orang tua saya, tapi mungkin, secara tersembunyi , orang tua saya tidak pernah akan tahu", dan itulah yang saya buat.Malam itu setelah orang tua saya tiba, dan mereka sedang tertidur. Saya telah siap keluar dan menelepon teman saya serta menyuruh dia menunggu di samping lorong jalan rumah saya. Saya menyuruh dia jangan melewati rumah saya, karena akan membangunkan orang tua saya.Saya menaruh bantal dibawah selimut dan melompat jendela. Rumah saya tingkat dua, dan semua jendela mempunyai skru. Tapi sejak orang tua saya percaya akan saya, jendela saya tidak mempunyai skru. Dan saya menggunakan kepercayaan orang tua saya. Saya melompat dari tingkat dua dan tiba diatas tanah. Tuhan telah merencanakan semua, karena saya dapat mematahkan kaki saya, dan segala sesuatu yang Tuhan rencanakan bagi hidup saya akan terhenti. Saya berjalan , teman saya telah menunggu. Sewaktu saya tiba, saya melihat 3 pemuda dan 1 wanita lain. Saya berpikir, "saya tidak akan melakukan sesuatu, ya,, melakukan narkoba, mabuk". tapi ada 3 pemuda dan 1 gadis, saya takut mereka mengambil keuntungan dari saya. Tetapi saya masuk, dan kami pergi. sebelumnya, sewaktu ditelepon, teman saya katakan bahwa kami hanya berkeliling kota saja.

Saya berkata " kedengarannya bagus", itulah sebabnya saya pergi. Saya tidak pernah berpikir dia membawah saya ke motel. Kesanalah mereka membawah saya. Ketika tiba, mereka menurunkan saya di tempat pencuci pakaian, kepunyaan motel. kami disuruh tunggu, dan bahwa mereka akan menjemput teman yang lain. saya berkata baik, dan berpikir mereka pergi menyewah kamar. Kamipun dijemput, dan dibawah kekamar. Mereka katakan, "jangan kuatir, percaya pada kami! Kami tidak melakukan apa-apa, kami hanya menunggu teman yang lain, dan akan pergi bersama". Saya menaruh percaya pada mereka, saya pikir mereka tidak akan menyakiti saya, tetapi kenyataannya saya tidak tahu siapa teman saya. Pada awalnya, kami hanya berbincang, saya katakan, "sementara kita menunggu, mengapa kita tidak minum?" saya dan seorang teman keluar kamar, berjalan ke restaurant kecil didepan motel. dan membeli tiga sprites kemudian berjalan kembali kekamar. Sprite di isi kedalam cangkir-cangkir. Mereka tidak membawa apapun yang mencurigakan, yang membuat saya berpikir akan dicampur kedalam minuman , atau berlaku sesuatu kepada saya, semua kelihatan tidak bercela. Saya pergi ke kamar kecil untuk menyisir rambut , dan sewaktu kembali cangkir minuman saya sudah tersedia. Saya mengunyah permen karet, stroberry, dan meminum apa yang saya pikir adalah Sprite. Setelah itu, Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi sewaktu melihat, Saya merasa Roh keluar dari tubuh saya. Saya di rumah sakit, dan melihat dokter dan suster mengelilingi saya. Saya berada diluar tubuh , dan melihat tubuh saya terbaring ditempat tidur. Anda bercermin, dan melihat refleksi anda . Tetapi saya tidak melihat refleksi saya, Saya melihat tubuh saya terbaring.

Ketika saya berpaling, ada dua orang berpakaian merah, "ikuti kami" dan saya dipegang, masing-masing pada kedua lengan saya.Saya dibawah kesuatu tempat, dan sewaktu saya melihat, itu adalah Surga! Hal pertama yang saya lihat adalah tembok yang sangat luar biasa. Tembok berwarnah putih dan tidak berakhir. Ditengah tembok itu ada pintu, sebuah pintu yang sangat panjang, tetapi tertutup. Dalam perjanjian lama, Musa berbicara tentang Kemah Suci dan menerangkan gambarannya. Dan Saya di ingatkan semuanya, Tembok itu terlihat seperti demikian. Disamping pintu, ada kursi yang besar, dan ada kursi yang kecil disebelah kanan. Kedua kursi itu terbuat dari emas murni. Disebelah kanan saya, ada pintu berwarnah hitam yang besar, sekelilingnya sangat gelap, tetapi saya tahu itu pintu karena ada pegangan. Pintu itu kotor. Sebelah kiri terlihat Surga, ada pepohonan, Air terjun Kristal, rumput hijau. Tempat yang damai, tetapi tidak ada orang disana. Bapa dihadapan saya, Tak dapat saya melihat wajahNya, karena KemuliaanNya, sangat besar, berkilau, bercahaya dan bersinar diseluruh Surga. KemuliaanNya membuat segala isi surgawi bersinar. Tiada matahari, bulan, dan bintang, Dialah terang itu. Saya telah melihat tubuhNya, dan tubuhNya ada bersama anakNya, mereka ada didalam keduaNya, Mereka Satu tubuh, Mereka bersama, anda melihat mereka terpisah, Tetapi mereka satu didalam satu tubuh, mereka bersatu.Disamping mereka ada dua malaikat, Gabriel dan Mikhael. Saya mengetahui nama keduanya karena tertulis pada dahi mereka dengan emas. Ketika saya didepan Bapa, Saya merasa kotor! Saya jatuh berlutut dan menangis. Sangat malu terhadap saya. Saya tidak mau melihat mereka, Walaupun saya dapat, karena saya malu diri saya sendiri. Sebagaimana saya didepan Tuhan, Dia menunjukan filem hidup saya, dari awal hingga sekarang.

Dia mengatakan bagian yang terpenting setelah saya menerimah Tuhan. Saya mengatakan kepada teman selama didunia bahwa saya orang Kristen, tetapi tidak berbuah. Dan Dia katakan bahwa sebenarnya saya ditujukan ke neraka. Malaikat Gabriel datang dan memegang lengan saya. Dia membawah saya ke pintu yang kotor itu yang saya bahkan tidak mau melihatnya. Saya mencoba berhenti, tetapi saya hanyalah roh, dan kami masuk melalui pintu itu. Ketika saya berada didalam pintu itu, sekelilingnya sangat gelap, saya bahkan tak dapat melihat diri saya. Kemudian kami jatuh sangat cepat, Saya merasakan panas semakin dekat. Mata saya tertutup, saya tidak mau melihat kami berada dimana. Ketika kami berhenti, mata saya terbuka, dan saya berdiri pada jalan yang besar. tidak tahu kemana ujungnya. Tetapi haus adalah hal pertama saya rasakan. sangat haus! saya terus katakan pada malaikat "saya haus, saya haus" Tetapi sepertinya dia tidak mendengarkan. Saya mulai menangis, dan ketika airmata jatuh dipipih saya, berubah menjadi uap. Ada bau terbakar, seperti ban terbakar. Saya menutup hidung, tetapi malah makin menusuk. Semua indra kelima saya sangat peka. Sewaktu saya mencoba berlindung, bau terbakar itu semakin menusuk. juga, buluh pada tangan saya, mereka menghilang. Saya merasa panas, sangat panas.

Waktu melihat sekeliling, Saya melihat orang-orang diganggu iblis. Ada seorang wanita menderita, iblis sedang mengganggu dia. Iblis ini akan memotong kepalanya dan dengan tombaknya yang panjang iblis ini menikam wanita ini diseluruh tubuhnya. Tidak perduli. Dimata, ditubuh, dikaki, ditangan, dia tidak perduli. Kemudian dia akan menaruh wanita ini kembali ditubuhnya dan terus menerus menikam dia. Wanita ini menangis dan berteriak mengerikan.Kemudian saya melihat iblis lain, iblis ini sedang menganggu seorang anak muda 21-23 tahun. Anak ini mempunyai rantai di lehernya, dan berdiri di jurang api. Dimana mana dia ditikam oleh iblis dengan tombak yang panjang, dimatanya, dimana saja. Kemudian iblis akan menjambak rambutnya dan dengan rantai menolak orang ini masuk kedalam api, dan menarik keluar dan menusuk dia berulang-ulang. Hal ini terjadi berulang kali, dan setiap kali dia ditolak masuk ke jurang api, Saya tidak dapat mendengar teriakan nya, tetapi ketika iblis membawah dia keluar, dia berteriak mengerikan. Saya berusaha menutup telingah , tetapi saya masih tetap saja mendengar . pendengaran saya lebih peka. Saya melihat iblis yang lain, dan iblis ini jelek, 2 iblis sebelumnya juga jelek, tapi yang ini lebih jelek.

Karakter berbagai binatang ada pada iblis ini, tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dia akan berkeliling dan menakut-nakuti orang, dan orang – orang akan menjadi lebih takut. Dan kemudian saya melihat iblis yang lain, tetapi iblis ini indah, kelihatannya seperti malaikat Allah , tetapi tidak. Perbedaan malaikat Allah dan iblis, adalah bahwa iblis tidak mempunyai nama yang tertulis pada dahi mereka dari emas , tetap ada pada Malaikat Allah . Setelah itu, Saya melihat pada malaikat Gabriel, dan dia melihat keatas. Saya mengira dia tidak mau melihat yang lainnya sengsara. Saya berpikir sendiri , "mengapa dia masih disini? Bukankah giliran saya sekarang yang akan dikerjakan oleh iblis?" juga saya haus. Dan menangis pada malaikat , "saya haus saya haus!", Saya berpikir dia mendengar karena dia melihat kepada saya, dan berkata, "Tuhan akan memberikan engkau satu kesempatan lagi." Segera setelah mengatakanya, dahaga , kengerian , dan kesakitan saya, lenyap. Saya merasakan damai. Kemudian dia memegang tangan saya dan kami mulai keluar, tiba-tiba nama saya dipanggil, "Jennifer, Tolong saya,Tolong saya!" Saya melihat kebawah. Saya mau melihat siapa yang memanggil saya, tetapi api menghalang pemandangan tersebut. kedengaran seperti suara perempuan. Saya bisa melihat tangannya, meminta saya menolong dia. Ada keinginanan saya, yang mau menolong dia.

Saya coba, tidak dapat, karena tangan saya menembus dia. Saya ingin sekali menolong dia, tapi anda lihat, tidak ada harapan baginya. Saya tidak dapat menolong diaKemudian saya melihat teman-teman , orang yang saya kenal, dan orang lain. sangat jelas tetapi saya tidak mengenal mereka. Saya tidak tahu mereka, tetapi ketika melihat teman-teman sekolah, saya terluka!. Saya berpikir, "mungkin kesaksian jelek yang saya berikan pada mereka, yang mengatakanKristen tetapi berpaling, membuat mereka tidak mau tahu tentang Tuhan, dan meninggalkan Dia. Mungkin sayalah yang membawah mereka ". Itulah pikiran saya. Di neraka tidak ada waktu , waktu lalu, sekarang, masa depan, semuanya sama, mereka ditujuhkan kesana. Tetapi seperti pada awal, Saya tidak mau membuat doktrin baru, tetapi itulah yang saya lihat bagi mereka. Orang-orang yang saya lihat di neraka masih hidup hingga hari ini. Malaikat membawah saya kembali kepada hadirat Allah. Ketika saya berada dihadapanNya saya berlutut menangis dan menangis. Saya tidak mau melihat wajahNya, karena saya malu atas diri saya sendiri. Tetapi Tuhan, dengan suara yang manis, "Saya mencintaimu" Sama seperti Dia mencintai anda yang mendengar. Tetapi Dia berbicara langsung pada saya. Dia berkata Dia mengampuni saya atas segala sesuatu yang telah saya perbuat terhadap Dia.

Saya diampuni.Allah melihat saya dan Dia menunjukan banyak hal. Dia menunjukan bumi, dunia . disekeliling dunia saya melihat sesuatu yang lembut, seperti ozon dibentang , diseluruh dunia ini, terlihat sangat lembut, dan saya ingin menyentuhNya. Waktu menyentuhNya, Saya sadar bahwa itu adalah Roh Kudus, karena Dia membaptis saya, dan saya mulai berbicara dalam bahasa Roh. Selama itu, Saya melihat keatas dan banyak roh-roh jahat keluar dari saya. Ketika saya melakukan narkoba, itu akan membuat kacau dan membuka pintu, dan roh jahat ini akan masuk . mereka menganggu saya. Cara saya bertindak itu bukan saya, tapi roh jahat yang berada didalam saya. Dalam Firman Allah dikatakan bahwa pada waktu rumahmu bersih, roh jahat akan mencoba untuk kembali dengan membawah 7 roh jahat lainnya. Rumah saya dibersihkan dan diselamatkan. Dan roh jahat keluar ketika saya dibaptis, mereka mempunyai 7, dan ke 7 mempunyai ke 7lainnya, saya bahkan tidak dapat menghitungnya! Tetapi Tuhan membersihkan saya dari roh-roh jahat itu. Tuhan menunjukan masa depan. Dia menunjukan dunia dan apa yang terjadi , yang akan datang. Penglihatan yang terjadi sampai masa akhir. Dia tidak menunjukan kejadian pada masa akhir, Tetapi apa yang akan terjadi sebelumnya. Setiap hari semakin dekat dan dekat, dan saya katakan sekarang bahwa masa itu semakin dekat! Anda perlu menguji diri anda sendiri, hidup anda, dan tanyakan diri anda, "apakah saya bersedia pergi bersama Tuhan?"

Tuhan menunjukan pada saya, tetapi Dia melarang saya memberitahu kepada siapapun, Tetapi menunggu dan melihat dan masa itu sudah dekat, Saya tidak mau membantah Allah, itulah sebabnya saya tidak akan memberitahu apa yang saya lihat. Tetapi saya mengatakan dan memperingatkan bahwa masa itu sudah dekat. Saya baca di Yoel 2:28, itu adalah nubuat terakhir, semuanya sudah digenapi. Nubuat inilah yang belum digenapi, dan saya mengatakan bahwa nubuat ini sedang digenapi. Banyak orang-orang muda bangun dan berkhotbah tentang Firman Allah. Iblis mau membuat anak-anak muda sebagai tentaranya, tetapi Tuhanlah yang Empunya Kuasa. Dan jika anda betul-betul menerimah Yesus dan melayani Dia, Dia memberikan anda kekuatan melawan iblis, sehingga anda dapat membawah Firman Allah keseluruh dunia, seperti yang Ia perintahkan dalam Kitab Suci. Dia mengatakan misi saya, dan misi itu adalah mengatakan anak-anak muda tentang penglihatan saya. Walaupun saya tidak mau melakukannya, itu adalah perintah yang diberikan Tuhan bagi saya, dan saya akan memenuhinya. Ketika saya kembali ketubuh saya, saya terbangun dan menemukan diri saya dirumah sakit. Saya melihat jarum dilengan , alat mengecek detak jantung, tuba. Segera orang tua saya berjalan masuk dan mulai menangislah saya. Mereka terlihat sangat marah, tetapi Tuhan mengatakan saya untuk menceritakan semuanya, dan itulah yang saya buat. Saya menceritakan segala sesuatu. Ketika perawat masuk, dia mengatakan bahwa mereka sangat kuatir tentang saya. Dia katakan saya akan pergi kemudian kembali berulang-ulang.

Berturut-turut Saya tidak sadarkan diri. Hal ini terjadi tiga kali. Mereka katakan bahwa kadang , saya bahkan tidak kembali , dan mereka sangat kuatir tentang saya. Mereka juga berkata bahwa busa keluar dari mulut saya, dan saya akan berbicara dengan kata-kata yang mereka tidak mengerti. Juga pada malam itu, ibu saya mimpi buruk. Anjing kecil yang tidur dengan saya pergi kekamar orang tua saya dan mencakar lengan ibu dan mencoba membangunkan dia. Ketika dia bangun, dia masuk kekamar saya dan melihat buntalan selimut. Dia mengira saya sedang tidur dan berjalan kembali kekamarnya. Kemudian melihat polisi diluar rumah kami. Ketika dia melihat keluar jendela, dia melihat polisi berjalan kearah rumah kami segera dia membangunkan ayah. Polisi meminta mereka menelepon departemen kepolisian untuk mengetahui situasi saya. mereka menemukan saya overintoxikasi. Pada saat itu Tuhan berbicara pada ayah saya, dan mengatakan jangan kuatir, karena segala sesuatu ada di tanganNYA, ayah tidak kuatir. Saya tinggal tiga hari dirumah sakit. Seminggu kemudian kami berbicara dengan detektif, mereka mengatakan tentang malam itu. Gadis lain yang di mobil, juga tidak diijinkan keluar, dan ayahnya sangat kuatir. Dia mencari anaknya, berkeliling kota mengemudi, dan tidak menemukan anaknya. Sehingga melapor pada polisi, dan polisi mengumumkan jenis mobil yang dikendarai teman saya kepada semua mobil patroli. Seorang polisi bebas tugas, diseberang jalan di sebuah tempat penjualan mobil. Mau membeli mobil bekas. Dia menoleh dan melihat mobil teman saya, kemudian menelepon polisi.

Ketika polisi menginvestigasi, mobil teman saya diparkir di tempat lain, sehingga mereka tidak tahu dimana gadis ini. Kami sedang berada di kamar lantai dua. Polisi mau memulai dari kamar itu, dan mulai mengecek setiap kamar, menanyakan pemilik kendaraan yang berada diluar. Mereka tidak mencari gadis itu , mereka hanya mencari pemilik mobil. Mereka mengetok , lalu membuka pintu dan menemukan saya tergeletak dilantai. Tetapi kemudian pergi. Teman saya mengira polisi telah pergi, tetapi mereka pergi memanggil ambulans. Segera polisi yang lain datang dan melihat apa yang terjadi. Ketika pintu dibuka, saat itu, teman yang saya ceritakan, yang dipercayai, dia hendak melakukan perbuatan susila terhadap saya. Tetapi Tuhan menggunakan Polisi menghentikan dia, dan mereka tidak melakukan apa-apa terhadap saya. Itulah sebabnya saya bersyukur pada Tuhan, karena rahmatNya besar atas saya. Dan juga doa-doa orang tua saya, saya berbicara kepada orang-orang tua. Jangan pernah berhenti berdoa bagi anak-anak anda. Jika mereka tidak berjalan dalam Tuhan, tetaplah berdoa , jangan menyerah.

Orang tua saya tidak menyerah, lihat dimana saya sekarang, menyampaikan Firman Allah; memanggil anak-anak muda datang dan melayani Allah, karena mereka memerlukan DiaSaya mau berpesan pada semua anak-anak muda, pikirkanlah diri anda, dan ujilah diri anda. ingat, mengapa saya harus perduli apa yang dikatakan orang tentang saya. Pernah saya berpikir apa kata orang nanti tentang saya, tetapi sekarang saya mengerti mereka tidak perduli tentang saya. Mereka tidak akan berada didepan saya sewaktu Tuhan berhadapan muka dengan saya. Saya teringat sewaktu saya dihadapan Tuhan, teman saya tidak menolong saya, keluarga saya tidak menolong saya, pastur, gereja tidak menolong saya . Saya seorang diri, dan saya harus saya sendiri. dihadapanNya anda tidak dapat menipu, karena Dia sangat kudus. Dan sewaktu saya disana, saya tidak merasa bahwa saya kepunyaan disana, karena dalam dosa dan disurga itu kudus.Hari ini jika kamu belum menerimah Tuhan Yesus, terimalah Dia hari ini. Ini adalah keputusan yang sangat penting didalam seluruh kehidupan anda. Saya tidak mengatakannya untuk menakuti anda di surga, tetapi supaya anda dapat melihat rahmatNya, kasihNya bagi kita. Dia Bapa, telah memberikan anakNya mati bagi kita. Sehingga setiap tetesan darahNya mengalir dan menyucikan dosa –dosa kita. Jika anda mau menerimah Yesus, Itu adalah keputusan yang terpenting di seluruh hidup anda. Datanglah pada Tuhan, jangan kuatir apa kata orang lain tentang anda. Jika mau melayani Tuhan, lakukan dengan segenap hati, jangan katakan dengan mulut, katakan juga dengan hati dan pikiran. Jangan kuatir tentang masa depan, dan hari ini, anda tidak pernah tahu kapan anda akan mati. Saya hanya 15 tahun dan tidak pernah dalam pikiran saya akan mati pada umur 15, tidak pernah. Tetapi anda perlu memikirkannya. Hidup ini bukan milik saya, hidupmu bukan milikmu, kami sedang meminjam hidup ini, hidup ini kepunyaan Allah. Kita mengambil keuntungan dengan tidak perduli, hidup seperti dunia ini, melakukan perbuatan duniawi. Dunia mempunyai banyak hal yang menggiurkan, tetapi ingat Allah mempunyai lebih banyak. Dunia mempunyai neraka dan kematian, tetapi Allah mempunyai kehidupan yang abadi. Kehidupan yang abadi selamanya.

Kesaksian Rahib Budha bertemu Yesus

Picture
Tahun - tahun awalku
Pada umur 13 tahun saya keluar sekolah dan mulai bekerja di perahu nelayan. Kami menangkap ikan juga udang di beberapa sungai besar dan kecil di daerah Irrawaddy. Pada umur 16 saya jadi pemimpin perahu.  Saat itu saya tinggal di utara pulau Mainmahlagyon (Mainmahlagyon artinya pulau wanita cantik), di bagian utara Bogale dimana saya dilahirkan. Tempat ini kira kira 100 mil barat daya Yangoon (Rangoon) ibu kota negara kami.Suatu hari waktu saya berumur 17 tahun, kami menangkap banyak sekali ikan dalam jala kami. Saking banyaknya ikan yang kami tangkap, seekor buaya besar tertarik perhatiannya. Buaya itu mengikuti perahu kami dan mencoba menyerang kami. Kami jadi ketakutan sehingga dengan panik kami mendayung perahu kami menuju tepian sungai secepatnya. Buaya itu mengikuti kami dan menyerang perahu kami dengan ekornya.Walaupun tidak ada yang mati dalam kejadian ini, serangan itu mempengaruhi kehidupan saya. Saya tidak mau lagi menangkap ikan. Perahu kecil kami tenggelam kena serangan buaya itu. Malam itu kami pulang ke kampung naik perahu tumpangan. Tak lama sesudah itu, bos ayah saya memindahkan ayah saya ke kota Yangoon (sebelum disebut Rangoon).Pada umur 18 saya dikirim kesebuah biara menjadi Rahib muda. Kebanyakan orang tua di Myanmar berusaha mengirimkan anak laki-laki mereka ke biara Budha, setidaknya satu kali, karena merupakan suatu kehormatan mempunyai anak laki-laki melayani dengan cara ini. Kami telah mengikuti adat ini ratusan tahun.

Seorang murid yang bersemangat
Pada saat saya mencapai umur 19 tahun 3 bulan (tahun 1977) saya jadi Rahib. Rahib atasan saya di biara itu memberi saya sebuah nama Budha baru yang sudah menjadi adat/kebiasaan di negara saya. Saya dipanggil U Nata Pannita Ashinthuriya. Pada waktu kami menjadi Rahib kami tidak lagi menggunakan nama yang diberikan orang tua pada waktu lahir. Biara tempat saya tinggal disebut Mandlay Kyaikasan Kyaing . Nama Rahib kepala ialah U Zadila Kyar Ni Kan Sayadaw (U Zadila adalah gelar). Dia Rahib yang sangat terkenal di seluruh Myanmar pada waktu itu. Setiap orang tahu siapa dia.
Dia sangat dihargai oleh orang-orang dan disegani sebagai guru besar. Saya katakan dulu karena pada tahun 1983 dia tiba-tiba mati dalam kecelakaan mobil yang fatal. Kematiannya mengejutkan semua orang. Saat itu saya sudah 6 tahun jadi Rahib. Saya berusaha jadi Rahib terbaik dan mengikuti semua ajaran Budha. Pada suatu tingkat tertentu saya pindah ke sebuah kuburan yang kemudian saya tinggali dan bermeditasi secara kontinyu. Beberapa Rahib yang sungguh-sungguh mengikuti kebenaran Budha melakukan hal yang saya lakukan ini. Beberapa bahkan pindah ke hutan dimana mereka hidup menyangkal diri dan miskin. Saya cari penyangkalan diri, fikiran dan keinginan, untuk menghindari penyakit dan penderitaan dan membebaskan diri dari kehidupan duniawi.
Di kuburan saya tidak takut setan, saya berusaha untuk mencapai kadamaian batin dan sadar diri sampai sampai bila ada nyamuk hinggap ditangan saya membiarkannya menggigit tangan saya dari pada mengusirnya.Bertahun-tahun saya berusaha untuk jadi Rahib terbaik dan tidak menyakiti mahluk hidup. Saya belajar pelajaran Budha suci ini seperti semua nenek moyang kami lakukan sebelum saya. Kehidupan saya sebagai Rahib berjalan terus sampai suatu waktu saya menderita sakit keras. Saya ada di Mandalay waktu itu dan harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Dokter melakukan beberapa pengecekan pada saya dan memberitahu saya bahwa saya terjangkit penyakit kuning dan malaria bersamaan. Sesudah sebulan di rumah sakit saya malah makin gawat. Dokter memberi tahu saya bahwa tak ada harapan sembuh untuk saya dan mengeluarkan saya dari rumah sakit untuk mempersiapkan kematian.
Inilah penjelasan singkat masa lalu saya. Sekarang saya ingin menceritakan beberapa hal luar biasa yang terjadi pada diri saya sesudahnya.

Penglihatan Yang Mengubah Hidup Saya Selamanya
Sesudah saya dikeluarkan dari rumah sakit saya kembali ke tempat di mana para Rahib yang lain mengurus saya.
Saya makin hari makin lemah dan makin susut karena badan busuk dan bau kematian, dan akhrinya jantung saya berhenti berdenyut. Tubuh saya dipersiapkan untuk kremasi dan melalui tata cara pemurnian agama Budha.Walaupun tubuh saya mati tapi saya ingat dan sadar dalam fikiran dan roh saya. Saya ada dalam badai besar. Angin kencang meniup seluruh daratan sampai tidak ada pohon atau apapun yang berdiri, semua rata, saya berjalan sangat cepat di jalan rata itu untuk beberapa lama. Tak ada orang lain, hanya saya sendiri, kemudian saya menyeberang sebuah sungai. Di seberang sungai itu saya melihat danau api yang sangat sangat besar. Dalam agama Budha kami tidak ada gambaran tempat seperti ini. Pada mulanya saya bingung dan tak tahu bahwa itu adalah neraka sampai saya lihat Yama, raja neraka (Yama adalah nama untuk raja neraka dalam kebudayaan Asia) mukanya seperti singa, badannya seperti singa , tetapi kakinya seperti seekor naga (roh naga). Dia mempunyai beberapa tanduk di kepalanya. Wajahnya sangat mengerikan dan saya sangat ketakutan. Dengan gemetar, saya tanya namanya.
Dia jawab " Saya adalah raja neraka, si Perusak!"

Danau Api Yang Sangat Mengerikan
Raja neraka memberi tahu saya untuk melihat ke danau api itu. Saya memandang dan melihat jubah warna kunyit yang biasa dipakai rahib Budha di Myanmar. Saya memandang dan melihat kepala gundul seorang laki-laki.
Waktu saya lihat wajah orang itu saya mengenalinya sebagai U Zadila Kyar Ni Kan Sayadaw (rahib terkenal yang mati kecelakaan mobil tahun 1983). Saya tanya raja neraka mengapa pemimpin saya, diikat dalam danau penyiksaan ini.
Saya tanya " Mengapa dia ada dalam danau api ini? Dia seorang guru yang baik. "Dia bahkan mempunyai kaset pengajaran yang berjudul 'Apakah anda manusia atau anjing?'
Yang sudah membantu ribuan orang mengerti bahwa sebagai manusia sangat berharga jauh dibandingkan binatang.
Raja neraka itu menjawab, "Betul, dia seorang guru yang baik, tetapi dia tidak percaya pada Yesus Kristus... Itulah sebabnya dia ada di neraka. "
Saya diberi tahu untuk melihat orang lain yang ada di dalam api itu. Saya lihat seorang laki-laki dengan rambut panjang dililitkan dibagian kiri kepalanya. Dia juga mengenakan jubah.
Saya tanya raja neraka "Siapa orang itu?"
Dia menjawab, " Inilah yang kau sembah, Gautama(Budha)".
Saya sangat terganggu melihat Gautama di neraka.
Saya protes, " Gautama orang baik, mempunyai karakter moral yang baik, mengapa dia menderita di dalam danau api ini?"
Raja neraka menjawab saya "Tak peduli bagaimana baiknya dia. Ia ada di tempat ini karena dia tidak percaya pada Allah yang kekal"
Saya kemudian melihat seorang yang lain yang tampaknya memakai seragam tentara. Dia terluka di dada-nya.
Saya tanya " Siapa dia?"
Raja neraka berkata "Ini Aung San, pemimpin revolusi Myanmar ".
Saya kemudian diberi tahu, "Aung San di sini karena dia menyiksa dan membunuh orang-orang Kristen, tapi terutama karena dia tidak percaya Yesus Kristus."
Di Myanmar ada pepatah, "Tentara tak pernah mati, hidup terus."
Saya diberitahu bahwa tentara neraka mempunyai pepatah "Tentara tak pernah mati, tapi ke neraka selamanya.."

Saya amati dan melihat orang lain didanau api itu. Dia orang yang sangat tinggi dan memakai baju baja militer. Dia juga menyandang pedang dan perisai. Orang ini terluka di dahinya. Orang ini lebih tinggi dari siapapun yang pernah saya lihat. Dia enam kali panjang jarak siku sampai ujung jarinya waktu dia luruskan kedua lengannya , ditambah satu jengkal waktu dia rentangkan tangannya. Raja neraka itu berkata orang ini namanya Goliath. Dia di neraka karena dia menghina Allah yang kekal dan hambanya Daud. Saya bingung karena saya tidak tahu siapa itu Goliath dan Daud.
Raja neraka berkata, "Goliath tercatat di Alkitab orang Kristen.. Kamu tidak tahu dia sekarang, tapi kalau kamu jadi Kristen, kamu akan tahu siapa dia. "

Saya dibawa ke sebuah tempat di mana saya lihat orang kaya dan miskin menyiapkan makan malam mereka.
Saya tanya " Siapa yang memasak makanan untuk orang-orang itu?"
Raja itu menjawab "Yang miskin harus menyiapkan makanan mereka, tapi yang kaya menyuruh yang lain untuk memasak untuk mereka."Ketika makanan sudah tersedia untuk yang kaya, mereka duduk untuk makan. Segera setelah mereka mulai makan asap tebal keluar. Yang kaya makan secepat sebisa mereka agar mereka tidak pingsan. Mereka berusaha keras untuk dapat bernafas karena asap itu. Mereka harus makan cepat-cepat karena mereka takut kehilangan uang mereka. Uang mereka adalah tuhan mereka.Seorang raja yang lain kemudian datang pada saya. Saya juga melihat satu mahluk yang kerjanya menjaga api di bawah danau api agar tetap panas.Mahluk ini bertanya pada saya "Apa kamu juga akan masuk ke danau api ini? "  Saya jawab, " Tidak! saya di sini untuk hanya mengamati!"Bentuk mahluk yang menjaga api itu sangat menakutkan. Dia punya 10 tanduk dikepalanya dan sebatang tombak di tangannya yang pada ujungnya ada 7 pisau tajam.
Mahluk ini berkata "Kamu betul, kamu datang ke sini hanya untuk mengamati. Saya tak temukan namamu disini".
Katanya "Kamu harus kembali dari mana kamu datang tadi"
Dia menunjukan arah pada saya tempat terpencil rata yang saya lewati sebelumnya waktu datang ke danau api ini.

Keputusan Untuk Memilih Jalan  
Saya jalan cukup lama, sampai saya berdarah. Saya sangat kepanasan dan kesakitan. Akhirnya setelah berjalan sekitar 3 jam saya sampai di sebuah jalan yang lebar. Saya berjalan sepanjang jalan ini beberapa lama sampai menemukan persimpangan. Satu jalan arah kiri, lebar. Jalan yang lebih kecil menuju ke sebelah kanan. Ada tanda disimpang itu yang berbunyi jalan kiri untuk mereka yang tidak percaya pada Tuhan Yesus Kristus, jalan yang lebih kecil menuju ke kanan untuk yang percaya Yesus.Saya tertarik melihat ke mana tujuan jalan yang lebih besar itu, jadi saya mulai melaluinya. Ada 2 orang berjalan kira-kira 300 yard di depan saya. Saya coba mengejar mereka agar dapat jalan bersama, tetapi sekerasnya saya coba tak dapat mengejar mereka, jadi saya putar balik dan kembali ke simpang jalan tadi.Saya terus perhatikan kedua orang yang berjalan tadi. Waktu mereka mencapai ujung jalan tiba-tiba mereka ditikam. Kedua orang itu berteriak sangat kesakitan.
Saya juga menjerit keras waktu melihat apa yang terjadi pada mereka Saya sadar akhir dari jalan yang lebih lebar sangat berbahaya untuk mereka yang menjalaninya.

Melihat Surga

Saya mulai melangkah ke jalan Orang Percaya. Sesudah berjalan sekitar 1 jam, permukaan jalan berubah jadi emas murni. Sungguh murni sampai-sampai waktu saya lihat kebawah saya dapat melihat bayangan saya dengan sempurna.Kemudian saya lihat seseorang berdiri di depan saya. Dia memakai jubah putih. Saya juga mendengar nyanyian merdu.Oh, alangkah indah dan murninya!Sangat jauh lebih baik dan berarti dibandingkan penyembahan yang kita dengar di gereja manapun di dunia. Orang berjubah tersebut meminta saya berjalan bersamanya.
Saya bertanya padanya, "Siapakah namamu?" tetapi dia tidak menjawabnya.Baru sesudah saya tanya dia 6 kali orang itu menjawab, "Saya yang memegang kunci ke surga. Surga tempat yang sangat sangat indah. Kamu tak dapat pergi ke sana sekarang tetapi kalau kamu mengikuti Yesus Kristus kamu dapat pergi ke sana sesudah hidupmu selesai di bumi".

Orang itu bernama Petrus. Petrus kemudian meminta saya untuk duduk dan menunjukkan pada saya sebuah tempat di sebelah utara. Petrus berkata, "Lihat ke utara dan lihatlah Allah menciptakan manusia".
Saya melihat Allah kekal di kejauhan. Allah berkata pada seorang malaikat, "Mari kita ciptakan manusia."
Malaikat itu memohon pada Allah dan berkata, " Jangan menciptakan manusia. Dia akan berbuat dosa dan mendukakan Engkau." (dalam bahasa asli Burma berarti: "Dia akan mempermalukan Engkau")
Tetapi Allah tetap menciptakan manusia. Allah meniupkan nafasNya dan manusia itu hidup. Dia memberi nama orang itu "Adam". (catatan: agama Budha tidak percaya penciptaan dunia atau manusia sehingga pengalaman ini sangat besar pengaruhnya pada rahib itu).

Dikembalikan Dengan Nama Baru
Kemudian Petrus berkata, "Sekarang bangunlah dan kembalilah melalui jalan di mana engkau datang. Katakan pada orang-orang yang menyembah Budha dan menyembah berhala. Beri tahu mereka bahwa mereka akan pergi ke neraka bila mereka tidak berubah. Mereka yang membangun kuil/kelenteng dan berhala juga akan ke neraka. Mereka yang yang memberikan persembahan pada para rahib untuk mendapatkan jasa untuk mereka sendiri juga akan ke neraka. Mereka yang menyembah rahib dan memanggil mereka "Pra" (gelar kehormatan bagi rahib) akan ke neraka. Mereka yang menyanyi dan memberikan hidupnya untuk berhala akan ke neraka. Mereka yang tidak percaya Yesus Kristus akan ke neraka." Petrus memberi tahu saya untuk kembali ke bumi dan bersaksi tentang semua apa yang telah saya lihat. Dia juga berkata, "Kamu harus bicara dengan nama yang baru. Sejak saat ini kamu harus dipanggil Athet Pyan Shinthaw Paulu (Paulus yang kembali hidup)."

Saya tidak mau kembali. Saya ingin tinggal di surga. Seorang kemudian malaikat membuka sebuah buku. Pertama-tama mereka mencari nama masa kecilku (Thitpin) dalam buku, tapi mereka tak menemukannya. Kemudian mereka mencari nama yang diberikan pada saya waktu masuk agama Budha (U Nata Pannita Ashinthuriya) , tapi juga tidak tertulis disitu.
Kemudian Petrus berkata, "Namamu tidak tertulis di sini, kamu harus kembali dan bersaksi tentang Yesus pada orang-orang yang beragama Budha. "  Saya berjalan kembali melalui jalan emas. Saya dengar lagi nyanyian yang merdu, yang tak pernah saya dengar sebelumnya. Petrus berjalan dengan saya sampai saatnya saya kembali ke bumi. Dia menunjukkan pada saya tangga untuk kembali ke bumi antara surga dan langit. Tangga itu tidak sampai ke bumi, tetapi berhenti di udara.Pada saat di tangga saya lihat banyak sekali malaikat, ada yang naik ke surga dan ada yang turun ke tangga. Mereka sangat sibuk. Saya tanya Petrus, " Siapakah mereka?".
Petrus menjawab, "Mereka pesuruh Tuhan. Mereka melaporkan ke surga nama-nama mereka yang percaya Yesus Kristus dan nama-nama mereka yang tidak percaya. "
Petrus kemudian memberi tahu saya, sudah waktunya untuk kembali.

Hantu!

Tiba-tiba saya mendengar sebuah tangisan. Saya dengar ibu saya sedang menangis, " Anakku, mengapa engkau meninggalkan kami sekarang?"
Saya juga mendengar orang-orang lain menangis. Saya kemudian sadar saya sedang terbujur dalam sebuah peti. Saya mulai bergerak.Ibu dan ayahku berteriak, "Dia hidup, dia hidup!"
Orang lain yang agak jauh tidak percaya. Kemudian saya taruh tangan saya di kedua sisi peti itu dan duduk tegak. Banyak orang ketakutan. Mereka menjerit, "Hantu!" dan berlari secepat kaki mereka membawanya.
Mereka yang tertinggal, diam dan bergemetaran.Saya merasakan saya sedang duduk dalam cairan yang tak sedap baunya, cairan tubuh, cukup banyak untuk dapat mengisi 3,5 gelas. Itu adalah cairan yang keluar dari perut dan bagian dalam tubuhku ketika tubuhku terbujur di dalam peti mati. Inilah sebabnya orang tahu bahwa saya sudah betul-betul mati. Di dalam peti mati ini ada semacam lembaran plastik yang ditempelkan pada kayu peti. Lembaran plastik ini untuk menampung cairan yang keluar dari mayat, karena tubuh orang meninggal banyak mengeluarkan cairan seperti yang saya alami.Saya diberi tahu kemudian bahwa hanya beberapa saat lagi saya dikremasi dalam api. Di Myanmar orang mati dimasukan kedalam peti mati, tutupnya kemudian dipaku, dan kemudian dibakar. Ketika saya kembali hidup, ibu dan ayahku sedang melihat tubuhku untuk terakhir kalinya. Sesaat lagi tutup peti akan segera dipaku dan saya akan dikremasikan. Saya segera mulai menjelaskan hal-hal yang saya lihat dan dengar. Orang-orang merasa heran.Saya ceritakan orang-orang yang saya lihat di dalam danau api itu, dan memberi tahu hanya orang Kristen yang tahu kebenaran, bahwa nenek moyang kita dan kita sudah tertipu ribuan tahun! Saya beri tahu mereka segala sesuatu yang kita percayai adalah kebohongan.Orang-orang merasa heran sebab mereka tahu rahib macam apa saya dan bagaimana bersemangatnya saya dalam pengajaran Budha. Di Myanmar ketika seseorang meninggal, namanya dan umurnya ditulis disamping peti mati. Ketika seorang rahib meninggal, namanya, umurnya dan masa pelayanannya sebagai rahib dituliskan di samping peti mati. Saya sudah ditulis mati tetapi seperti yang anda lihat, sekarang saya hidup!

Penutup
Sejak "Paul yang kembali hidup" mengalami kisah di atas dia tetap menjadi saksi yang setia kepada Yesus Kristus. Para Gembala di Burma mengabarkan bahwa dia sudah membawa ratusan rahib lain untuk beriman kepada Yesus.Kesaksiannya jelas sekali tak berkompromi. Oleh sebab itu, pesan dia telah menyakitkan banyak orang yang tidak dapat menerima hanya ada satu jalan ke surga, Yesus Kristus.Walaupun menghadapi penolakan yang sangat besar, pengalamannya sungguh nyata sehingga ia tak pernah ragu maupun bimbang. Setelah sekian tahun dalam lingkungan biara Budha, sebagai pengikut ajaran Budha yang setia, beralih menyatakan Injil Kristus sesudah kebangkitannya dari mati dan mendesak rahib yang lain untuk meninggalkan semua dewa-dewa palsu dan menjadi pengikut Yesus dengan sepenuh hati. Sebelum sakit dan matinya dia tidak punya pengetahuan sedikitpun tentang ke-Kristenan. Semua yang dia dapatkan selama 3 hari dalam kematian adalah baru dalam fikirannya.. Dalam mengabarkan pesannya sebanyak mungkin pada orang-orang.Lazarus modern ini mulai membagikan audio dan video kaset mengenai kisahnya. Polisi serta pihak berwenang di Myanmar sudah berusaha sekuatnya untuk mengumpulkan kaset-kaset ini dan memusnahkannya.Kesaksian yang baru saja Anda baca adalah salah satu terjemahan dari kaset itu. Kami diberi tahu bahwa sekarang sangat berbahaya bagi warga Myanmar untuk memiliki kaset ini. Kesaksiannya yang tak kenal takut telah membuatnya dipenjara, di mana yang berwenang telah gagal menawarkan dia untuk bungkam. Sesudah dilepaskan dia terus bersaksi tentang apa yang dia lihat dan dengar.Keberadaannya sekarang tidak jelas. Seorang nara sumber di Burma mengatakan bahwa dia di penjara dan bahkan mungkin sudah dibunuh, sumber lain mengabarkan bahwa dia sudah dilepaskan dari penjara dan sedang meneruskan pelayanannya..

Nara Sumber:
Athet Pyan Shinthaw Paulu. Saya dari negara Myanmar. Saya ingin berbagi dengan anda kesaksian saya ini tentang apa yang terjadi pada saya, tetapi sebelumnya saya ingin menceritakan sedikit latar belakang saya sejak saya kecil. Saya dilahirkan tahun 1958 di kota Bogale, di daerah delta Irrawaddy Myanmar selatan (dahulu Burma). Orang tua saya penganut agama Budha yang beriman (taat) seperti kebanyakan orang di Myanmar , memanggil saya si Thitphin (yang artinya pohon).Kehidupan di mana saya bertumbuh sangat sederhana.
Sumber:  http://malaysiaforjesus.com/

Lauren Tomasik dan Klinik Medis HIV di Zambia

Picture
Lauren Tomasik, seorang gadis berumur 18 tahun, telah mendapatkan visi. Siswi SMU Wheaton Academy ini memiliki kerinduan untuk melihat SMU Kristennya mengumpulkan 75.000 dolar untuk membangun sebuah klinik medis di Zambia untuk melawan penyebaran virus HIV/AIDS. Dan ia ingin uang tersebut berasal dari kantong 575 teman-teman sekolahnya. Ini bukanlah visi yang biasa. Namun, pada perkembangan selanjutnya sekolah ini juga tidak lagi menjadi sekolah yang biasa. Hal ini bisa dilihat dari kenyataan bahwa dalam tiga tahun terakhir saja, murid- murid sekolah yang berlokasi di bagian barat pinggir kota Chicago ini telah berhasil mengumpulkan hampir 250.000 dolar untuk membantu penanggulangan HIV/AIDS di Afrika. Sebagian besar dari uang itu berasal dari kantong mereka sendiri. "Tuhan telah memanggil sekolah ini untuk melakukan proyek ini," kata Tomasik sambil menceritakan perkumpulan murid-murid yang anggotanya selalu mendorong satu sama lain untuk melupakan kegiatan nonton film, pergi ke Starbucks, bahkan kado-kado Natal dan gaun-gaun pesta kelulusan demi mengumpulkan uang untuk membantu teman-teman mereka di Zambia agar dapat mendapat pendidikan dan makanan. "Jika kita hidup di Wheaton, akan sangat mudah untuk hanya berfokus pada kepentingan diri sendiri dan terus hidup untuk komunitas kita saja." Ia juga bercerita bahwa mereka juga memiliki kehidupan yang makmur di kotanya, yang juga terkenal dengan budaya penginjilannya. "Namun, saya telah diberkati supaya saya juga dapat memberkati orang lain."

PEMBERIAN PENGORBANAN
Kisah mengenai murid-murid sebuah SMU dari kalangan menengah ke atas yang berubah menjadi teladan tentang hal berkorban ini bermula dari sebuah acara retret di pegunungan Colorado di musim panas 2002. Para ketua murid saat itu berkumpul untuk merencanakan bagaimana caranya kerohanian di sekolah mereka dapat dibina. Mereka lalu memikirkan ide-ide umum seperti mengadakan kelompok PA, acara doa pagi, dan hal-hal biasa lainnya.

"Kami tahu apa yang diharapkan dari kami. Namun, kami begitu merasa bahwa Tuhan menginginkan kami melakukan sesuatu yang lebih dari semua itu," kata Christy Peed, alumnus sekolah itu. "Sesuatu yang dapat membuat orang benar-benar dapat merasakan kehadiran Tuhan dan bahwa kita tak dapat melakukan apa pun tanpa Dia."

Kelompok itu selalu berdoa di berbagai kesempatan. Di bulan Oktober, mereka mengikuti proyek One Life Revolution, yang diadakan atas inisiatif organisasi World Vision dan Youth Specialties yang bertujuan melibatkan murid-murid dalam penanganan korban AIDS di Zambia. Ini sepertinya adalah jawaban yang sempurna. Para murid itu prihatin dengan statistik data yang menunjukkan bahwa penginjil di Amerika ternyata masih memberi perhatian yang sangat kecil terhadap pelayanan orang-orang yang mengidap HIV/AIDS. Peed, yang orang tuanya adalah misionaris, tumbuh di Zambia dan menyaksikan langsung dampak mengerikan yang ditimbulkan AIDS pada keluarga-keluarga di sana. Zambia memiliki lebih dari 630.000 anak yang menjadi yatim piatu akibat HIV/AIDS. Sementara sekitar 1,1 juta orang telah terinfeksi virus itu.

Program One Life itu menawarkan sebuah katalog yang menunjukkan cara-cara bagaimana murid-murid sekolah tersebut bisa membantu sebuah desa di Afrika dengan mengumpulkan dana. Kesempatan berpartisipasi meliputi mulai dari 8 dolar untuk membeli ayam sampai 53.000 dolar untuk membangun sebuah gedung sekolah. Meski perkiraan dana 45.000 dolar adalah angka terbesar kedua yang ada di katalog itu, murid-murid SMU itu berketetapan bahwa gedung sekolah itu adalah target yang harus mereka capai.

Para ketua murid itu mempresentasikan proyek Zambia tersebut di depan teman-teman sekolahnya pada pertengahan bulan Nopember sambil menjelaskan sepuluh cara bagaimana tiap orang dapat ikut berkontribusi lewat pengorbanan pribadinya. "Kami tidak ingin proyek ini terlaksana lewat sesuatu seperti bantuan cek dari para orang tua mereka," kata Peed. "Kami ingin hal ini terlaksana lewat pengorbanan para murid."

Di acara itu, para ketua murid mengatakan bahwa jika tiap murid di sekolah mereka dapat memberikan 100 dolar saja selama setahun, mereka akan dapat melebihi target menyumbangkan 53.000 dolar untuk pembangunan sekolah itu. Awalnya, hal itu sepertinya tidak begitu membangkitkan antusiasme para murid. Malah sepertinya mereka bahkan tak akan mendapatkan barang 10 dolar saja dari setiap murid, beberapa bahkan sangat menentang mimpi pelayanan besar ini. Beberapa murid merasa proyek "mahabesar" ini dibuat dengan terlalu terburu- buru, tidak masuk akal, dan hanya didorong oleh rasa bersalah. Beberapa lainnya mempertanyakan mengapa semua sumbangan itu harus diberikan jauh-jauh ke Afrika, apalagi untuk menolong korban penyakit yang biasanya didapat melalui hubungan seksual. Bermacam perdebatan setelah pertemuan itu sering sampai membuat Peed menangis.

Mereka pun mengadakan banyak acara penggalangan dana. Namun, aliran dana masih sangat lambat. Ketika Tony Frank, direktur eksekutif organisasi World Vision Chicago mengunjungi SMU Wheaton Academy pada musim dingin, para murid baru mengumpulkan 5000 dolar dari visi mereka membangun sekolah di Zambia. "Jujur saja, saya rasa mungkin hanya akan terkumpul 10.000 dolar saja," kata Frank. "Saya memang tidak yakin dapat membayangkan yang lebih besar lagi."

Pada musim semi, total dana yang terkumpul telah mencapai 20.000 dolar. Para ketua murid itu tertegun ketika menyadari bahwa mereka masih harus mengumpulkan 33.000 dolar selama 9 minggu untuk dapat memenuhi target mereka. Putus asa mencari pendekatan yang baru, mereka pun meminta nasihat pembimbing rohani dewasa mereka. Ia pun menantang mereka dan mengatakan bahwa proyek itu tak akan sukses sampai mereka benar-benar bertekun dalam doa. "Setiap kami pun lalu berkomitmen untuk mendoakan hal ini setiap hari," lanjut Peed, "dan itulah saat aliran uang itu tiba-tiba menjadi lancar."

Doa mereka tidak hanya mengubah sikap mereka yang dulu diliputi ketakutan dan keraguan akan proyek ini, namun juga keseluruhan murid, guru, dan karyawan di sekolah itu. Pro kontra berhenti dan gairah besar untuk melayani Zambia semakin berkobar-kobar ketika ratusan murid mulai bergerak mengumpulkan dana. Pendeta Huber mengatakan bahwa uang itu terkumpul sedemikian cepat dari berbagai macam sumber yang berbeda sehingga sampai sekarang pun ia masih tak tahu dari mana semua uang itu berasal.

Pada 2 Mei 2003, Proyek Zambia itu telah mencapai target 53.000 dolarnya. Namun, dana dari murid-murid masih terus mengalir. Pada tanggal 22 Mei, mereka telah mengumpulkan 77.000 dolar--yang berarti telah terjadi penambahan 24.000 dolar hanya dalam waktu 20 hari. Sumbangan telah dibulatkan menjadi 80.000 dolar pada akhir tahun proyek itu dicanangkan, telah cukup untuk membiayai gedung sekolah dan semua kategori yang ada dalam katalog One Life Revolution. Dan pada hari di mana Peed lulus dari SMU Wheaton Academy, para pekerja bangunan di utara Zambia, yaitu di Desa Kakolo telah mulai memancang tiang-tiang pondasi sekolah baru tersebut.

`INI ADALAH MASALAH HUBUNGAN`
Pada tahun ajaran berikutnya, para ketua murid mencoba melakukan proyek "mustahil" itu sekali lagi, dengan melanjutkan proyek yang kali ini memiliki target mengumpulkan dana 54.000 dolar untuk menyediakan kebutuhan pangan anak-anak di Kakolo selama setahun. Mereka berhasil mengumpulkan hampir 60.000 dolar. Semakin banyak murid berpartisipasi dengan cara yang lebih banyak.

Zambia, seluruh Afrika dan wabah AIDS telah menjadi perhatian serius bagi para murid Wheaton Academy. "Proyek Zambia telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sekolah ini," kata Huber yang menaksir bahwa 90% murid yang ada telah berpartisipasi secara finansial dalam proyek ini. "Kami jatuh cinta dengan orang-orang itu. Sekarang hal ini telah menjadi masalah hubungan, bukan lagi masalah pencapaian proyek."

Para murid sekarang merasakan adanya suatu hubungan tersendiri dengan sebaya mereka di Zambia, merasa bertanggung jawab atas mereka juga. Beberapa mensponsori anak-anak Zambia lewat organisasi seperti World Vision. Yang lain lagi memajang foto-foto dari Zambia sebagai pengingat harian mengenai bagaimana kehidupan anak-anak di Kakolo, dan banyak murid secara dramatis lalu mengubah kebiasaan pengeluaran mereka.

Tim yang mula-mula menggagas proyek ini sekarang telah lulus. Namun, mereka membawa pesan kepada sekolah mereka mengenai apa yang dibutuhkan dunia, selain juga bukti bahwa murid-murid sekolah pun dapat membuat perbedaan mulai dari sekarang. "Anda sudah sering mendengar kalimat ini, tapi Anda tak akan benar-benar memahaminya sampai ketika Anda benar-benar melakukannya," kata salah seorang alumnus, Natalie Gorski.

"Betapa luar biasanya Tuhan yang kita miliki. Dia telah mampu memakai kami sebagai alat-Nya dan mengatakan, `Lihat apa yang telah Aku lakukan pada SMU Wheaton Academy! Aku pun dapat melakukannya di seluruh Amerika Serikat.`"

"Dengan bantuan Tuhan, semua orang dapat melakukan apa yang kami lakukan."

Wakil World Vision, Frank mengatakan, "Hal ini benar-benar membuat imanku bertumbuh." Frank memang telah sering melihat anak-anak muda terlibat dalam pekerjaan kemanusiaan, namun tidak pernah sampai setingkat ini. "Saya melihat mereka sebagai sebuah teladan terang akan apa yang sedang terjadi pada generasi mereka ini."

MIMPI YANG MENULAR
Pada musim panas tahun 2004, bagian lain dari impian ini muncul. Sebuah tim murid itu mengunjungi Kakolo untuk melihat gedung sekolah dan dampak langsung dari keberadaannya. Ketika ada di sana, para murid itu pun menemukan cara baru untuk membantu desa itu.

Proyek klinik bersalin 2004-2005 adalah proyek yang lebih ambisius, yang menuntut dari para murid itu lebih banyak dana, pengorbanan, dan tentunya iman yang lebih besar.

Namun, satu kejadian unik terjadi di tengah perjalanan mereka memenuhi target 110.000 dolar untuk pembangunan klinik itu. Para orang dewasa mulai ikut ambil bagian. Kampanye "Zambian Meltdown" yang dilaksanakan telah membuat 14 guru dan karyawan kehilangan 230 kilo berat badannya dalam 100 hari, dan menghasilkan tambahan dana 19.000 dolar untuk penurunan berat badan itu. Kepala sekolah dan wakilnya juga masing-masing kehilangan 35 kilo berat badannya.

Pembangunan klinik itu dilaksanakan sepanjang musim panas ini. "Kami tak sabar ingin mengunjungi klinik itu, di mana bayi-bayi bisa lahir dengan selamat dan bebas dari virus HIV," kata Huber.

Untuk tahun ajaran 2005-2006, murid-murid Wheaton Academy telah meluncurkan situs AIDS Student Network di alamat http://www.aidsstudentnetwork.org/, yang bertujuan untuk merekrut 1.000 murid SMU Amerika untuk berpartisipasi melawan penyebaran wabah HIV/AIDS di Afrika.

"Ini adalah visi yang besar," kata Huber yang mengakui bahwa kunjungan ke Kakolo yang diadakan pada Juli 2004 yang lalu itu telah mengguncang dunianya. Pada sebuah kebaktian di bulan Mei, dia berkata pada murid-murid, "Saya sangat suka atas fakta bahwa Tuhan semesta alam juga senang melakukan hal-hal yang tak pernah terpikirkan." (t/ary)

Sumber diambil dan diterjemahkan dari:
==> http://www.christianitytoday.com/ctmag/features/info.html#permission

Perjuangan Orang-orang Kristen di Korea Utara

Apakah anda pernah berpikir, bagaimana seandainya keluarga anda dikirim ke kamp-kamp konsentrasi, dimana kematian telah menunggu mereka, dimana mereka dipaksa bekerja dua puluh empat jam sehari, tujuh hari dalam seminggu, selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai kematian menjemput mereka? Apakah anda juga dapat membayangkan bagaimana seandainya mereka dihukum untuk melakukan tugas-tugas berbahaya dan menjijikan di septitank (pembuangan kotoran) dan tempat-tempat pengecoran logam, dipukul, disiksa, dan dibunuh dengan cara-cara yang sangat tidak manusiawi? Terbayang jugakah anda saat mereka dihukum mati di depan umum setelah menjalani penyiksaan fisik? Kami tidak sedang menggambarkan kekejaman terhadap kaum Yahudi di Auschwitz pada tahun 40-an, tetapi ini adalah kenyataan kekejaman terhadap orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh terjadi di Korea Utara pada tahun 2000.

Kekejaman mereka yang tak berperikemanusiaan dan mengerikan terhadap umat Kristen tersebut sulit untuk dibayangkan. Orang-orang Kristen yang ditahan di kamp-kamp tawanan di Korea Utara memiliki posisi yang unik. Mereka tidak ditahan untuk jangka waktu tertentu seperti tawanan-tawanan lainnya tetapi mereka di penjara selama mereka tetap memeluk kepercayaan mereka. Mereka baru akan dibebaskan jika mereka mau melepas kepercayaan Kristen mereka dan mau mengakui sistem kepercayaan Juche yang mengakui Kim Il Sung (pemimpin Korea Utara yang terdahulu) dan Kim Jong Il (pemimpin Korea Utara sekarang) sebagai penguasa tertinggi. Pengawas kamp akan memperoleh promosi bila mereka sukses dalam "merehabilitasi" tawanan yang memeluk agama Kristen. Tawaran promosi tersebut justru menjadi peluang bagi para pengawas untuk melakukan tindakan semena-mena, seperti pemukulan, penyiksaan, memberikan pekerjaan-pekerjaan yang berat, pemerkosaan, dan perlakuan-perlakuan keji lainnya terhadap tawanan yang beragama Kristen. Seorang mantan tawanan memberikan kesaksian bahwa ia pernah melihat seorang sipir menuangkan logam cair ke tubuh seorang tawanan Kristen hidup-hidup untuk memaksa tawanan tersebut melepaskan kekristenannya. Umat Kristen di Korea Utara ini sangat membutuhkan dukungan doa dari Gereja-gereja di seluruh dunia. Kelompok "Christian Human Rights" dan "Christian Solidarity Worldwide" telah mengadakan pertemuan dengan berbagai umat Kristen di Korea Utara untuk memperoleh fakta-fakta kekejaman tersebut dan meminta saran hal-hal apa saja yang perlu mereka doakan.

Di bawah ini ada beberapa saran doa dari mereka:
* Doakan penduduk Korea Utara yang bersembunyi di daerah-daerah perbatasan. Doakan pula keselamatan mereka saat mereka mencari makanan dan perlindungan, setelah mereka menjadi orang Kristen.
* Doakan untuk umat Kristen di kamp-kamp tawanan politik di Korea Utara agar Tuhan sudi memberi ketabahan bagi mereka, kedamaian dan kegembiraan bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun.
* Doakan agar masyarakat internasional memiliki tekad untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia masyarakat Korea Utara. Doakan juga agar mereka tetap konsisten dalam menekan pemerintah Korea Utara untuk menghapus kamp-kamp tawanan politik dan memjamin kebebasan beragama bagi penduduknya.
Sumber: Christian Solidarity Worldwide, July 2001.

Tuhan Memberitahu Saya Secara Pribadi - Kesaksian Bekas Imam Hamran Amrie

Picture
Pada waktu dahulu saya merupakan seorang yang amat aktif dalam Islam,juga merupakan salah seorang daripada Pengerakkan Muhammadiah  dan seorang pengajar Islam.Pada tahun 1947,saya telah dipilih untuk menjadi pengerusi kepada Kongress Muslim Kalimantan di Amutai,bersama-sama dengan K.H Idham Chalid. Pada tahun 1950-51 saya menjadi Imam Muslim bagi pasukan tentera di Banjarmasin,dengan kedudukan yang tinggi.Rencana saya telah diterbitkan dalam beberapa majalah Islam seperti Mingguan Adil di Solo,Mingguan Risalah Jihad di Jakarta dan Mingguan Anti-komunis di Bandung.Saya telah  bekerjasama dengan Gerakkan Anti-Kristian dari tahun 1936 di Muara Teweh (Barito) dan sehingga tahun 1962 bersimpati dengan kumpulan yang merancang untuk membina undang-undang Islam di seluruh Indonesia,yang mana secara tidak lansung adalah bertentangan dengan pendirian Kristian. Sebenarnya saya telah memiliki Kitab Suci Injil sendiri semenjak tahun 1936.walau bagaimanapun,saya tidak membaca dan mencari kebenarannya,tetapi mencari perenggan yang boleh membantu saya untuk berdiri teguh sebagai seorang Muslim  yang mempunyai sikap anti-Kristian,dan bersedia untuk menyerang keimanan orang Kristian secara lebih berkesan.

Saya juga mnengutuk 'Isa Al-Masih sehingga  saya berumur 40 tahun,menolak terus yang mengatakan Dia adalah daripada Tuhan.Saya sengaja mentertawakan dan menolak kebenaran.Tetapi kasih Tuhan sungguh hebat,Dia berusaha,mencari dan menyelamatkan saya.  Dalam tahun 1961,semasa saya mencatat khotbah saya di masjid,saya melihat ayat daripada surah Al-Maidah 68, yang berbunyi:  

“Katakanlah,wahai orang yang beriman! Kamu tidak mempunyai apa-apa kecuali kamu berpegang kepada Taurat dan Injil, dan semua ini akan membuka mata kamu kepada Tuhan kamu.”

Saya sudah membaca ayat ini beratus kali,tetapi akhirnya Tuhan telah berbisik kepada jiwa saya tentang ‘Taurat dan Injil’ yang mana tertulis di dalam Al-Quran adalah sama Taurat dan Injil yang terdapat di dalam Kitab Suci Injil sekarang.Saya selalu berpendapat bahawa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Al-Quran telah lenyap,dan kandungan ini adalah ringkasan di dalam Al-Quran .Saya merasa yakin bahawa Taurat dan Injil,yang terdapat dalam Kitab Suci Injil sekarang adalah palsu,dan kandungan yang sebenar telah disalah-atur dan dilupakan serta ditambah-tambahkan oleh sesetengah pihak.

Bagaimanapun,jiwa saya memberitahu saya bahawa Taurat/Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah benar. Fikiran saya tidak percaya apa yang dikatakan oleh hati saya: “Tidak!Taurat dan Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah palsu”.Fikiran saya bertentangan dengan jiwa saya dan perasaan saya,dan saya menjadi tidak pasti serta ragu-ragu terhadap apa yang betul sebenarnya. Untuk membuatkan jiwa saya merasa aman,saya menyerahkan masalah saya ini dengan melakukan sembahyang tahjud, yang mana sembahyang ini adalah untuk meminta pertolongan daripada Tuhan agar Dia memberi petunjuk yang pasti kepada kebenaran.Saya meminta Tuhan menolong saya untuk memilih yang mana satu daripada dua kepercayaan ini yang benar.Ini adalah doa saya:

“Oh Tuhan,Pencipta Syurga dan bumi,Tuhan orang Islam, Kristian, Budha, Tuhan bulan dan bintang, lembah dan gunung; Tuhan semesta alam, tolong tunjukkan aku kebenaran tentang apa yang tertulis di dalam Al-Quran yang berkaitan dengan Taurat dan Injil.Adakah ini membawa makna bahawa Taurat dan Injil yang sebenar sudah lenyap yang terdapat ringkasan dalam Al-Quran ?Jika ini adalah benar,aku merayu kepadaMu untuk kuatkan hatiku bahawa  aku mungkin tidak  belajar Kitab Suci Injil .Tetapi jika “kebenaran di dalam Taurat dan Injil” yang tertulis di dalam Al-Quran ,bermakna kebenaran harus dicari di dalam Kitab Suci Injil sekarang,aku merayu padaMu untuk membuka pintu hatiku semoga aku lebih bersungguh-sungguh untuk belajar Kitab Suci Injil secara jujur.”

Saya tidak bertanya kepada sesiapa pun untuk menolong saya membuat keputusan saya. Saya tidak bertanya kepada Imam,orang yang alim dalam Islam,atau kawan-kawan saya yang bijak pandai.Saya bertanya terus kepada Tuhan yang Maha Tahu untuk membuat pilihan bagi saya,jadi saya membuat pilihan yang betul menurut kehendak Tuhan.Saya sembahyang sesungguhnya dan menaruh harapan kepada Tuhan agar Tuhan memberi petunjuk dan hidayah bahawa Dia yang memilih kebenaran untuk saya dan menolong saya mengetahui dan mengaku kepada agama yang benar.

Setiap orang yang mempunyai agama  berharap bahwa di sana terdapat kehidupan yang benar selepas mati dan salah seorang daripada mereka adalah saya,saya menaruh harapan yang tinggi kepada Tuhan.Saya percaya kepada kehidupan selepas mati,di mana kita cuma ada dua tempat untuk dituju:ke neraka,dengan hukuman yang tidak berhenti-henti kekal abadi di dalam api;atau ke Syurga,bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan selama-lamanya.Saya tidak fikir tentang kehidupan abadi saya.

Sebagai contohnya;mari kita andaikan bahawa kita membawa 10 gram emas tulin, kita harus menelitinya secara berhati-hati,untuk memastikan bahawa tidak ada sesiapa yang boleh menipu kita,jadi kita tidak akan menyesal di kemudian hari.Berapa banyak agaknya kita memikirkan tentang kehidupan masa depan jiwa kita.Kita mesti belajar dan meneliti kebenaran untuk sembahyang kepada Tuhan menurut kehendak Tuhan,yang memiliki kehidupan di Syurga.Kalau tidak,kita akan menyesal untuk selama-lamanya kerana kecuaian kita.Saya selalu yakin bahawa pencipta Syurga dan neraka adalah Tuhan sendiri,atas sebab itulah saya tidak bertanyakan nasihat kepada sesiapa pun,samada Kristian atau Guru Islam.Saya mendekati Tuhan,yang memiliki segala kebenaran,peraturan,dan merayu kepadaNya dengan penuh harapan dan percaya bahawa Dia akan memberi petunjuk yang benar kepada saya.

Puji Tuhan kerana segala doa saya telah dikabuliNya! Ini membuktikan bahawa Dia memberikan kebenaranNya kepada orang yang menghendakinya,dan bertanya dengan sesungguhnya. Ini harus dicatat,selain daripada ayat 68 surah  Al-Maidah,di mana terdapat banyak lagi ayat-ayat lain yang terkandung di dalam Al-Quran, yang menarik hati saya pada waktu itu. Sebagai contohnya;  Surah Al-Sajadah 23:  

“Dan pastinya kami memberikan Musa sebuah Kitab (Taurat), jadi adakah kamu (Muhammad) ragu-ragu untuk menerimanya,”

Surah Al-Maidah 46:
“Dan kami biarkan mereka (nabi-nabi yang terdahulunya) mengikut jejak Isa, anak Maryam, memenuhi apa yang ada di tangannya daripada Taurat dan kami memberi Dia kitab yang mengandungi petunjuk dan cahaya,dan mengesahkan apa yang ada di tangannya yang daripada Taurat, sebagai petunjuk dan amaran kepada orang yang takut kepada Tuhan.”

Surah Al-Maidah 47:
“Dan orang di dalam Kitab harus mengikuti apa yang telah ditentukan mengikut kehendak pernyataan Tuhan itu. Dan sesiapa yang tidak mengikut apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan, adalah orang yang busuk hati,”

Surah Al-Baqarah 62 :
“orang yang  benar daripada Yahudi,Kristian dan Sabian,sesiapa yang percaya kepada Tuhan dan hari kiamat, melakukan amalan yang baik, mereka akan mendapat pahala daripada Tuhan mereka,dan ketakutan tidak akan mendesak mereka berputus asa.”

Di sana terdapat banyak lagi ayat di dalam Al-Quran yang menunjukkan bahawa Taurat dan Injil adalah jalan yang benar kepada kebenaran menurut kehendak Tuhan.Ayat Al-Quran ini memberi kesedaran kepada saya untuk meneliti Kitab Suci Injil dengan lebih mendalam lagi,kerana Tuhan telah berbisik kepada jiwa saya tentang kebenaran ini.

Pada hari yang berikutnya,selepas saya meminta petunjuk daripada Tuhan semasa sembahyang tahjud,saya merasakan satu perubahan yang jelas pada diri saya.Bermula dari hari itu saya menganggap Kitab Suci Injil adalah seperti rakan saya dan bukan lagi sebagai musuh.Setiap pagi saya melihat Kitab Suci Injil dengan penuh harapan dan memberi perhatian pada setiap perkataan yang saya baca,kerana saya mahu tahu makna yang sebenarnya.

Dengan perkataan:  
“Dengan nama Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasihani”.

Saya membuka Kitab Suci Injil .Pada masa itu saya bertujuan untuk membaca Ulangan 18:15.Kitab ini menarik perhatian saya kerana pada waktu dahulunya saya mengunakan ayat ini untuk menyerang keimanan orang Kristian,samada mereka adalah guru,Penginjil,dengan niat supaya mereka tahu dan percaya kepada Nabi Muhammad sebagai nabi yang telah diramalkan di dalam Kitab Suci Injil ini.Sebelum ini saya sudah tahu tentang ayat ini,tetapi sekarang maknanya telah berubah sama sekali kepada saya.Sebenarnya untuk memahami Kitab Suci Injil lama adalah sukar bagi orang yang tidak mahu mempercayainya, tetapi dari segi yang lain pula ia menjadi lebih jelas kepada orang yang mahu mempercayainya dan hati mereka yang telah disentuh oleh Roh Kudus.

Ayat-ayat di dalam Ulangan 18:15 dibaca seperti:
“Sebaliknya Tuhan, Allah kamu akan mengutus seorang nabi kepada kamu ; nabi itu akan seperti aku dan Dia daripada bangsa kamu sendiri; kamu mesti taat kepadanya.”

Dahulunya saya menganggap ayat ini memberi ramalan tentang nabi Muhammad. Perkataan “nabi itu akan seperti aku (Musa)” menunjukkan kepada saya tentang peribadi nabi Muhammad sebagai janji nabi kerana :  

*  Musa dilahirkan mempunyai ibubapa. Muhammad juga dilahirkan seperti Musa, mempunyai ibu bapa. Ini tidak seperti Isa Al-Masih yang dilahirkan hanya mempunyai ibu dan tanpa bapa.
* Apabila Musa meningkat dewasa, dia berkahwin. Muhammad juga berkahwin, dan ini bertentangan dengan Isa yang tidak pernah berkahwin.
* Musa mempunyai anak lelaki, dan Muhammad juga mempunyai ramai anak.Tetapi Isa tidak mempunyai keturunan kerana Dia tidak pernah berkahwin.
* Musa meninggal pada umur yang lanjut dan dikuburkan dan ini terjadi juga pada Muhammad.Tetapi Isa tidak meninggal. Dia telah diangkat ke Syurga dan tidak dikuburkan.

Dahulunya ia menjadi jelas kepada saya tentang ayat Ulangan 18:15 yang menunjukkan bahawa nabi Muhammad adalah nabi yang dijanjikan oleh Musa, tetapi bukannya ramalan terhadap Isa sebagai nabi keseluruhannya, sebagai Putera Tuhan, seperti kepercayaan orang Kristian.

Tetapi pada hari ini, saya membaca ayat ini secara perlahan-lahan dan berhati-hati untuk memahami makna yang sebenarnya. Apabila saya sampai kepada pernyataan “…..nabi itu akan seperti aku (Musa)”, Roh Kudus berbisik ke dalam jiwa saya yang berbunyi: “Jika kamu mentafsirkan persamaan di antara Muhammad dan Musa dan kedua-duanya adalah dilahirkan mempunyai ibubapa, mereka adalah sama dengan manusia lain yang mempunyai ibubapa.”Sifat ini tidak boleh digunakan untuk menunjukkan kebenaran ramalan itu.

Selanjutnya jika Muhammad seperti Musa kerana dia berkahwin, dan kedua-duanya adalah seperti orang lain di dunia ini! Jadi ini tidak boleh dijadikan sebagai bukti untuk mengatakan bahawa Muhammad itu adalah nabi.

Jika Muhammad dianggap sama seperti Musa,kerana dia mempunyai keturunan, fakta ini juga tidak boleh digunakan untuk menentukan ramalan itu kerana hampir semua orang di dalam dunia ini mempunyai keturunan.

Muhammad hanya seperti Musa, meninggal dalam usia yang tua dan dikuburkan. Jika contoh ini digunakan sebagai bukti tentang ramalan itu,dan fakta ini tidak boleh digunakan sebagai bukti untuk persamaan,setiap orang di dunia ini akan meninggal dan dikuburkan. Kematian dan penguburan adalah perkara biasa dan ini tidak menjadikan seseorang itu lain daripada yang lain.

Ia menjadi lebih ketara dan jelas kepada saya bahawa ramalan Musa itu hanya menunjukkan tentang Isa sebagai yang dijanjikan. Dengan alasan itu saya cuba mencari suatu perbezaan yang lain daripada yang lain dan luarbiasa persamaannya di antara Musa dan Isa. Sememangnya saya menemui beberapa persamaan yang luarbiasa di antara dua manusia ini yang tidak dikongsi dengan orang lain.

* Semasa zaman kanak-kanak, Fir’aun mengugut untuk membunuhnya,seperti juga Isa pada zaman kanak-kanaknya telah diugut untuk dibunuh oleh Herodas. Tidak semua orang yang dilahirkan menghadapi ugutan bunuh pada waktu yang masih kecil lagi.
* Semasa kelahiran Musa, Fir’aun sangat marah dan mengarahkan semua budak-budak lelaki yang berusia dua tahun ke bawah harus dibunuh. Apabila Isa dilahirkan  Herodas juga sangat marah dan mengarahkan agar budak lelaki di bawah umur dua tahun dibunuh. Di dalam dunia ini hanya dua peribadi ini sahaja yang menghadapi pengalaman pembalasan dendam.
* Semasa zaman kanak-kanaknya, Musa telah dijaga oleh anak perempuan Fir’aun. Dan semasa kecil Isa telah dijaga oleh Yusuf iaitu bapa angkatnya. Tidak semua anak di dunia ini dipelihara oleh orang yang dipilih oleh Allah semasa zaman kanak-kanaknya ketika dia menghadapi amcaman.
* Semasa zaman kanak-kanaknya juga, Musa tinggal jauh daripada rumahnya di Mesir.Ini terjadi sama dengan Isa yang hidup di dalam buangan di Mesir. Tidak semua kanak-kanak semasa kecil hidup jauh daripada negerinya, seperti Mesir.
* Apabila Musa telah menjadi utusan Tuhan, dia menerima kuasa daripada Tuhan untuk melakukan mukjizat, seperti juga Isa yang menerima kuasa sebagai Firman yang hidup,dan menerima kuasa untuk melakukan mukjizat seperti menyembuhkan orang sakit dan membangunkan orang yang telah mati.
* Musa telah membebaskan orangnya daripada dipaksa terus menjadi hamba abdi, tetapi Isa telah membebaskan orangnya daripada cengkaman dosa dan maut.

Bukti yang istimewa ini telah mengizinkan saya untuk saya membuat kesimpulan bahawa ramalan yang luarbiasa yang dinyatakan ini di dalam Ulangan 18:15 tidak bermaksud untuk membuktikan Muhammad sebagai nabi yang telah diberitahu terlebih dahulu,tetapi untuk menunjukkan bahawa Isa adalah jelmaan Firman Allah.

Meskipun kasih Allah itu sangat agung dan Dia telah menyedarkan saya untuk melihat dengan lebih jelas lagi ke dalam Kitab Suci Injil sebagai Firman Allah yang benar,tetapi saya masih lagi tidak bersedia untuk menjadi seorang Kristian.Mengapa? Kerana terdapat beberapa perkara di dalam kepercayaan Kristian yang tidak dapat diterima oleh akal saya,khususnya kepercayaan terhadap Isa adalah Putera Tuhan. Semenjak kecil lagi saya telah diajar,dan saya juga mengajar sedemikian,iaitu:
“Tuhan tidak mempunyai anak dan Dia tidak diperanakkan.”

Saya juga tidak dapat menyatakan dengan jelas bahawa Isa adalah Tuhan kerana saya telah diajar dan saya juga mengajar seperti:

“TIDAK ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH”

Saya juga bersikap anti Triniti. Ini tidak berasas kepada hakikat dan kebenaran tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh prasangka yang terpesong. Saya telah mengajar murid-murid saya sedemikian:

“Kepada sesiapa yang mengatakan Allah itu adalah tiga merupakan orang yang fasik”

Saya juga tidak dapat menerima kepercayaan Kristian bahawa Isa benar-benar mati di atas kayu salib.Jika “Isa Al-Masih”  adalah nabi, penyayang, utusan Tuhan, atau ‘Putera Allah’ sepertimana orang Kristian memanggilNya,bagaimana dengan senangnya orang Yahudi boleh menyiksaNya dan mengantungNya di atas kayu salib sehingga mati?Mengapa Tuhan tidak membela Dia, tetapi membiarkan Dia mati di atas kayu salib?Katakanlah saya mempunyai seorang anak lelaki yang disiksa,atau digantung di atas kayu salib,sudah pastinya saya akan melawan orang yang menyiksa anak saya itu untuk menyelamatkannya walau apa pun yang akan terjadi.Bagaimana boleh Allah hilang kuasaNya terhadap orang Yahudi?Pada masa itu saya benar-benar tidak boleh menerima hakikat ini.

Dalam usaha untuk memdapatkan pertolongan untuk keterangan ini,saya melawat beberapa orang guru dan juga Penginjil dan bertanya kepada mereka kenapa Isa bergelar Putera Tuhan atau Tuhan dan apa sebenarnya makna tentang Triniti Tuhan.Saya menyelidik mengapa Isa Putera Tuhan telah dikorbankan di atas kayu salib dan disalibkan oleh orang Yahudi Saya juga bertanya kepada mereka tentang kenyataan tentang “dosa warisan daripada bapa kepada anak” yang saya ambil kira bahawa itu adalah hukuman yang tidak adil daripada Tuhan.

Semua guru yang saya tanya itu menjawab persoalan saya dan menerangkannya dengan mendalam,tetapi pada masa itu saya tidak dapat menerima ulasan mereka walaupun mereka telah menerangkannya dengan jelas sekali.Ini adalah kerana perbezaan lata rbelakang di antara saya dengan mereka,yang mana seperti teluk yang terpisah jauh di antara kami.Perbezaan di dalam agama yang tidak dikaji dengan sesungguhnya untuk mencari maksud yang sama,Pastinya kami mengkaji perbezaan di antara agama untuk mencari kenyataan yang logik berhubungan dengan ketidakfahaman.Pada masa itu saya seperti penerima radio dan guru adalah pembaca berita.Kedua-duanya mempunyai keadaan yang baik,tetapi oleh kerana perbezaan gelombang yang panjang menyebabkan siarannya dan penerimaan saya jauh berbeza. Penerima tidak dapat menangkap berita yang sedang disampaikan oleh penyiar.

Keterangan daripada guru dan Penginjil adalah seperti  masuk telinga sebelah kiri dan keluar telinga sebelah kanan. Hati saya tidak tersentuh, kerana saya tidak faham cara pertuturan mereka.Guru itu sendiri tidak memahami dengan jelas kedudukan latar belakang saya sewaktu itu, jadi keterangannya tidaklah menurut keperluan saya seperti yang saya harapkan.Ini bukannya berlaku kerana keterangan guru itu salah,tetapi kerana perbezaan cara pemikiran dan penerangan,jadi sebab itu saya tidak dapat memahami keterangan yang lain.walau bagaimanapun saya masih berharap.Saya sentiasa yakin,Tuhan akan menolong saya untuk memilih kebenaran,sudah pasti Dia akan membuka pintu hati saya dan memberi petunjuk untuk memahami semua masalah yang menjadi halangan kepada saya.

Saya sentiasa berdoa kepadaNya: "Tuhan,aku merayu agar Engkau menunjukkan kebenaranMu kepadaku tentang perkataan ‘Putera Tuhan’ dan nama ‘Rabbana’ untuk Isa.Aku juga merayu agar Engkau menunjukkan kepadaku makna Triniti dan rahsia disebalik penyaliban Al-Masih. Tuhan, Engkau berilah aku pengertian bahawa Kitab Suci Injil adalah daripadaMu yang betul,jadi pastinya Engkau akan menerangkan  dan menjelaskan halanganku melalui Kitab Suci Injil, yang mana FirmanMu yang benar yang tidak pernah bertukar daripada awal hingga sekarang dan untuk selamanya. Sememangnya telah banyak kali,Tuhan menolong saya melalui Roh Kudusnya,yang bekerja di dalam hati saya.Saya akan menerangkan bagaimana Tuhan menolong saya untuk mengatasi halangan ini.

PERJUANGAN SAYA BERTENTANGAN DENGAN KEADAAN PERSEKITARAN
Meskipun saya menjadi tetap dan teguh serta yakin tentang kebenaran ini,dan bersedia untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya,tetapi saya tidak menjadi Kristian secara rasmi,kerana kaadaan persekitaran yang menjadi halangan kepada saya.Ketakutan dan kebimbangan ini  sentiasa menghantui fikiran saya.

Pengalaman saya menunjukkan bahawa terdapat ramai  orang  yang tegas dengan kehendak mereka  untuk menerima Isa sebagai penyelamat mereka,tetapi mereka sering teragak-agak untuk menentang pengaruh persekitaran mereka,mungkin kerana mereka tidak rela ataupun takut untuk melawan ibu bapa mereka.Kadang-kadang mereka takut kalau-kalau majikan mereka memberhentikan kerja mereka kerana mereka memeluk Al-Masih. Orang yang percaya juga akan berselisih faham dengan isteri mereka kerana mereka ingin mengikuti Isa bersama-sama dengannya; ini juga merupakan rintangan yang menghalang mereka daripada mengikuti Isa untuk mempengaruhi hidup dan hati mereka.

Ketakutan terhadap keadaan sekitar telah ditunjukkan dalam amaran oleh  Isa,ditulis dalam Matius 10:34-36. Dia mengambarkan penderitaan yang mungkin dihadapi oleh setiap orang yang mahu mengikutinya: “Jangan menyangka bahawa Aku membawa kedamaian ke dunia ini,Aku tidak membawa kedamaian tetapi pertentangan.Aku datang untuk menyebabkan anak lelaki melawan bapa mereka,anak perempuan melawan ibu mereka,dan menantu mereka melawan ibu mertua mereka.Demikianlah musuh terbesar yang dihadapi oleh seseorang ialah keluarga sendiri.”Bagaimanapun mereka yang membuat keputusan untuk mengikuti  Isa sebagai Tuhan dan membiarkan Isa mempengaruhi hati mereka,segala kebimbangan adalah tidak berpanjangan.Setiap kebimbangan akan dapat diatasi dengan pertolongan daripada Tuhan.Saya sendiri mempunyai pengalaman dalam menghadapi tekanan dari persekitaran.Tetapi Tuhan selalu  membuka jalan untuk keluar daripadanya.

Dari 1961 sehingga 1964,saya masih lagi melakukan dua tanggungjawab agama.Saya sembahyang mengikut cara Islam dan pergi ke masjid pada setiap hari Jumaat.Saya juga pergi ke gereja pada setiap hari ahad dan pada hari sabtu saya pergi sembahyang di Gereja Adventis.Tetapi di luar kenyakinan saya,saya tidak pergi ke gereja.Ini adalah kerana untuk saya belajar tentang kebenaran.Saya juga sering membaca risalah-risalah daripada orang bukan Kristian yang mengatakan bahawa orang di dalam gereja menyembah berhala,seperti patung dan gambar.Atas sebab itu saya pergi melawat setiap gereja di sekitar Jakarta mengikut giliran,pada hari ahad.Saya juga melawat lebih daripada satu gereja pada hari ahad,untuk mencari samada terdapat penyembahan patung atau tidak.

Akhirnya,saya mendapat kesimpulan dan terbukti bahawa kesangsian saya selama ini sudahpun terjawab.Setiap gereja yang saya lawati tidak terdapat pun berhala atau gambar yang untuk disembah.

Semenjak 1964, jiwa saya sebenarnya sudah dipenuhi dengan Roh Tuhan,Roh Kudus,atau semangat kebenaran.Bermula daripada hari itu saya mengambil keputusan untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya sepenuh hati saya.Tetapi ia masih lemah.Saya tidak berani untuk menyatakan kenyakinan saya secara terbuka.Saya masih menyimpan kekristianan saya secara rahsia.Saya melawat gereja kristian di Kwitang Indonesia untuk pertama kali saya bertanyakan tentang pembaptisan secara rahsia, saya tidak mahu ianya diketahui oleh famili ataupun isteri saya.Saya tidak tahu siapa yang menjaga gereja itu,tetapi permintaan saya ditolak, tidak boleh dibaptiskan secara rahsia.

Beberapa minggu kemudian,dengan hasrat yang sama yang seringkali berputar-putar di dalam fikiran saya, saya pergi berjumpa dengan Rev.J.Sapulete,dekat gereja Bethel di Jatinegara.Dia bersedia untuk membaptis saya, tetapi dengan satu syarat bahawa saya harus membawa dua atau tiga jiran Kristian,yang boleh membimbing pertumbuhan keimanan saya supaya saya boleh hidup secara Kristian.Saya tidak dapat menerima syarat ini, saya masih lagi tidak mahu mengumumkannya di khalayak ramai bahawa saya seorang Kristian. Ini berpunca daripada pengaruh persekitaran ,terutamanya keluarga saya.Saya merasa risau yang mereka akan menentang dan menganiaya ahli keluarga saya.Saya juga takut untuk bertanyakan pada isteri saya untuk mengikuti saya pergi ke gereja.Saya takut jika isteri saya akan menuntut saya untuk pergi ke pejabat rasmi perkahwinan Islam untuk bercerai.Saya sangat takut untuk berhadapan dengan proses perceraian .Sebab itu saya mahu menerima Isa secara rahsia.Tetapi jiwa saya tidak bersetuju,saya tidak ada apa-apa keraguan tentang penerimaan Isa.

Oleh itu saya tidak lagi melakukan dua tanggungjawab keagamaan. Saya hanya pergi ke gereja.Tetapi ketakutan masih lagi berterusan dan kebimbangan mengenai reaksi keluarga saya.Saya tidak tahu bagaimana untuk mengatasinya.Saya tidak pergi jumpa sesiapa pun untuk meminta nasihat bagi masalah saya ini.Pada masa itu saya rasakan bahawa perjuangan saya betul-betul teruji.

Walau bagaimanapun Tuhan memberi masa untuk membantu mengatasi masalah saya ini. Dahulunya saya menggangap jika saya berbincang dengan isteri saya tentang hal ini dan keluar Islam dan seterusnya memeluk Kristian akan menyebabkan masalah kepada kami..Tetapi Tuhan sangat baik hati, membuka pintu kebenarannya  kepada isteri saya sendiri.Dia merasa aman melalui cahaya dan kecantikan pokok Krismas yang mana pada masa itu bercahaya dengan terang di kebanyakkan rumah orang Kristian.Ia menjadi tanda kepadanya bagaimana cantiknya kehidupan di dalam keluarga Kristian.Dia merasa aman dengan lagu-lagu Kristian dan hangat serta bercahaya dengan semangat Krismas.

Untuk menjelaskan perasaannya,dia dan seorang anak perempuan saya datang kepada saya,untuk memberitahu saya tentang keinginan yang kuat untuk menjadi seorang Kristian.Ini adalah peluang yang sedang saya nanti-nantikan!Pada hari berikutnya selepas Krismas,saya berjumpa dengan Rev.J.Sapulete  untuk kali kedua, bertanya kepadanya bahawa saya dan keluarga saya mahu dibaptiskan dan menerima Isa sebagai Tuhan kami.Permintaan saya diperkenankan dengan segera dan kami -yakni saya,isteri saya dan tujuh orang anak kami telah dibaptiskan pada 26 Dis 1969 oleh Rev.J.Sapulete,di gereja Bethel Jemaat GPIB.Satu minggu kemudian anak lelaki saya pun menuruti kami.Dia juga sering pergi ke gereja secara rahsia, kerana dia takut saya mendapat tahu.Saya sendiri pergi ke gereja secara rahsia juga, sebab saya takut isteri-isteri ahli keluarga saya telah menjadi pengikut-pengikut 'Isa dan demi itu mempengaruhi hati kami.


Anugerah Berkat Tuhan yang Berkelimpahan
Selepas saya dan keluarga saya dibaptiskan pada 26 Disember 1969, keriangan dan kegembiraan seluruh isi rumah saya telah bertukar. Kami menerima terlalu banyak berkat-berkat Tuhan yang mencurahi hidup kami.

Pengikut Paulus berkata: "Apabila seseorang masuk ke dalam Al-Masih,dia menjadi insan yang baru, yang lama telah pergi dan yang baru sudah menyusul ".(2 Kor 5:17)

Apabila seseorang menerima Al-Masih 'Isa sebagai penyelamatnya,Tuhan akan mengubah kehidupannya.Bayangan Kristus akan menjadi ikutannya.Al-kitab berkata: "Tuhan mencipta manusia berdasarkan gambarnya"(Kej 1:27).Kelakuan baru ini akan bermula dengan keriangan yang baru,kasih dan keinginan yang berbeza.Apa yang dahulunya dia sayang,kini dia benci,dan apa yang dahulunya dia benci,kini bertukar menjadi sayang.Kehidupannya telah berubah.Perubahan ini amat ketara,dan dapat dilihat oleh orang di sekelilingnya. Jalan kehidupannya akan bertukar,dan perubahan ini akan dibawa dalam setiap perkataan yang dia ucapkan. Betapa hebatnya!

Saya mempunyai pengalaman dalam perubahan ini dan mereka dapat rasa dalam kehidupan kami sekeluarga.Panas baran sudah lenyap dan berubah kepada sayang.Dalam kehidupan kerohanian,kami merasa aman dan gembira.Kami tidak merasa ragu-ragu dan jiwa kami terjamin dan penuh dengan keriangan.Bahkan di dalam kehidupan seharian,kami mendapat keberkatan yang berkelimpahan.Ini adalah pengalaman yang membuktikan kebenaran janji Tuhan bahawa telah digenapi oleh 'Isa Al-Masih,utusanNya.

"Barangsiapa haus,baiklah ia datang kepadaKu dan minum!Barang siapa percaya kepadaKu,seperti yang dikatakan oleh kitab suci:dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."(Yahya 7:37-38)
"Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan."(Yahya 10:10b)

Perubahan di dalam kehidupan isi rumah kami amat ketara dan berlaku dengan pantas di mana kami menjadi ejekan.Jiran tetangga dan saudara mara berpendapat bahawa kami telah menerima pertolongan daripada gereja sebagai ganjaran kerana menjadi Kristian.Orang ramai mengutuk kami dengan berkata:"Jika kamu ingin menjadi kaya dengan cepat,ikutlah cara en.Ambrie dan menjadi Kristian dan kamu akan mendapat berjuta-juta rupiah daripada gereja."

Mereka menyangka bahawa kehidupan kami diberkati melalui pemberian daripada gereja sebagai sogokan kerana menjadi Kristian.Tidak,bukan kerana itu!Kami tidak menerima sebarang pertolongan dari gereja atau dari sesiapapun sebagai balasan kerana kami menerima Kristus.Kami tidak menerima duit,harta benda atau janji peluang pekerjaan walaupun satu sen pun.Sememangnya keberkatan kehidupan kami pada masa itu hanyalah melalui kemurahan hati Tuhan.Ini adalah janji Tuhan bahawa semua orang yang mempercayainya akan memperolehi keberkatan yang berkelimpahan.

Tahun-tahun yang tidak aktif.
Saya menjadi Kristian yang tidak aktif bermula dari tahun 1970-1972.Saya sibuk mengendalikan urusan perniagaan saya dan membantu keluarga saya.Saya hanya pergi ke gereja pada hari Ahad dan membaca Al-kitab bila saya ada masa.Tuhan menyalahkan saya kerana bersikap sedemikian.Saya merasa sangat jelas apabila pada waktu itu Tuhan memberi amaran kepada saya: "Jika kamu mahu menjadi kristian,ia tidak cukup dengan bersikap pasif.Ia tidak akan berkembang jika kamu duduk sahaja.Bergembiralah dengan keberkatan Tuhan yang melimpahi hidup kamu.Sebagai orang Kristian iaitu pengikut Kristus,kamu mesti bangun dan memberitahu kesaksian kamu dengan jelas mengenai Al-kitab sepertimana Kristus telah memerintahkannya di dalam Matius 28:19-20)

Bagaimana saya hendak memulakan dalam memberikan kesaksian secara terbuka dan memberitahu tentang Al-kitab dengan cara paling mudah difahami?Sememangnya saya ingin melakukannya,tetapi saya tidak tahu bagaimana cara hendak memulakannya.Untuk ini,Tuhan telah membuka jalannya:dan ini adalah jalan yang  bagaimana Tuhan tunjukkan;

Suatu hari kawan baik saya datang dari Banjarmasin untuk menghabiskan waktu malamnya bersama kami.Dia adalah kawan yang sebenarnya mengikut erti perkataan.Dia tetap berdiri bersama dengan saya dalam kaadaan susah ataupun senang.Apabila penangkapan dilakukan oleh askar-askar Belanda,kami selalu berjumpa antara satu sama lain di dalam penjara ataupun di dalam khemah banduan.

Kami menyambutnya seperti biasa,di dalam rumah kami tidak terdapat tanda ketara yang menunjukkan bahawa kami telah memeluki agama Kristian.apabila dia mengucapkan "Assalamualaikum",dan kami menjawab "waalaikumussalam".Kawan baik saya ini telah mendengarnya daripada jiran-jiran bahawa saya telah memeluk Kristian. Dia menerangkan bahawa hal ini tidak mungkin terjadi, dan telah menyakinkan kepada jiran saya tentang ini. Dia memberitahu mereka," Sudah lama saya kenal kawan saya Hamran Ambrie,bukan sahaja di Jakarta bahkan di Banjarmasin lagi. Dia bukanlah seperti kebanyakan Muslim yang lain,dia sangat risau tentang keimanannya.Di dalam wilayah dia dikenali sebagai pejuang tentera Muslim,dia adalah anti-Kristian,seorang daripada pemimpim Muhammadiyah,pemberita Muslim dan guru Islam yang terkenal di bandar dan di timur Kalimantan.Lebih-lebih lagi di kongres Islam di seluruh Kalimantan dalam Amuntai 1947,  Hamran Ambrie adalah merupakan salah seorang daripada penganjurnya.Di dalam ketenteraan kebangsaan Indonesia,dia telah menjadi ketua guru-guru Muslim dalam pasukan tentera di Banjarmasin. Jadi saya yakin bahawa Hamran Ambrie tidak begitu mudah untuk menukarkan agama Islamnya kepada agama Kristian."

Tetapi jiran saya telah menyakinkan dia bahawa untuk beberapa tahun ini,orang di dalam kampung saya telah biasa melihat saya pergi ke gereja lazimnya dan menyediakan pokok Krismas semasa hari Krismas.Mereka memberitahu dia supaya bertanya kepada saya secara terus untuk mendapat kepastian selanjutnya.

Jadi dengan segera dia datang ke rumah saya untuk melawat,dan terus bertanya kepada saya samada berita yang mengatakan saya menjadi Kristian itu benar atau tidak?Saya menjawab soalan itu tanpa sebarang keraguan: "Ya,ia adalah benar dan saya serta seluruh keluarga saya telah dibaptiskan."

Mendengar jawapan saya dia menangis terisak-isak.Dia meminta maaf kerana dia sangat menyesal datang ke tempat itu.Tetapi dia tidak berbuat apa-apa dan berdiri kehairanan untuk beberapa ketika.Selepas dia kembali ke Banjarmasin,dia memberitahu orang lain, khususnya kawan baik saya tentang pemelukan agama saya kepada Kristian.

Berita tentang kejadian ini telah dimasukkan di dalam akhbar harian UTAMA yang diterbitkan di Banjarmasin oleh kawan baik saya yang lain,yang merupakan seorang pemberita Muslim.Dalam tajuk utama H.Arsyad Maran menulis:

PENGASAS TERKENAL GERAKAN MENJADI KRISTIAN
Pengasas terkenal Muhammadiyah zaman 30-an, dia juga merupakan salah seorang ketua editor JIHAD.

Js Antemas menulis diantaranya:

PERTUKARAN AGAMA PENGASAS MUHAMMADIYAH KEPADA KRISTIAN

Satu berita yang mengemparkan!

Pemberita IAIN Arthum Artha berharap:"kami harap berita ini adalah tidak benar,kepercayaan Hamran Ambrie,pengasas kemerdekaan masih lagi di dalam persoalan."

Orang Muslim di Banjarmasin juga memberi sambutan yang kurang menyenangkan terhadap berita ini:"Masalah ekonomi baru-baru ini telah membuatkan seseorang bertukar agama."Nama orang muslim ini tidak dinyatakan.

Bahkan Universiti IAIN Antasari juga menberi tindakbalasnya terhadap berita pertukaran agama saya ini.Sementara itu setiausaha PMW (Muhammadiyah) di Banjarmasin cuba untuk menyangkal bahawa saya adalah penubuh Muhammadiyah, tetapi memberitahu bahawa saya hanya sebagai pejuang Islam.

Semua berita tentang keKristianan saya  yang telah diterbitkan di dalam akhbar adalah bertujuan untuk membuat saya rasa malu, dan di sebaliknya mereka mengharap agar saya kembali kepada Islam. Tetapi kehendak mereka adalah berbeza dengan kehendak Tuhan.Allah mengunakan mereka sebagai satu cara untuk membangunkan iman saya supaya menjadi seorang pengikut 'Isa yang kuat imannya dan memberi kesaksian tentang hakikat 'Isa Al-Masih adalah daripada Tuhan.

Hampir dua bulan peristiwa 'pertukaran saya kepada Kristian' menjadi tajuk perbincangan umum dan tajuk utama di dalam akhbar Harian UTAMA di Banjarmasin.Saya mendapat berita bahawa pertumpahan darah juga hampir berlaku.Sesetengah daripada kawan saya menganggap bahawa berita ini adalah suatu fitnah dan bersedia untuk menyerang para penulis.Mujurlah dengan segera saya telah menulis "surat terbuka"-pernyataan saya sendiri mengenai pengakuan tersebut - kepada akhbar harian UTAMA di Banjarmasin,yang telah diterbitkan seperti di bawah:

SURAT TERBUKA Untuk Pembaca harian UTAMA

Assalamualaikum
kepada Tuan:

Saya dengan ini memberitahu bahawa berita itu adalah benar dan saya sekarang menjadi pengikut kepada agama Kristian Protestant dan saya telah menukarkannya semenjak 1964 lagi.

Berita di dalam akhbar itu sangat menarik kerana ia mengambarkan saya sebagai penubuh Islam atau pejuang kepada kebebasan.

Saya berterima kasih kepada semua tindak balas dan penghargaan itu yang mana kawan saya telah menunjukkannya kepada saya.Walaupun sehingga saat ini,saya tidak pernah merasa dan tidak pernah mengumunkan diri saya sebagai penubuh Islam ataupun pejuang kebebasan.Jika waktu lepas saya melibatkan diri dalam perjuangan sebagai penulis oleh kawan saya.Ia adalah tidak lebih daripada tanggungjawab seorang anak terhadap ibu pertiwinya.Dengan itu saya menjadi pengikut dan tidak bertanya akan sebarang gelaran kepada jawatan tersebut samada sebagai veteran ataupun sebagai pengasas kemerdekaan.Saya hanyalah melakukan tanggungjawab saya sahaja.

Terima kasih kepada semua kawan saya, khususnya H.Arsyad Maran (saya tidak menerima surat kamu), JS.Antenas dan Arthum Artha dan penulis yang menulis surat kepada saya sebagai satu kewajipan.Tidak ada apa-apa daripada surat anda yang boleh saya sangkalkan atau memberi tindak balas yang bertentangan melainkan pembetulan.Saya tidak pernah meminta sebarang bentuk gelaran sebagai tanda bagi pengasas kemerdekaan.

Kepada Arthum Artha,saya ada menghantar "nota keimanan" yang menjadi asas kepada saya dalam ketaatan saya kepada agama Kristian Protestant.

Apa pun yang berlaku kawan tetap kawan dan hubungan persahabatan yang baik tidak boleh diputuskan.

Terima kasih kepada kamu semua kerana mengambil berat tentang hal ini.

Yang Benar,
Hamran Ambrie

6 Mei 1972, Jakarta.

BERMULANYA MEMBERI KESAKSIAN DALAM KEHIDUPAN KRISTIAN SECARA AKTIF
Selepas penerbitan "surat terbuka" di atas,banyak surat yang diterima daripada kawan-kawan saya di Banjarmasin dan Hulu Sungai, semuanya dalam nada penyesalan,disertai dengan nasihat dan amaran daripada ayat Al-Quran .Juga terdapat surat yang menanyakan tentang peristiwa-peristiwa susulan yang telah membimbing saya untuk saya memeluk Al-Masih 'Isa serta InjilNya.

Ini adalah permulaan bagi saya untuk bangun dan memberi kesaksian saya dengan jelas.Pertamanya saya membalas setiap surat secara peribadi dengan mesin taip.Setiap surat disertai dengan keterangan iaitu -"nota keimanan". Ia menjadi lebih mengalakkan, jadi saya telah menerbitkan satu esei tentang "TUHAN ALLAH, AL-MASIH 'ISA DAN ROH KUDUS" yang mana telah dicetak.Keluaran seterusnya yang telah diterbitkan ialah tentang "KRISTOLOGI DAN AJARAN KEESAAN TUHAN", yang telah disempurnakan pada tahun 1973.Akibatnya banyak surat dalam bentuk pertanyaan dan simpati diterima,dan terdapat juga surat di dalam bentuk perbincangan dalam mencari kebenaran.

Lebih-lebih lagi terdapat beberapa majalah Islam yang telah diterbitkan di Jawa yang menyerang kepercayaan saya.Oleh kerana rencana itu, banyak lagi surat telah dikirimkan kepada saya. Surat-surat yang saya terima datang dari seluruh pelusuk di Indonesia termasuk Banjarmasin dan dari kawasan Islam di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan juga dari Sumatera yakni Palembang, Medan, Padang, Acheh, bahkan juga daripada negara luar - Arab dan Malaysia.

Ini adalah petunjuk daripada Tuhan bahawa saya harus berdiri teguh dan memberi kesaksian semulajadi saya.

Hubungan ini berlanjutan lebih daripada enam bulan.Pelbagai masalah tentang Kristian telah dibincangkan.Beberapa soalan dan juga jawapan, saya telah menyusunnya di dalam buku dan menerbitkannya sebagai dokumentari kebenaran:

1.  Perbincangan dengan H.M. Yoesoef Sou'yb, penulis Muslim dari Medan (Penolong kepada Editor Majalah Kiblat di Jakarta)
2.  Perbincangan dengan Samudi, (Guru agama Islam di Salatiga)
3.  Perbincangan dengan Imam Musa Projosiswoyo, (editor Majalah studi Islam di Jakarta)
4.  Perbincangan dengan Wahyono Hadi (Darul Kutubil Islamiyah Jakarta)
5.  Perbincangan dengan Ali Ya'kub Matondang, (Pelajar Islam  di Cairo,Arab)
6.  Perbincangan dengan A.Hasan Tao, (Penceramah Jemaat Islam Ahmadiyah Indonesia di Denpasar Bali)
7.  Perbincangan dengan Ezif Fahmi dan lain-lain (Kumpulan Pelajar Islam di Surabaya)
8.  Perbincangan dengan M.A.Fadly, (Ketua Masjid Agung, Masjid tengah, Cimahi-Bandung)

Sehingga pada tahun 1979, saya membalas hampir ribuan surat daripada saudara-saudara yang berketurunan Muslim yang datang dari semua bahagian dan seluruh pelusuk Republik Indonesia. Setiap hari kedatangan surat ini telah mengalakkan saya.Mereka menunjukkan bahawa penulis memandang ke arah kebenaran,dan mereka merasa berpuashati selepas saya memberi keterangan kepada mereka. Puji Tuhan Alhamdullillah! Bahkan terdapat sesetengah daripada mereka yang datang melawat saya secara peribadi.

Saya lihat betapa banyaknya perhatian yang telah diberikan terhadap 'pertukaran saya' dan untuk mencari kebenaran,dengan itu saya mengatur masa yang khas untuk pelawat-pelawat bagi perundingan tentang kepercayaan dan kebenaran Nasrani Kristian, iaitu setiap hari Selasa, Khamis dan Sabtu, yang bermula dari pagi hingga ke petang.

Puji Tuhan untuk semua ini. Dia mengunakan saya sebagai jalan perantaraan dan alat-Nya untuk menerangkan kebenaran di dalam Al-Kitab dan Injil bahawa 'Isa Al-Masih itu adalah daripada Tuhan, khususnya untuk saudara-saudara Muslim saya, dengan harapan bahawa mereka akan memahami Al-Masih 'Isa dan InjilNya secara betul.

Di luar jawapan dan persoalan serta penyangkalan ini,saya merasa bahawa ketidak-fahaman dan banyak salah tafsiran terhadap Al-Kitab, Kitab Suci Injil dan Al-Masih 'Isa yang daripada Tuhan akan segera dapat dibetulkan dengan penjelasan yang terang dan berwibawa.

BERMULANYA PELAYANAN DI LUAR
Semenjak 1973 hingga Februari 1978,saya memberi kesaksian saya hanya di atas meja saya sahaja,dengan membalas surat-surat yang menyoalkan tentang keKristianan.Saya menerbitkan jawapan untuk surat-surat ini sebagai dokumentari kebenaran.

Tetapi di dalam bulan Februari 1978 saya berdoa:"Oh Tuhan, tolong berikan pergerakkan-Mu dalam bidang yang baru, kerana bidang saya ini yang cuma berbincang melalui surat seperti sudah hampir kegersangan."Berdoa untuk ini,saya seterusnya mendapat jawapan di dalam hati saya bahawa keesokan harinya saya harus keluar daripada rumah saya,dan daripada sana saya akan mencari bidang baru.

Pada awal pagi keesokan harinya, saya keluar daripada rumah saya tanpa mengetahui jalan mana yang harus saya pergi.Apabila saya telah sampai ke jalan utama,saya berdoa kepada Tuhan agar Dia menunjukkan arahan jalan mana yang patut saya pergi. Jiwa saya memberitahu saya bahawa saya harus pergi ke utara.Oleh kerana saya tidak tahu arah sebenarnya, saya cuma berjalan keluar. Saya tidak mengambil mana-mana kereta, mobil ataupun bas. Apabila saya sampai di depan pejabat Institut Al-Kitab di Indonesia, Tuhan telah memberitahu saya agar saya masuk ke pejabat itu. Saya merasa ragu-ragu kerana saya tidak kenal sesiapapun.Di sana terdapat Rev.B.Probowinito, tetapi dia telah berpindah ke Salatiga. Saat ini jika saya masuk ke pejabat itu, dengan siapa saya harus bercakap, dan apa yang patut saya katakan? Tetapi jiwa saya mendesak saya supaya saya masuk ke dalam pejabat itu, lalu saya masuk ke dalam pejabat itu.

Salah daripada seorang kawan telah melihat saya masuk ke pejabat itu dan mengenali saya, dan tiba-tiba dia memanggil saya:"En.Ambrie, Puji Tuhan, petunjuk apa! Setiap orang ingin berjumpa dengan kamu." Dengan segera kami membuka perbualan kami. Kemudian saya berjumpa dengan Rev.M.K.Tjakraatmadja,yang telah mendengar tentang saya dan ingin berjumpa dengan saya. Saya telah diberkati dengan pertukaran ini. Mereka ingin menyokong kerja-kerja penulisan saya.

Saya kagum jika ini adalah cara/bidang baru tetapi mengambil keputusan bahawa ini adalah bukan. Saya mahu pulang ke rumah tetapi jiwa saya mendesak saya supaya meneruskan perjalanan saya ke utara.Saya berjalan sehingga saya berdiri di depan pejabat Kramat V. Jiwa saya memberitahu agar saya masuk dan berjumpa dengan Rev.Dr.Ais M.O.Pormes.Saya kagum bagaimana mungkin saya boleh bercakap dengan Rev.Pormes,sedangkan saya tidak kenal dia dengan baik  dan kami bukannya kepunyaan organisasinya. Kami pernah bertemu sebelum ini,tetapi sudah tiga tahun yang lepas. Tetapi Roh Kudus telah membisik dihati saya,saya terus masuk ke dalam Kramat V.Sebelum saya masuk ke pejabat itu, saya masih lagi keraguan.Sebelum ini,Rumah ini penuh dengan hamba Tuhan,tetapi sekarang agak senyap.Barangkali Rev.Pormes sudah pindah.Bagaimana pun Rev.Pormes telah melihat saya,dia datang ke depan pintu untuk menjemput saya,dan berkata:"Wahai En.Ambrie! Sememangnya semenjak kelmarin lagi,saya banyak berfikir tentang kamu dan ingin berjumpa dengan kamu di sana kerana saya ada sesuatu untuk berbincang dengan kamu.Saya mengharapkan kamu-barangkali kita boleh bekerjasama dengan satu sama lain."Saya hampir terkejut. Bagaimana boleh Rev.Pormes mengingati saya?Kami tidak pernah berkenalan secara mendalam sebelum ini.Tetapi saya teringat doa saya pada hari yang lepas.Mungkin Roh Tuhan yang memimpin diri saya untuk masuk ke bidang baru di sini.

Dalam perbualan itu terdapat beberapa perkara yang menyegarkan hati saya dan perasaan saya.Rev.Ais Pormes mengharap saya agar saya bekerja bersama dengannya di dalam melayani Tuhan. Juga dia mengambil berat tentang kesihatan saya yang mana pada waktu itu tidak beberapa baik.

Akhirnya Rev.Pormes memberitahu saya untuk mengambil suratnya  yang datang daripada M.K.Sinaga, pengarah BumiAsih di Jalan 4, Solo.Saya melihat surat itu dan memegangnya. Dari rumah K.M.Sinaga, saya memohon untuk pergi ke Hotel Indonesia pada hari Jumaat,dan dia berkata bahawa beberapa guru di sana mahu berjumpa dan mengenali saya.

Pada pagi Jumaat,24 Feb 1978,saya pergi ke Hotel Indonesia, untuk perjumpaan kumpulan berdoa oleh ahli-ahli perniagaan Kristian di Jakarta,yang dikenali dengan nama "C.B.M.C"

Saya seolah olah telah diperkenalkan kepada mereka dan mereka telah mengetahui nama saya sebelum ini dan mereka ingin berjumpa dengan saya secara peribadi pada hari itu.Bermula dari hari itu saya telah dijemput untuk berkhidmat dalam beberapa perjumpaan di rumah yang mana telah mendorong saya untuk bekerjasama dengan pelayanan gereja.Saya telah memberikan kesaksian saya pada semua  gereja di sekitar Jakarta dan Bandung.Sehingga sekarang saya juga membuat pelayanan di luar Jakarta juga, melawat selatan Kalimantan, (Banjarmasin,Amuntai), dan Kalimantan tengah, (Palangkaraya), Jawa Timur,(Surabaya dan Malang), Bandung dan lain-lain lagi.

Ini merupakan jalan dan bidang baru bagi saya.Saya meneruskan pelayanan saya dengan penuh kepercayaan, mengkhabarkan utusan Kitab Suci Injil Al-Masih melalui pelbagai macam perjumpaan dan kesaksian yang berlainan.

Walaupun sekarang saya telah mendapat bidang baru dalam bentuk pelayanan di luar dari rumah saya,perbincangan melalui perutusan,tidak pernah berhenti bahkan semakin bertambah.Puji Tuhan!Semua surat itu telah memberkati saya dan saya telah dapat menjawab pelbagai jenis pertanyaan dengan jayanya!

TUHAN MEMPERLUASKAN PELAYANAN SAYA
Pada 13 Mei 1979,dengan jemputan para penulis,saya telah diminta untuk menyampaikan ceramah di Masjid Darussalam, Jln Batanghari,Jakarta,Di hadapan perkumpulan pemuda-pemuda Muslim yang mana telah terlibat dengan Lembaga Pengajian Islam Al-Furqan.Tajuk perbincangan ialah :"'Isa Al-Masih adalah daripada Tuhan".Ketua perdebatan itu ialah Drs.Abunyamin Roham dan Sany Ardi.Para hadirin yang menghadiri perbincangan itu adalah sekitar 100 orang,yang terdiri daripada pelajar dan juga guru-guru Islam.Hanya saya sendirian yang datang untuk memberikan jawapannya.Perbincangan ini berakhir dengan keadaan yang baik.Perbincangan persahabatan ini diakhiri dengan berjabat salam.

Pada 22 Julai 1979,ceramah ini disambung di antara saya dengan beberapa pemimpim Islam daripada majlis Ulama' (Muslem Theologian Counsil).Tajuk perbincangan ialah "Kekuasaan Tuhan-satu dalam Triniti?".Terdapat 10 orang yang menyertai perdebatan itu, di antaranya daripada mereka ialah Professor Dr.H.M.Rasyidi, Drs.Bunyamin Rohan, Dr.Tagor dan Dr.Asmuni. Pengacaranya ialah Dr.Marmansyah Rahman. Pelawatnya adalah dalam sekitar 150 orang yang terdiri daripada pemimpin-pemimpin dan guru-guru Islam,dan juga orang bijak pandai.

Dua bulan selepas 15 Ogos, saya telah pergi melawat beberapa tempat di luar kawasan Jakarta di Barat dan juga Timur Jawa.Pada 1 September, saya telah berpeluang memimpin pelayanan Injili dan Kitabiah dan juga telah melawat Menado,Unjung Pandang, Tanah Toraja, Palopo, Balikpapan, Banjarmasin dan juga Kapuas, sambil memberikan kesaksian saya.

PENUTUP
Penyelamatan adalah amat penting untuk setiap orang. Penyelamatan untuk diri sendiri, penyelamatan untuk keluarga, keselamatan harta benda dan berbagai jenis keselamatan yang lain.Semuanya ini telah menjadi sasaran utama di dalam kesejahteraan kehidupan.

Seseorang yang beragama, penyelamatan adalah tidak terhad kepada kehidupan duniawi sahaja,ia termasuklah keselamatan Rohnya daripada pengaruh dosa kepada kebebasan.Penyelamatan Rohnya ada berhubungkait rapat dengan hakikat kasih-sayang, yang mana merupakan asas kehidupan Syurgawi.

Katakan Adam dan Hawa tidak terjerumus ke dalam lembah dosa, manusia masih lagi mempunyai kehidupan yang kekal. Tetapi oleh kerana akibat-akibat dosa yang menyusul dari Adam dan Hawa,yang telah melanggar larangan Tuhan.Manusia Adam dan Hawa telah tersisih daripada peluang mereka untuk kehidupan kekal dan terjerumus ke dalam lembah terpisah dari kesejahteraan ilahi. Ajal terakhir bagi keadaan ini adalah kematian dan maut

'Isa Al-Masih pernah bersabda :

"Tetapi Aku datang supaya manusia mendapat hidup iaitu hidup yang berkelimpahan."(Yahya 10:10)

"Ajarlah mereka mentaati apa yang sudah Aku perintahkan.Ingat, Aku akan sentiasa menyertai kamu sehingga ke akhir zaman.(Mat 28:20)

Malaikat memberitahu pengikut Al-Masih 'Isa:

"Hai orang Galilea,mengapa kamu berdiri menengadah ke langgit?Al-Masih 'Isa yang kamu lihat terangkat ke Syurga,akan kembali lagi dengan cara yang sama seperti yang kamu lihat tadi."(Kis 1:11)

Dalam satu perkara Al-Masih 'Isa sendiri berkata:

"Barulah Anak Manusia akan kelihatan datang dikelilingi awan dengan kekuasaan dan kemuliaan yang  besar."(Luk 21:27)

Kedatangan kedua 'Isa Al-Masih bukan sahaja diberitahu di dalam Al-Kitab, malah kebenaran ini disokong dan dipercayai juga oleh para Muslim sebagaimana yang kita baca di dalam Hadith Sahih Muslim,di dalam rujukan 127, terdapat kenyataan tentang kedatangan Al-Masih 'Isa sebagai Hakim yang adil dan benar.

Terdapat 4 janji yang akan menyusul kepada anak-anak Tuhan:

1. Kehidupan kekal di Syurga dan kehidupan yang lebih mulia daripada Adam dan Hawa yang merupakan ciptaan asalNya.Dalam usaha untuk mendapatkan kehidupan yang kekal dan keselamatan di Syurga,manusia mesti percaya kepada 'Isa Al-Masih dan menjadi pengikut yang taat serta dibaptiskan.
2. Kehidupan sepenuhnya,Roh,fizikal seperti keperluan material,diperolehi dalam bentuk anugerah kerahmatan dari Syurga.
3. Pengikut Al-Masih 'Isa tidak akan kekurangan sesuatupun tetapi akan sentiasa digenapi dengan berkelimpahan.
4. Roh Allah atau Roh Kudus akan sentiasa berkekalan dalam setiap orang yang mengaku Kristus,dan menjadi pengikut setiaNya,selama-lamanya sehingga ke Hari Kiamat.

Dengan sebab inilah menbenarkan saya untuk memberikan pilihan kepada Anda, Para pembaca yang dikasihi:

Buatlah keputusan anda sekarang!Ambil keputusan untuk menerima janjiNya dan bersedia untuk diselamatkan. Terimalah Rohul-Kudus 'Isa Al-Masih di dalam hati anda secara iman, jadilah kehidupan baru, anda akan sentiasa terjamin dan  damai sejahtera di dalamNya. Jadi kita boleh hidup bersama-sama dengan Tuhan untuk selama-lamanya.

Jangan lepaskan peluang ini.Jangan tunggu sehingga esok.Lakukan apa yang patut anda lakukan hari ini.Esok mungkin sudah terlewat.Pintu bertaubat mungkin akan ditutup dan anda akan hidup dalam penyesalan  dan menanggung penderitaan untuk selama-lamanya.Datang dengan hati yang benar,dan terimalah 'Isa Al-Masih sebagai Rabbi anda dan Penyelamat peribadi anda supaya anda boleh memasuki pintu keselamatan di Syurga untuk selama-lamanya.

Pertobatan Seorang Perampok Sadis

Picture
Keinginannya yang besar untuk lepas dari bayang-bayang kemiskinan membuat Miduk pergi meninggalkan kampungnya dan mencoba peruntungannya di sebuah terminal.

“Saya melihat di tempat mobil-mobil parkir, banyak orang yang hanya minta-minta uang. Dalam hati saya hanya bisa berkata, kapan saya bisa masuk ke sana?” ujar Miduk.

Demi memperoleh rupiah, Miduk pun mencoba bergaul dengan para preman di pangkalan tersebut. Uang yang ia peroleh pun ia habiskan untuk memuaskan keinginannya. Ketika uang dan minuman kerasnya habis, supir angkot pun menjadi korban kebengisannya. Kalau supir angkot itu menolak memberikan uang hasil kerja keras mereka, tanpa kenal belas kasihan Miduk akan memukul supir angkot tersebut sampai babak belur.

Belum puas dengan mabuk-mabukan, hasrat Miduk untuk dipuaskan oleh wanita pun mulai tak terbendung. Setiap malam Miduk memuaskan nafsunya dengan bergonta-ganti wanita. Satu malam saja ia tidak berjumpa dengan seorang wanita, hati Miduk akan gelisah. Bahkan untuk sekedar tidur pun tak dapat dilakukannya.

Sampai suatu hari Miduk diajak bergabung oleh kerabatnya untuk melakukan kegiatan yang berbahaya. Ia diajak merampok. Mau tak mau Miduk harus menerima pekerjaan itu karena sudah seminggu ia menumpang di tempat komplotan perampok tersebut dan diberi makan. Pertama kali melakukan perampokan, Miduk gemetar dan berkeringat karena ketakutan. Namun setelah 2-3 kali melakukan, semua perasaan takut itu hilang lenyap. Dan aksi-aksi selanjutnya dilakukannya dengan kepala dingin.

Suatu hari Miduk bertemu dengan seorang gadis. Dan setelah berhubungan beberapa lama, mereka pun memutuskan untuk tinggal bersama. Akibat hubungan terlarang itu, beberapa bulan kemudian sang gadis pun berbadan dua.

“Ketika saat itu dinyatakan positif hamil, saya benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan,” ujar Nurmita br Tumanggor, teman hidup Miduk.

“Saat itu daripada harus menanggung malu, kami pun ada niat untuk menggugurkannya,” tambah Miduk.

Meskipun Nurmita menolak untuk menggugurkan kandungannya, tanpa berperasaan Miduk memaksa Nurmita untuk meminum berbagai macam obat dan melakukan pemijatan. Tapi janin yang dikandungnya tak kunjung gugur.

Akhirnya demi menjaga nama baik keluarga, Miduk pun menikahi Nurmita. Dan setelah menikah, Nurmita begitu terkejut ketika mengetahui Miduk sesungguhnya adalah seorang perampok. Begitu mengetahui hal itu, Nurmita pun mencoba menasehati Miduk untuk tidak melakukan hal itu, apalagi hasil yang diperolehnya tidak halal. Tapi nasehat istrinya hanya bagaikan angin lalu di telinga Miduk. Bahkan bentakan dan makian kasar terlontar dari mulut Miduk kepada istrinya. Tamparan dan perlakuan kasar selalu ditujukannya terhadap sang istri. Kalau sudah dikasari seperti itu, Nurmita hanya bisa diam dengan hati yang hancur.

Miduk sama sekali tidak mempedulikan nasehat istrinya. Ia bahkan mulai berani bergaul dengan wanita-wanita penghibur. Hingga suatu hari Miduk melakukan suatu tindakan yang tak pantas terhadap istrinya. Ia menendang Nurmita tanpa belas kasihan. Hati Nurmita benar-benar hancur atas kelakuan suaminya. Keinginan untuk pergi meninggalkan Miduk begitu kuat di hatinya, tapi pikiran akan nasib anak-anak mereka membuat Nurmita bertahan.

Nurmita benar-benar harus mengurut dada melihat sikap Miduk yang kian hari kian menggila. Semakin hari tindakan Miduk semakin memalukan.

“Saking mabuknya, di depan mama saya Miduk kencing di dekat lemari. Sampai-sampai anak tertua kami pun mengetahui bagaimana kelakuan ayahnya yang memalukan itu. Saya benar-benar merasa kesal dengan kelakuannya itu tapi saya tidak bisa berkata apa-apa,” kisah Nurmita dengan hati pedih.

Melihat suaminya yang bagaikan kuda liar yang tak terkendali, Nurmita hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Setiap jam 12 malam Nurmita bangun dan berdoa untuk Miduk agar suaminya berubah. Respon Miduk terhadap doa-doa istrinya sangat jauh dari positif.

“Waktu saya sedang tiduran, saya merasa terganggu dengan doa istri saya. Saat itu juga saya malah bicara pada istri saya, ‘Kamu itu berdoa seperti hanya kamu saja yang paling benar.’ Meskipun waktu itu saya melihat dia menangis, tidak ada niat dalam hati saya menghiburnya. Saya malah terus memarahi dia,” ujar Miduk.

Akhirnya Miduk pun berhenti merampok dan ia mencoba menjadi supir angkot. Namun darah panas Miduk seakan tak mau berhenti bergejolak. Suatu hari terjadi perang mulut yang sengit antara Miduk dengan supir angkot lainnya. Dan sebuah rencana busuk pun terbersit dalam pikiran Miduk.

Miduk pulang ke rumah dan mengambil sebuah pisau serta mengasahnya. Setelah itu ia bergegas menemui supir angkot yang telah membakar hatinya. Setelah bertemu, Miduk langsung menghujamkan pisau ke dadanya dan melarikan diri. Supir angkot itu jatuh tak berdaya. Meskipun berhasil lari, Miduk masih diselimuti oleh kemarahan yang tak terkendali. Saking tidak puas karena musuhnya tidak mati, darah yang meleleh di pisau itu dijilati oleh Miduk.

Miduk mencari tempat persembunyian dan mencari istrinya untuk memberitahu apa yan baru saja ia alami.

“Saking kesalnya melihat kelakuannya yang seperti itu, saya malah bilang, ‘Daripada orang kamu tusuk, lebih baik saya kamu tusuk. Kamu tidak kasihan dengan anak-anak!’. Dan perkataan saya itu hanya membuat dia terdiam,” ujar Nurmita.

Setelah merasa aman, Miduk pun kembali pulang ke rumah. Beberapa waktu kemudian Miduk membawa keluarganya pindah. Tak lama kemudian seorang teman datang dan memberikan pernyataan yang membuat Miduk tersentak. Ia meminta Miduk untuk bertobat. Mendengar perkataan itu, Miduk pun gemetar. Ia diliputi ketakutan yang sangat hanya karena perkataan pertobatan itu. Ucapan temannya itu benar-benar membuat Miduk mengalami kegelisahan yang hebat pada malam harinya. Miduk pun pindah ke kamar lain. Ia menggelar tikar dan duduk di situ. Sambil duduk bersila, Miduk hanya bisa menangis. Dalam pikirannya saat itu, hanya ada perasaan untuk bertobat.

Rasa keingintahuan Miduk untuk menemukan jalan keluar atas kegelisahannya, membuat dirinya mengikuti sebuah pertemuan ibadah. Dan perkataan dari seorang pembicara menyentuh hati Miduk.

“Kita dilarang untuk berzinah, tidak berbuat jahat, dan perkataan inilah yang langsung saya renungkan. Ketika sang pembicara itu melihat saya menangis, pembicara itu hanya berkata, ‘Pak, tidak ada artinya kalau Anda menangis. Anda akan ada artinya klalau Anda bertobat.’ Begitu saya mendengar perkataannya itu, saya renungkan lagi akan pertobatan. Yang ada dalam pikiran saya hanya apa yang sudah pernah saya lakukan. Saya benar-benar merasa tidak layak. Saya hanya bisa memohon agar Tuhan yang melayakkan saya. Sampai saya pun hanya bisa menangis di hadapan Tuhan,” kisah Miduk akan awal pertobatannya.

Miduk benar-benar mengalami kelegaan yang sempurna. Ia pun meminta maaf terhadap istri dan anaknya atas apa yang telah ia lakukan.

“Setelah kami sudah membereskan semua luka emosional itu, saya merasa beban yang selama ini saya bawa ketika saya bandel langsung lepas,” ujar Miduk.

“Setelah saya mengampuni suami saya, saya benar-benar merasa lega. Tidak ada lagi beban yang saya rasakan,” ujar Nurmita menambahkan.

Akhirnya Miduk pun mengalami terobosan dalam hidupnya. Dan sebuah babak baru dalam kehidupan rumah tangganya dimulai. (Kisah ini ditayangkan 17 November 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel).


Kisah Nyata Pramugari Selamat Dari Tragedi Kecelakaan Pesawat

Picture
Aku berasal dari sebuah keluarga yang memprihatikankan. Ayahku seorang penjudi, sehingga ibuku yang harus banting tulang demi menghidupi keluargaku. Ibuku berprofesi sebagai penjual kue, aku pun sering membantunya. Ia menjual dagangannya dari rumah ke rumah. Sejak kecil aku merasa tertolak di lingkungan keluargaku, karena pernikahan orang tuaku tidak direstui oleh keluarga pihak ayahku. Bahkan kami tinggal di rumah berukuran 2 x 3 m dengan kondisi yang mengecewakan. Ketikaku masih kanak-kanak, tidak ada figur seorang ayah dalam hidupku. Ia sering berjudi. Jika ada di rumah, ia sering memarahi bahkan menghajarku. Begitu juga dengan ibuku, aku sering menjadi tempat pelampiasan kemarahannya ketika ia memiliki masalah dengan ayah.

Mencoba mengakhiri hidup
Tekanan-tekanan ini menjadikanku seorang pemberontak. Aku tidak mau mendengarkan perkataan ayah dan ibuku. Karena begitu tertekan dengan kehidupan yang kujalani, aku nekat mencoba bunuh diri dengan minum racun serangga, namun tidak berhasil dan aku pun masih dapat diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit oleh pamanku.

Terjebak pergaulan buruk
Setelah lulus SMU, aku tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena tidak ada biaya. Di usiaku yang ke 17, aku harus mencari pekerjaan. Karena kekurangan figur ayah dari kecil, akhirnya aku mencari figur seorang ayah dari pacarku saat itu. Namun, karena sering ribut, ibuku tidak menyetujui hubunganku dengannya sehingga aku merasa sangat marah dan kabur dari rumah. Aku terjerumus ke dalam jurang dosa. Aku pun mulai mengkonsumsi minuman keras, rokok, bahkan narkoba.

Kesombongan
Tahun 2002, aku mendapat panggilan dari pihak jasa penerbangan komersil, Lion Air, untuk interview. Setelah melalui beberapa rangkaian tes, aku dinyatakan lulus diterima menjadi seorang pramugari. Sejak saat itu kehidupanku mulai membaik dan menjadikanku sombong dengan keberadaanku saat itu. Dengan uang yang aku miliki, aku menggunakan seluruhnya untuk bersenang-senang dan merasakan kehidupan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kurang lebih 2 tahun aku hidup bebas seperti ini.

Bencana Menimpa
Sampai sewaktu ketika di awal November 2004, aku merasa tiba-tiba ingin meninggalkan rumahku. Ketika kukatakan hal ini pada ibuku, ia berkata bahwa ia juga pernah bermimpi melihatku terbaring lemah di ICU dengan darah berlumuran di sekujur tubuhku. Tetapi kami menepis firasat buruk itu. Ketika bertugas hari itu, di dalam pesawat sempat aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku melihat seluruh wajah teman-temanku diliputi kegelapan dan menyeramkan untuk dilihat. Namun lagi-lagi aku mengalihkan pikiranku dari firasat itu. Saat itu cuaca memang tidak baik. Penerbangan kami kali ini disertai dengan goncangan-goncangan kecil, hujan dan suara petir juga terhalang awan-awan tebal.

Braaaakkkkk…..drrrkkkkkkssss…trraaaakkkkk…bunyi disertai dengan goncangan sangat keras ini mengagetkan semua penumpang dalam pesawat. Semua berteriak histeris. Suasana menjadi gelap dan barang-barang berhamburan kemana-mana. Sementara terjadi goncangan itu, aku sempat berteriak : “Tuhan, tolong aku…. Ada apa ini, Tuhan? Apapun yang terjadi, tolong aku, Tuhan…” Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi sampai akhirnya ada seorang bapak yang menemukanku di tumpukan para korban kecelakaan lainnya yang telah meninggal. Kondisiku saat itu sangat mengenaskan sehingga orang-orang mendugaku sebagai korban pramugari lain yang meninggal. Aku pun dilarikan ke rumah sakit dan sempat koma selama 8 hari, sampai akhirnya aku dibawa ke Singapura untuk mendapatkan operasi dan perawatan intensif karena luka serius di wajah dan kaki. Beberapa dokter telah kami datangi, namun semuanya mengatakan aku sulit untuk disembuhkan karena tulang kakiku mengalami pembusukan dan bernanah. Jalan satu-satunya menurut mereka adalah kakiku harus diamputasi. Mendengar hal itu, aku dan ibuku terus membangkitkan iman kepada Tuhan supaya aku tidak menjadi lumpuh karena tidak ada kaki lagi. Tuhan menjawab doa kami, kakiku berhasil sembuh tanpa harus diamputasi.

Rasa senang itu tidak berlangsung lama karena setelah melihat wajahku dicermin, aku berteriak histeris karena seperti melihat wajah monster diwajahku sendiri. Banyak jahitan di sana sini dan tidak enak dipandang. Selama menjalani pengobatan itu, aku mengeluh dan bertanya pada Tuhan, “mengapa ini terjadi padaku.” Aku terus menyalahkan Tuhan dan berpikir bahwa Ia tidak mengasihiku sama sekali. Tiba-tiba aku dipertemukan dengan seorang laki-laki berusia 16 tahun. Ketika ia melihatku, ia tertawa. Padahal selama ini orang-orang selalu menatapku dengan rasa iba. “Hei..kenapa menertawaiku??” tanyaku. Ia pun menjawab : “tampangmu sangat suram!” Ternyata remaja itu akan menjalani operasi, kakinya akan diamputasi besok. Mengetahui hal itu, hatiku tersentuh dengan belas kasihan dan mengintrospeksi diri sendiri. Jika dia saja bisa tertawa dan bersyukur juga bersukacita padahal ia tahu bahwa ia akan menjadi orang cacat sebentar lagi, mengapa aku tidak bisa mencontohi apa yang ia lakukan? Aku pun sedikit terhibur dengan jawabannya itu..haha…

Aku dipulihkan
Remaja itu menginspirasikanku untuk menyadari betapa jahatnya aku karena menyalahkan Tuhan atas kejadian ini. Sejak saat itu aku merasa dipulihkan dan hatiku diubahkan sepenuhnya. Aku berdoa memohon ampun pada Tuhan dan aku tahu Dia telah mengampuniku jauh sebelum aku meminta ampun padaNya. Aku jadi lebih bersemangat dalam menjalani hidupku. Dan aku yakin Tuhan pasti menolong dan menyembuhkanku. Walaupun hari-hari pengobatan yang aku alami sangatlah berat dan melelahkan, tapi aku berusaha menjalani dengan penuh sukacita. Perlahan tapi pasti, kesehatanku dipulihkan seiring dengan pemulihan hidupku di dalam Tuhan. Dan mukjizat kesembuhan yang ajaib terjadi padaku. Aku tidak cacat seperti yang terbayang sebelumnya ketika aku melihat kaki dan wajahku akibat tragedi pesawat beberapa waktu yang lalu.

Kehidupan keluargaku juga dipulihkan
Melalui peristiwa ini, keluargaku pun dipulihkan. Tuhan bekerja dengan cara yang sangat luar biasa dalam hidup kami. Lewat mukjizat yang telah Tuhan kerjakan dalam hidupku, aku menyerahkan seluruh hidupku padaNya dan menjadi pelayan Tuhan di gerejaku saat ini. Tuhan bekerja begitu ajaib dalam hidupku. Pengalamanku ini telah menjadi inspirasi dan kekuatan bagi banyak umat Tuhan yang mendengarkan kesaksianku di gereja-gereja.


Tuhan Yesus Sahabatku

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan. Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.
  “Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”
 “Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.
 Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”
 “Terima kasih, Bapa Pendeta.”
 “Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?”
“Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.“Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini. Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar. Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa.. paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi. Tolong Tuhan. Oh, ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. vTuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi ibuku, ya..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku.

Oh, Tuhan..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku. Hei.ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang.”Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!” Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun.Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif. Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Ketika mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..” “Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!” Andy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya..”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. “Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!”

Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata datang dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?” Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya itulah yang dikatakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub.. Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan. Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy.

“Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?”
“Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari.” Ucap ibu Andy terisak.
“Apa katanya?”

Ayah Andy berkata,”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.

“Apa yang dikatakan?”

“Dia berkata kepada putraku..” Ujar sang Ayah. “Terima kasih buat kadonya. Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa… kecuali dengan Tuhan.”

Sumber: Tidak diketahui

Kesaksian dari Brazil: Debu Emas 

Namanya Silvania. Dia tinggal di Brasilia. Ibu empat anak ini tiba-tiba saja terkenal secara internasional, terutama di dunia keKristenan .Dia bukan artis. Bukan pula pengkhotbah televisi. Dia adalah ibu rumah tangga biasa dengan empat anak. Lebih dari itu, dia menderita empat macam kanker stadium lanjut. Dokter sudah angkat tangan. Dari pori-pori tubuhnya keluar cairan empedu hijau yang sangat bau. Masyarakat di sekitarnya meninggalkan dia. Hanya suami dan keempat anaknya yang masih tahan berada di dekatnya.Dia mencoba segala cara untuk sembuh. Dokter, pusat spiritual, dukun dan segalanya. Namun sia-sia. Dia pasti sudah meninggal jika saja tidak ada seorang yang menyuruh suaminya untuk mengajaknya ke gereja. Dia berserah. Pendeta gereja kecil itu memintanya untuk memberi waktu 30 hari bagi Allah untuk bekerja. Dia berkata ya. Pada titik ini dia sudah berserah apa adanya. Pada kunjungan ketiga di gereja, dia disembuhkan. Dia bangun keesokan harinya tanpa rasa sakit sama sekali. Cairan empedu pun tidak lagi keluar dari pori-porinya.

Minyak Zaitun dan Debu Emas
Minyak yang keluar dari tangan Silvania ditampung ke dalam botol dan dipakai untuk mengurapi orang-orang yang sakit ketika Silvania tidak hadir atau ketika dari tangannya tidak keluar minyak lagi. Sedangkan debu emas yang keluar dari kepalanya ditampung pendeta di Alkitabnya dan dipakai untuk mengolesi orang yang sakit. Menurut kesaksian orang-orang yang ikut kebaktian di Calvary Pentecostal Campground di Ashland, Virginia, Amerika Serikat, banyak orang yang disembuhkan dari sakitnya. Gigi Perak dan Gigi Emas

Menurut pakar pertumbuhan gereja C. Peter Wagner, mukjizat semacam ini sudah lama terjadi. Di Kebaktian Kebangunan Rohani di Argentina pada tahun 1970-an, banyak gigi berlubang yang ditambal secara adikodrati semacam itu. Gigi jemaat ditambal dengan "bahan putih keras yang tidak dikenali dokter gigi," ujar Wagner.
Menyebar Seperti Toronto Blessing

Pada April 1998, Heflin mulai melihat debu emas di wajah orang lain. Dia bahkan pernah melihat butiran emas yang lebih besar jatuh dari pakaian seorang wanita selama konvensi wanita yang dipimpinnya. Pada konferensi itu juga, debu emas juga muncul di wajah pembicara tamu. Tampaknya makin sering Heflin berbicara tentang mukjizat ini, makin banyak saja debu emas yang bermunculan.

Emas Asli atau Palsu
Wanita itu tidak sendirian. Setelah ratusan orang melaporkan menerima mahkota gigi dan tambalan gigi dari emas, staff di TACF mencoba untuk mengujinya dengan perantaraan dokter gigi. Mereka mendapati bahwa separuh dari mereka tambalannya memang berubah menjadi mengkilap. "Tetapi bukan emas," ujar Arnott.

Batu Penguji
"Batu penguji yang sesungguhnya," ujar pendeta Anglikan Trevor "adalah apakah orang-orang yang terkena mukjizat itu makin dekat kepada Tuhan atau tidak, mengembangkan iman yang makin kuat di dalam kuasa-Nya atau tidak dan menjadi makin serius terhadap Allah". Pearce berkata tandas: "Iblis tidak dapat melakukan hal-hal itu."

Yang penting bagi fenomena debu emas ini adalah: Jika orang-orang disembuhkan atau mengenal Kristus, atau jika iman mereka dikuatkan, atau jika mereka menjadi makin bersemangat di dalam penginjilan sebagai hasil dari debu emas atau tambalan emas, maka Allah sedang berkarya tidak jadi masalah betapa aneh tampaknya atau tidak masuk akal manusia. Sekitar 25 persen dari kasus yang dilaporkan ternyata tidak benar. Orang yang mengira menerima mukjizat mengetahui belakangan bahwa dokter gigi mereka telah memasang mahkota gigi emas di mulut mereka dan mereka telah lupa akan hal itu.

Dua puluh lima persen lainnya terbukti benar-benar emas. Wagner, yang berkata bahwa dia percaya Allah bisa melakukan mukjizat ini, mencatat bahwa mereka seharusnya menangkap perhatian dari dunia sekular. "Para ahli kimia mencoba untuk mengubah unsur-unsur lain menjadi emas selama satu milenium," ujarnya. "Mereka tidak berhasil, tetapi Allah bisa."Namun, yang membuat masalahnya menjadi rumit, ada pertanyaan tentang orang-orang yang merekayasa fenomena debu emas dengan menyebarkan debu keemasan di diri mereka sendiri. Salah satu pendeta Brasilia, Silvania Machado, bersikeras dia tidak memalsukan manifestasi itu meskipun dua pengujian independen menunjukkan bahan yang jatuh dari kepalanya adalah sejenis lapisan plastik.Di dalam sebagian besar kasus di mana debu emas muncul di Amerika Serikat, tidak seorang pun menguji bahan itu dan beberapa pendeta merasa tidak enak karena mereka melihat debu itu muncul begitu saja.

"Kami tahu kejadian ini adalah fenomena adikodrati, apakah debu ini dari emas atau tidak," ujar pendeta Bill Ligon dari Christian Renewal Church di Brunswick, Georgia. Gerejanya mulai menyaksikan fenomena debu emas awal tahun 2001 ini. "Faktanya Allah mengirimkan tanda adikodrati di tengah kita yang Dia pakai untuk memenangkan orang yang hilang, menyembuhkan orang sakit dan membebaskan yang terbelenggu," ujar Ligon.

Yang sering jadi pertanyaan dalam fenomena ini, apakah emas yang muncul itu asli atau palsu. "Banyak orang mengira tambalan mereka berubah menjadi emas padahal tidak," Wagner mengingatkan. "Dokter gigi saya di Colorado Springs cerita ada seorang wanita yang datang kepadanya dan mengira bahwa tambalan peraknya berubah menjadi emas, tetapi dia berkata bahwa tambalan itu bukan emas. Bahkan, lobang di giginya masih tetap ada." Pada November 1998 pendeta Bob Shattles dari Friendship Baptist Church di Austell, Georgia, mengundang Heflin untuk melayani jemaatnya. Ketika Heflin berdoa baginya, Shattles diliputi kuasa Roh Kudus.

Keesokan harinya, Shattle berkata, minyak mulai keluar dari tangannya, dan pada petang harinya debu emas mulai muncul di wajahnya saat dia memimpin kebaktian. Dia berkata dia menerima urapan khusus penginjilan hari itu. Sejak itu dia telah membawa lebih dari 2000 orang untuk datang kepada Kristus.Pada akhir tahun 1998 Heflin mengalami fenomena debu emas setiap kali dia berkhotbah. Dia tidak sendirian. Pada bulan Maret 1999 dalam sebuah konferensi di Toronto Airport Christian Fellowship (TACF), hampir 700 orang menerima tambalan emas atau perak di gigi mereka. Gereja itu menulis fenomena itu di dalam warta jemaat mereka dan di situs mereka dan hampir bersamaan, laporan tentang adanya debu emas mulai terjadi di Oklahoma, California, Florida, Montana, Tennesse, Kansas, North Carolina, Ohio dan di luar Amerika Serikat.Kapan saja Heflin atau Shattles berkhotbah, mukjizat emas-baik debu maupun gigi-muncul. Fenomena ini menyebar dari Toronto dan juga dari Afrika Selatan beberapa bulan lebih awal. "Fenomena ini sangat menular," ujar Marc Dupont dari Fort Wayne (Indiana) Vineyard Christian Fellowship.Setelah konferensi di Toronto, pendeta TACF John Arnott dengan bersemangat menelepon Che Ahn, pendeta Harvest Church di Pasadena, California, untuk menceritakan fenomena ajaib ini. Meskipun saat itu waktu menunjukkan pukul 11:30 malam di California, begitu mendengar tentang penambalan gigi secara adikodrati, Ahn meminta Arnott untuk mendoakannya via telepon.Keesokan harinya, Ahn memperhatikan tambalan giginya yang terbuat dari campuran logam warna abu-abu berubah menjadi perak yang bersinar. "Mereka bersinar cemerlang," ujar Ahn. "Saya hanya bisa berkata, 'Wow.' Hal ini memberi saya iman bahwa Allah sedang melakukan sesuatu."Ahn sudah terjadwal untuk berkhotbah di gereja-gereja di Oklahoma dan Tennessee minggu itu, jadi dia membagikan kisah mukjizat itu di dua tempat tersebut. Orang-orang menerima tambalan dan mahkota gigi emas di tempat yang sama dan mukjizat itu terjadi lagi di gerejanya sendiri di Pasadena dan sebuah gereja di Pennsylvania ketika dia diundang untuk berkhotbah di sana minggu berikutnya. Sejak saat itu Ahn melihat mukjizat yang sama di Indonesia, Filipina dan Hong Kong.

Seperti fenomena Toronto Blessing dengan Holy Laughter-nya, fenomena debu emas ini juga menyebar seperti api. Contohnya bisa diamati pada diri Ruth Heflin, seorang pendeta pentakosta yang telah melayani selama 45 tahun di Calvary Pentecostal Tabernacle. Heflin berkata dia melihat fenomena debu emas pertama kali pada bulan Februari 1998 setelah beberapa rekannya mengunjungi Brasilia. Putera pionir Pentakosta ini berkata, dia tidak ragu-ragu bahwa mukjizat debu emas ini berasal dari Allah. Orang-orang mulai melihat debu emas di wajah Heflin setiap kali dia berkhotbah. Wagner dan isterinya, Doris, pertama kali mendengar mukjizat gigi ini pada awal 1980-an ketika mereka melihat pelayanan Omar Cabrera. "Saat ini," ujar Wagner, "hampir tidak ada gereja di Argentina yang jemaatnya belum pernah mengalami mukjizat kesembuhan ilahi di gigi mereka."Bahkan di kebaktian-kebaktian yang diadakan oleh penginjil Argentina Carlos Annacondia, Wagner menambahkan, "Orang-orang hanya boleh memberi kesaksian di tempat umum jika mereka mendapat tambalan adikodrati di tiga atau lebih gigi mereka. Jika hanya satu dari gigi mereka yang ditambal secara adikodrati itu sudah dianggap lumrah."Mukjizat gigi ini menyebar ke Brasilia pada awal 1990-an, negara di mana fenomena debu emas pertama kali berasal. Meskipun ada banyak laporan terpisah tentang penambalan gigi secara ajaib ini di Amerika Utara pada tahun 1800-an, tetapi fenomena ini baru menyebar secara internasional pada tahun 1999.

Choky Sitohang Disembuhkan Dari Hepatitis

Picture
Siapa yang tidak mengenal presenter yang berpenampilan menarik dan sedang naik daun ini. Tanpa disangka-sangka Choky divonis dokter terkena penyakit Hepatitis (liver). Ia terkejut karena ia merasa bahwa ia adalah orang yang paling sehat. Tetapi ia malah jatuh sakit. Yang membuat ia kecewa adalah karena ia mengalami sakit pada saat ia sedang berkarir. Ia sedang mengejar cita-citanya untuk menjadi presenter terkenal.

Pada saat itu ia mulai flash back kehidupannya 2 tahun terakhir ini. Ia sibuk dengan pekerjaannya. Ia mencari uang dengan giat, sesudah itu ia menghabiskan waktu dengan hobi dan teman-temannya. Setelah lelah sampai dirumah ia langsung beristirahat. Ia lupa bahwa ia tidak pernah meluangkan waktunya untuk menyapa Tuhan. Ia tidak pernah bersaat teduh bahkan hari Minggu terkadang ia tidak ke gereja, dan Roh Kudus mulai mengingatkannya akan hal itu.
Pada saat ia sakit, ia harus dirawat di Rumah Sakit selama 21 hari. Padahal ia tidak mempunyai cukup uang untuk biaya Rumah Sakit. Dokter berkata bahwa ia harus tetap dirawat karena sakitnya cukup parah. Tetapi dokter berkata bila ada mukjizat maka Choky dapat keluar Rumah Sakit sesegera mungkin. Pada hari ke delapan, Choky berangsur-angsur pulih. Akhirnya ia bisa keluar dari Rumah Sakit dan ia dapat membayar biaya Rumah Sakit. Tetapi Choky tidak dapat langsung dapat melakukan kegiatannya. Ia harus bed rest selama 3 bulan. Ia menjalaninya. Pada saat ia merasa sehat, perasaan takut itu datang. Ia merasa tidak bisa sukses. Tetapi pada saat itu Tuhan meyakinkan bahwa ia harus melakukan bagiannya dan Tuhan yang akan lakukan bagian-Nya.

Mulai saat itu ia kembali menulis CV untuk ia masukkan ke beberapa agensi. Ia mulai menghubungi teman-temannya dan mencari link untuk memberikan jalan ia menjadi presenter. Ia melakukan yang terbaik pada waktu di casting. Sampai pada akhirnya produsernya berkata bahwa ia adalah orang yang tepat untuk acara ini.

Ada saatnya ia hampir gagal dan ia ingin menyerah. Tetapi Tuhan jelas berkata jangan pernah menyerah, lakukan terus apa yang sedang dilakukan karena ia menuju keberhasilan. Ia mendapatkan satu ayat “Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang naik terbang…”. Ada waktunya Tuhan memberikan kepercayaan dari yang kecil dampai yang besar. Dari perkara yang kecil, bila kita setia lalu Tuhan pasti akan mempercayakan hal yang besar.

Tuhan mengajarkan Choky untuk tetap optimis. Melakukan sesuatu yang baru dengan semangat. Tuhan Yesus adalah sahabatnya. Walaupun banyak sahabatnya di dunia tetapi ia merasa bahwa Yesus adalah sahabat sejatinya. Pengharapan akan menimbulkan iman dan pada akhirnya akan menghasilkan satu solusi. Itulah hal yang ia percayai tentang kehidupannya bersama Tuhan Yesus. (Kisah ini ditayangkan 24 November 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel)


Kisah Pilu Marthin, Ayah Kiki Idola Cilik

Picture
Siapa yang tak mengenal Kiki? Semenjak memenangkan kontes penyanyi cilik yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta, nama Kiki memang semakin terkenal. Penampilan bocah 12 tahun itu telah memikat jutaan pemirsa terutama anak-anak sebayanya. Namun di balik kesuksesan Kiki, terdapat kisah sang ayah yang sangat mengenaskan.

Dahulu, ayah Kiki, Marthin Egeten diminta bantuan oleh atasannya untuk membetulkan mesin yang trouble.

“Teman saya waktu itu sempat memberi isyarat pada saya bahwa ada percikan api yang keluar dari atas. Saya kaget! Saya tidak bisa berbuat apa-apa sewaktu itu. Refleks, tangan kanan saya menutup mata saya. Saya bingung bagaimana harus keluar dari situ sewaktu itu. Saya tidak bisa keluar karena saya tutup mata saya. Dan api tetap membakar tubuh saya. Saya sudah merasakan kepanasan dan perih. Api itu tetap mengikuti saya. Saya ke kiri, api itu ke kiri. Saya ke kanan, api itu ikut ke kanan. Saya pikir saya sudah mau mati. Karena saya sudah dibuat capek, sudah dibuat lelah oleh api ini. Saya lari ke sana kemari, saya peluk kabel. Tapi tidak ada aliran listrik yang membunuh saya. Akhirnya saya pun pasrah begitu saja,” kisah Marthin bagaimana ia terserang api dan berjuang untuk keluar dari siksaan api tersebut. Dalam keadaannya yang sudah tak berdaya, Marthin mengalami sebuah peristiwa yang aneh.

“Saya memejamkan mata, saya mendengar suatu seruan yang sepertinya keluar dari seorang wanita, ia katakan dan membangun saya dengan suara yang nyaring. Ia katakan sama saya waktu itu – ‘Tidak, kamu harus bangun. Kamu harus lawan api itu dan kamu akan diselamatkan.’ – Setelah saya buka mata saya, saya sudah bisa menangkap Cahaya. Cahaya terang. Saya kaget sewaktu itu, karena saya sudah terbaring rapi di depan panel yang terbakar tadi,” lanjut kisah Marthin.

Dalam kondisinya yang setengah sadar, teman-teman Marthin pun kemudian datang dan menolong Marthin.

“Mereka pikir saya sudah mati atau bagaimana pingsannya, waktu diangkat bagian tangan ini, tangan ini sudah matang, gosong, kulitnya terkelupas. Saya merasakan tangan, kepala, kaki itu sudah terpisah-pisah karena saking perihnya itu,” kisah Marthin.

Melihat kondisi luka bakarnya yang sangat parah, Marthin segera dilarikan ke rumah sakit. Saat istri dan ibu Marthin tiba, betapa terkejutnya mereka melihat keadaan Marthin. Akibat tegangan listrik bertegangan tinggi dan sambaran api yang begitu dahsyat membuat tubuh Marthin bagai seonggok daging asap yang hangus terbakar.

Setelah menunggu beberapa jam, tiba-tiba sebuah pernyataan dokter membuat jantung ibu dan istri Marthin seakan berhenti berdetak. “Lebih baik ibu pulang saja, membereskan rumah, karena katanya Bapak mungkin sudah tak bisa tertolong lagi. Karena luka bakarnya sudah stadium 4,” kisah istri Marthin.

Marthin sendiri mendengar perbincangan mereka, “Mereka pikir saya tidak bisa mendengar, saat itu dalam keadaan pingsan atau bagaimana. Tapi, saya masih bisa mendengar sewaktu itu. Hati saya semakin sakit. Karena… itu mengingatkan kembali perkataan saya sama istri saya bahwa saya akan melakukan tanggung-jawab sepenuhnya. “Kamu tenang saja,” – itu janji saya sama istri saya.”

Janji yang begitu manis, pupus sudah. Kini yang tersisa adalah guratan kesedihan dan ketakutan mendalam yang nampak dalam diri istri dan ibu Marthin.

“Saat itu saya belum siap untuk ditinggal oleh bapaknya Kiki. Waktu itu Kiki masih kecil, dia butuh seorang ayah. Memang sewaktu itu di pikiranku, pasti meninggal kan… Karena dari kisah teman-temannya memang tak akan ketolong lagi. Di hati saya, saya berdoa – “Tuhan, jika boleh… Tuhan kasih lagi kesempatan kami bersama. Saya akan terima dia apapun keadaannya,” tutur istri Marthin.

Dalam kondisinya yang kritis, sang ibu membacakan sebuah kisah menarik kepada Marthin. Dan hati Marthin pun tersentuh saat mendengarkannya.

“Mama saya membisikkan cerita-cerita bagaimana Tuhan Yesus dulu punya penderitaan. Dan disitulah saya terkejut dan terbangun dari kelemahan saya,” kisah Marthin.

Beberapa jam kemudian, Marthin pun menunjukkan tanda-tanda kehidupan. “Saya mulai memberikan reaksi melalui tubuh saya. Saya terbatuk, mama saya langsung berteriak. ‘Dia hidup!’- Dan dokter itupun merasa terkejut ketika ia mulai melihat denyut dan tanda nadi.”

Setelah Marthin sadar dari keadaan kritis, beberapa hari kemudian dokterpun langsung melakukan tindakan operasi. Ada bagian luka dari Marthin yang harus ditutupi dengan daging yang diambil dari tubuh Marthin sendiri.

Setelah operasi tersebut berhasil, penderitaan Marthin belum berakhir. Ia mengalami pergolakan batin saat akan melihat wajahnya sendiri.

“Setiap orang yang datang… pingsan ketika melihat saya. Saya bingung, sudah separah mana wajah saya, keberadaan saya waktu itu. Saya menguatkan hati saya, saya minta cermin. Sebenarnya mama saya tidak mau kasih, tapi saya bilang kalau saya penasaran. Kok sampai suster saja tidak mau masuk sini?. Saya pun perlahan-lahan melihat pantulan wajah saya di cermin…” kisah Marthin.

Marthin sangat terkejut melihat wajahnya yang terpantul di cermin.

“Itu sebenarnya sudah bukan orang lagi, itu sudah tengkorak. Semuanya mulai rata. Yang tinggal hanya gigi dan mata,” ujar Marthin.

Kecewa dan sedih. Semua bercampur dalam batin Marthin saat ia melihat wajahnya hancur berantakan. Ia menjadi putus asa… Sehingga berpikir lebih baik mati saja.

“Karena percuma… Saya bilang sama Tuhan, ‘Tuhan kok tidak adil ya?’ – Setiap saat saya mau keluar, saya selalu berdoa. Waktu di tempat kerja, kalau ada kesempatanpun saya berdoa, saya minta Tuhan kalau bisa saya dijauhkan dari malapetaka dari kecelakaan. Tapi kok tiba-tiba begini… Mengapa Tuhan? Mengapa bukan orang-orang yang melakukan hal-hal yang lebih jahat lagi? Saya menangis sambil mengatakan itu…” kisah Marthin.

Belum habis kepedihan batinnya, setiap hari Marthin harus menahan rasa sakit yang luar biasa saat harus bangun dari tidurnya. Marthin pun sering mengalami pendarahan sehingga ia harus sering mengalami transfusi darah agar dapat bertahan hidup.

Belum usai kepedihan Marthin, ia pun dilingkupi ketakutan akan kepergian sang istri. Bahkan ketika melihat dokter berbicara dengan sang istri, api amarah berkecamuk dalam pikiran dan batinnya.

“Dalam keadaan kelemahan itu, terpikir juga bahwa… hancurlah sudah keluarga kita. Sia-sialah keluarga kita yang sudah kita bangun bersama pada waktu yang lalu,” pikir Marthin mengenai keadaan keluarganya yang akan berubah akibat tragedi yang dialaminya.

Pikirnya, kalaupun istrinya ingin meninggalkan dia, itu adalah hak istrinya. “Tapi jujur dalam hati saya, saya tidak terima.” Tetapi istrinya sendiri tidaklah seperti itu. “Tak mungkinlah seenaknya saya cepat-cepat mencari pengganti,” bantah istrinya.

Perawatan selama 1 tahun di rumah sakit membuat keadaan Marthin semakin baik, bahkan kulit baru mulai muncul di beberapa bagian tubuhnya. Namun penderitaannya belumlah usai ketika ia kembali ke rumah. Karena untuk hal-hal kecil pun, Marthin haruslah selalu membutuhkan bantuan istrinya.

“Saya ini merasa berdosa sekali. Keadaan saya ini menjadi beban buat mereka semua. Ya, saya tidak bisa melakukan apa-apa,” tutur Marthin.

Merasa keberadaannya hanya menyusahkan keluarga membuat semangat hidup Marthin semakin padam. Bahkan saat ia mencoba memberanikan diri untuk bersosialisasi, sebuah penolakan yang menyakitkan pun harus ia terima.

“Perasaan takut, perasaan minder itu ada ya… Saya pernah mencegat mobil, tapi, sampai mobil pun gak mau berhenti. Dari jauh saya sudah kasih tanda ke angkot, tapi begitu dekat, sopir itu membuang muka seakan-akan tidak melihat apa-apa. Selama setengah jam saya berdiri di pinggiran jalan, saya menjadi malu, saya pulang. Saya merasa sedih sekali,” kisah Marthin mengenai penolakan ketika ia bergaul di tengah masyarakat.

Bahkan keceriaan dan kegembiraan anak-anak yang biasanya bermain di depan rumah Marthin berubah menjadi teriakan ketakutan saat melihat dirinya.

“Lebih baik saya mati saja, kenapa Tuhan membiarkan saya lagi hidup? Kalau saya harus berhadapan dengan orang-orang di luar sana yang mungkin merasa takut dan jijik dengan keberadaan saya,” kisah Marthin.

Namun di tengah keletihan batinnya, Marthin mencoba untuk menemukan kedamaian yang abadi. “Satu hal yang dia berikan kepada saya, kini kita tahu sekarang… Bahwa segala sesuatu yang terjadi, itu adalah campur tangan Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Sungguh luar biasa perkataan dari nas itu yang menggembirakan saya, menguatkan saya. Sehingga tadinya saya merasa tidak berguna lagi dengan apa yang saya alami. Tetapi ketika saya menemukan kata peneguhan ini, saya merasa berarti. Saya masih berarti di mata Tuhan.”

Saat itu Marthin mulai menemukan sebuah harapan baru dalam hidupnya. Bahkan sang istri, mulai membuat Marthin merasa semakin berharga.

“Yang saya rasakan ketika berada dengan dia… Apa yang kami alami, apa yang kita lakukan pada masa-masa pacaran itulah yang terjadi. Seperti ketika dia menggandeng saya ketika kami berjalan,” kisah Marthin.

Tak hanya perhatian dari sang istri, sang anak yang waktu itu masih berusia 7 tahun pun menunjukkan kasih sayangnya. Kiki, selalu mengajak ayahnya untuk pergi keluar bersama. Tetapi Marthin yang menolak dengan mengatakan bahwa nanti teman-teman Kiki akan mengejek Kiki jika melihat keadaan ayahnya. Tetapi Kiki tak menyetujui perkataan ayahnya itu bahkan ia akan marah jika ada teman-temannya yang mengejeknya dan ayahnya.

Melihat itu, Marthin sangat senang dan mengucap syukur dengan keluarganya. “Saya tidak malu. Yang penting anak dan istri saya masih mau mengakui keberadaan saya walaupun keadaan saya sudah begini.”

Kiki sendiri berkata, “Kiki tak pernah malu dengan keadaan papa seperti itu. Karena papa itu seperti malaikat yang selalu membimbing Kiki dan sering mengajarkan yang terbaik buat Kiki.”

“Cinta saya sama suami saya seperti cinta kayak kami pacaran dulu. Sampai sekarang juga, masih tetap cinta. Tak berkurang, malahan, dulunya 100 persen sekarang menjadi 200 persen,” ujar Anitha, istri Marthin.

“Dokter dulu memvonis bahwa saya tidak ada harapan sama sekali. Namun, mukjizat Tuhan lain. Ketika manusia angkat tangan, Tuhan turun tangan. Jadi mustahil bagi manusia, bukan mustahil bagi Tuhan,” tutup Marthin Egeten. (Kisah ini ditayangkan 24 November 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel)


Kesaksian Chariah, Muslim di Malaysia

Saya telah dilahirkan anak lelaki kepada keluarga Muslim di Malaysia. Keluarga kami mempunyai tradisi keagamaan dan politik yang panjang dan penting di Malaysia. Sebagai orang-orang kenamaan di dalam sebuah negara Islam, agama Islam telah memainkan peranan utama dalam semua aspek kehidupan seharian kami.
 
Saya telah dibesarkan mengikut adat istiadat Islam, diajar bahasa Arab, pendidikan Al-Qur’an, upacara-upacara penyucian, doa, puasa dan sebagainya. Tetapi saya juga mempunyai kesempatan untuk kerap mengembara dan bermastautin semasa kecil di berbagai-bagai negara asing dan menimba ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan-kebudayaan dan agama-agama yang berlainan. Saya berpeluang berkenalan dengan penganut-penganut agama Buddha, Hindu, Yahudi, Kristian dan teramat ingin tahu, yang manakah satu-satunya agama yang betul. Memang jelas tidak mungkin adanya Allah yang Esa tetapi ada pula pelbagai jalan untuk mengenal Dia kerana ajaran dan perintah-perintah setiap agama itu kerap bercanggah; maka tidak mungkinlah Allah yang sama yang memberi ajaran agama-agama tersebut kepada manusia. Renungilah alam ciptaan-Nya! Belajarlah hukum-hukum fizik. Setiap hari kita dapat menikmati seorang Pencipta dengan kebijaksaan, pengetahuan dan logik yang tidak terbatas! Selanjutnya, Pencipta ini tidak mungkin begitu mengelirukan dan kelam kabut seperti yang dilambangkan oleh agama-agama di dalam dunia ini.
Saya teringat kepada satu peristiwa ketika berumur enam tahun. Oleh kerana darjatnya ayah sering ke merata-rata tempat sehingga kadang-kadang saya tidak bertemu dengannya untuk berbulan-bulan. Pada suatu hari, saya amat merinduinya dan ingin bertemunya. Terlintas pada fikiran saya pula untuk berdoa kepada Allah agar membawa ayah pulang. Tetapi pada ketika itu, timbul pula masalah yang besar! Saya maklum akan bagaimana berdoa dalam bahasa Arab dan juga upacara penyucian tetapi saya tidak erti langsung bagaimana berdoa kepada Allah untuk keperluan yang khusus. Saya tidak mampu berdoa kepada Allah untuk hasrat itu dalam tertib yang berpatutan, disusuli dengan ayat-ayat yang betul dan teratur bentuknya. Saya hanya mengenal Allah sebagai Tuhan yang sangat, sangat jauh. Dia Tuhan Kudus yang hanya dapat dijangkau melalui pendalaman ilmiah Al-Qur’an berserta perintah-perintah di dalamnya, upacara-upacara penyucian yang betul serta Bahasa Arab yang betul. Sebaliknya, saya mempelajari bahawa agama Kristian itu sebagai agama yang mudah, berasaskan kasih dan maaf – yang sentiasa sedia menerima mereka yang lemah dan tidak layak. Saya selalu kagum apabila menonton filem-filem Kristian semasa kecil. Sebagai contoh, dalam kisah Quo Vadis, golongan orang Kristian yang ditindas dan diseksa oleh orang Rom, dengan hati yang rela sedia memaafkan perbuatan orang Rom yang keji itu. Golongan orang Kristian itu kemudiannya telah dibuang untuk dibaham singa-singa buas yang lapar di gelanggang perlawanan (amphitheater). Berhadapan dengan maut, mereka mula memuji dan menyembah Tuhan mereka. Saya dapat merasai satu tenaga kuat yang tidak dapat dijelaskan tersebar daripada kumpulan Kristian itu. Mereka lemah, namun kuat. Mereka menghadapi maut, tetapi pasti akan hidup untuk selama-lamanya. Saya sangat kagum tetapi juga keliru. Akhirnya, saya membuat keputusan untuk berdoa dengan neutral dan memohon kepulangan ayah tidak lewat dari esok.
 
Pada keesokan harinya, terdapat ketukan di pintu. Ketika saya membuka pintu, terlihatlah wajah ayah yang bersenyum ke arah saya. Ayah memaklumkan bahawa dia mahu memeranjatkan kami dengan kepulangannya! Alangkah gembiranya perasaan saya dan saya tahu bahawa doa saya itu telahpun dikabuli Allah. Pada waktu itu, saya sudah yakin akan kewujudan Allah. Tetapi masih terletak pada hati saya azam untuk mengetahui siapakah Allah yang sebenarnya!
 
Ketika di tanahair, saya dapati bahawa adat istiadat dan hukum-hukum Islam sukar dituruti. Semasa bulan Ramadan bulan puasa, saya dilarang menelan air liur. Apabila saya terkentut selepas membersihkan diri sebelum bersembahyang, haruslah membersihkan diri sekali lagi. Jika pula menguap, ayat-ayat Al-Qur’an mesti dibaca untuk mencegah diri dari dirasuk oleh makhluk halus yang masuk melalui mulut. Saya juga dilarang menyentuh anjing, mahupun bermain dengan anjing mainan. Antara barang kepunyaan saya ialah rantai leher yang terhias dengan ayat-ayat suci yang mesti ditanggalkan sebelum ke tandas. Terdapat beribu-ribu lagi perintah-perintah yang harus ditaati sehingga saya menjadi sangat takut sekiranya melakukan kesilapan dan seterusnya gagal. Maka, saya tidak dapat menemui ketenteraman jiwa.

Pada satu ketika, saya telah menerima sebuah Al-Kitab dan mula membacanya. Saya membaca keempat-empat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya di dalam Perjanjian Baru. Setiap ayat yang dibaca menyeru kepada hati saya. Saya dapati bahawa di depan Allah, kita semua pendosa. Tidak kira betapa kuat dan tekunnya kita cuba memenuhi kehendak hukum-hukum itu, kita tidak mungkin akan berjaya. Ini kerana Allah itu lebih Kudus dari yang disangka. Cuma satu dosa memadai dalam hidup kita untuk membatalkan kemasukan kita ke dalam Syurga. Tambahan pula saya mengakui bahawa saya telah berdosa sekurang-kurangnya sekali di dalam hidup saya. Tetapi Allah telahpun berfirman: (Efesus 2:8) “Hal ini demikian, kerana dengan rahmat Allah, kamu diselamatkan oleh sebab kamu percaya kepada Yesus. Penyelamatan itu bukan hasil usaha kamu sendiri, melainkan karunia Allah.”
***
Pada satu hari, ayah dan saya sakit tenat. Saya telah menemui beberapa orang doktor, tetapi mereka semua tidak berjaya menentukan jenis penyakit itu. Biarpun saya memakan semua ubat yang diberikan, saya merasa letih dari hari ke hari. Saya telah hilang berat badan sebanyak dua belas kilogram dan terasa bahawa sudah hampir tiba masanya untuk menemu ajal. Kemudian barulah saya mula berdoa kepada Allah. Saya mengaku segala dosa-dosa saya dan memohon ampun dari Allah. Saya menerima korban yang diberi Allah melalui anaknya Yesus Al-Masih dan kematian Yesus sebagai ganti saya untuk dosa-dosa saya. Walaupun saya tidak terdaya untuk makan, berdiri atau melakukan apa-apa perkara yang fizikal – saya berupaya untuk berdoa dan bersedia untuk bertemu dihakim-Nya pada Hari Kiamat buat selama-lamanya. Memanglah menjadi hasrat saya untuk ke syurga.

Setelah empat atau lima hari terlantar di dalam bilik tanpa rawatan, saya dimasukkan ke dalam hospital. Di masa yang sama, ayah dimasukkan ke dalam Unit Rawatan Rapi (ICU). Pada satu pagi, saudara-mara saya telah mengejutkan saya dari tidur dan menyampaikan berita sedih bahawa ayah telahpun meninggal dunia…

Punca rasmi kematian arwah ayah ialah kerana lemah jantung. Tetapi sebenarnya, doktor-doktor tidak dapat mengenal pasti punca penyakit yang dihidapi kedua-dua ayah dan saya. Terdapat khabar angin bahawa kami berdua telah diracun ataupun mangsa-mangsa ilmu sihir. Saya percaya bahawa saya masih hidup kerana firman-Nya di dalam Markus 16:17-18 yang berbunyi “Kepada mereka yang percaya akan diberi tanda-tanda ini: Mereka akan mengusir roh jahat demi nama-Ku; mereka akan berkata-kata dalam bahasa yang tidak diketahui. Jika mereka memegang ular atau meminum racun, mereka tidak akan mendapat celaka. Jika mereka meletakkan tangan pada orang sakit, orang sakit akan sembuh”

Beberapa tahun kemudian saya telah menghidap penyakit batin pula dan pakar psikologi tidak dapat membantu saya. Saya terkenang akan kepada Allah, yang mampu menolong dalam situasi-situasi yang rumit; Allah yang menyebabkan orang yang beriman kepada-Nya rela memaafkan musuh-musuh mereka dan menyembah Dia ketika berhadapan maut di gelanggang lawan itu (amphitheater); Allah yang mampu memulihkan apabila seorang itu terminum racun dan juga yang rela membantu ketika kemasyghulan. Secara kebetulan isteri saya telah membawa saya ke upacara ibadat seorang Evangelist (pengkhabar Berita Baik) Amerika (Ray Jennings). Di sanalah kami sekeluarga menukar kepercayaan kepada agama Kristian. Si Evangelist itu menumpangkan tangannya di atas saya lalu berdoa untuk penyembuhan saya. Dengan serta-merta, saya dipulihkan menurut firman Allah: “Kepada mereka yang percaya akan diberi tanda-tanda ini: … jika mereka meletakkan tangan pada orang sakit, orang sakit akan sembuh”

Pada hari ini saya bergerak dengan kehadiran Allah dalam hidup saya dan saya tahu bahawa Dia bersama saya. Kerana itu, saya mahu kamu tahu, wahai si pembaca Muslim, bahawa Allah yang Esa dan benar yang diperkisahkan Al-Kitab itu akan juga bersama-sama kamu apabila kamu membuat keputusan untuk mengikut cara yang ditunjukkan Isa.

Kondisi Tubuh Saya Adalah Karunia

Picture
Nick Vujicic adalah seorang pria asal Australia yang mempunyai kondisi tubuh cacat. Dia tidak mempunyai kedua tangan dan kaki yang utuh. Kaki sebelah kirinya pendek sekali, nyaris hanya dari mata kaki sampai telapak kaki. Bagaimana Nick dapat menerima kondisi tubuhnya ini dan bagaimana dia menjalani kehidupannya? Simak wawancara SOLUSI dengan Nick Vujicic berikut ini.

Host: Suatu saat dalam hidup anda, pasti pernah kecewa pada Tuhan. Pernahkah anda berpikir untuk bunuh diri?

Nick: Waktu saya berusia 12 tahun, saya berniat untuk bunuh diri. Saya memang pergi ke sekolah, tapi hidup saya tidak ada di sekolah. Saya melihat diri saya tidak layak lagi untuk hidup… dan saya begitu menyesali keadaan diri saya… Tapi yang saya harapkan saat itu seseorang datang dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Masalahnya jika orang mengatakan hal itu, maka saya akan katakan, “Bagaimana bisa, kamu tidak tahu pahitnya hidup dan masa depan saya. Yang membuat saya senang adalah memiliki orang tua dan saudara yang sangat mendukung saya. Saya selalu terbuka dengan mereka tentang hidup dan perjuangan saya.

Host: Apakah anda pernah protes kepada Tuhan?

Nick: Tentu saja, khususnya pada saat saya berusia 7 sampai 9 tahun. Saya tumbuh di keluarga Kristen, semua orang berkata bahwa tuhan itu Kasih. Setiap orang berkata bahwa Tuhan baik selamanya dan untuk selamanya Tuhan baik. Tapi saya tidak bisa mengatakan itu. Saya tidak dapat melihat kasih Tuhan dalam hidup saya karena rasa sakit dan penderitaan yang saya alami. Saya tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi atas diri saya. Rupanya Tuhan tahu kalau saya akan dilahirkan seperti ini dan saya pikir kalau Dia mengasihi saya, seperti kepada yang lainnya, kenapa Dia membiarkan saya dilahirkan seperti ini… dan juga, kalau Dia dapat melakukan segala sesuatu, mengasihi dan memperdulikan saya, lalu mengapa Dia tidak memberikan saya tangan dan kaki secara mujizat?

Untuk beberapa tahun saya marah pada Tuhan, tidak bicara kepadaNya dan tidak mau melakukan apapun untukNya, sebab dalam setiap keadaan membuat saya bertanya dimanakah Tuhan? Apakah Dia itu benar-benar ada? Apakah Dia mendengar doa kita? Pertanyaan-pertanyaan ini yang selalu terlintas dalam benak saya.

Host: Kapan anda bisa menerima diri anda apa adanya?

Nick: Waktu saya berusia 8 tahun, saya mengalami depresi yang sangat berat. Dipenuhi oleh kemarahan saya terhadap Tuhan, membuat saya ingin menyerah dari hidup ini. Saya selalu bergantung pada orang lain, bahkan untuk mengambil segelas airpun saya tidak mampu. Jadi daripada saya membebani orang lain, lebih baik saya akhiri saja hidup saya. Saya tidak menemukan arti dan tujuan hidup saya…

Seperti tertulis dalam kitab suci, bahwa Tuhan memiliki harapan dan masa depan untuk kita, tapi saya sama sekali tidak meemukan harapan dan masa depan bagi hidup saya. Jadi seringkali saya tidak mengerti bagaimana saya bisa menikah, berkeluarga, hidup sepeti orang normal dan yang lainnya… dan sekalipun menikah, bagaimana saya bisa memegang tangan istri saya? Hal-hal inilah yang terjadi atas diri saya. Namun perubaan datng saat umur saya 13 tahun.

Tadinya saya berpikir bahwa saya adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki ketidakmampuan seperti ini. Lalu ibu saya menunjukkan sebuah koran yang memuat artikel tentang seseorang yang mampu mengatasi ketidakmampuannya sendiri. Dan itu membuka pikiran saya, bahwa mungkin saya bukan satu-satunya orang yang menderita. Saya mulai melihat ini sebagai berkat, dan saya melihat hidup saya bukan setengah kosong melainkan setengah penuh. Saya tidak tahu berapa penuh, tapi saya melihat kekurangan ini sebagai karunia.

Host: Pernahkah anda berpikir untuk menikah?
Nick: Tentu saja
Host: Menurut anda, mengapa orang mudah menyerah? Apa harapan anda jika mereka saat ini melihat anda?

Nick: Saya di sini bukan untuk memotivasi karena itu bersifat sementara, saya di sini untuk memberikan inspirasi, karena inspirasi itu bersifat kekal. Dan saya ingin orang mengingat saya waktu mereka melalui masa yang sukar. Saya ingin orang melihat hidup saya sebagai contoh dari kasih karunia Tuhan, supaya semua orang tahu bahwa saya memiliki harapan hanya di dalam Yesus Kristus.

Bagi anda yang ingin mendapatkan DVD kisah nyata dari Nick Vujicic, anda dapat membelinya di situs http://www.lifewithoutlimbs.org/

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:3-5)